Singaraja, koranbuleleng.com| Pemerintah Inggris membangun kerjasama dengan Indonesia untuk membuat Pembangkit Listrik Tenaga Mini Mikrohideo (PLTM), di Bendungan Titab Ularan, Kecamatan Seririt, Buleleng. Pembangkit listrik dengan rendah emisi itu disebut akan bisa mengalirkan listrik ke ratusan kartu keluarga (KK).
Menteri Keamanan Energi dan Net Zero Inggris, Graham Stuart mengatakan pemilihan Bali menjadi salah satu lokasi pembangunan PLTM, untuk bisa menuju bebas emisi pada tahun 2045 mendatang. Selain itu, dengan potensi bensungan tersebut bisa dimanfaatkan untuk mendukung proyek dari energi bersih.
Proyek tersebut juga dibuat sebagai program bilateral antara Inggris dan Indonesia, Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia (Mentari). “Sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan, apa yang dilakukan Indonesia akan berdampak terhadap semua orang di planet bumi ini. Oleh karena itu kami sangat senang bekerjasama dengan Indonesia, dan mendukung Indonesia dalam memenuhi ambisi besarnya,” ujar Graham usai meninjau pembangunan PLTM, Jumat, 8 Maret 2024.
Graham menambahkan, saat ini Indonesia telah berhasil melaksanakan Pemilu terbesar di dunia. Hal itu menegaskan Indonesia sebagai negara demorasi terkemuka. Dia berharap, dengan terpilihnya presiden baru akan mempererat hubungan antara kedua negara.
“Saya juga ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengucapkan selamat kepada Indonesia atas keberhasilan pemilu pada tanggal 14 Februari. Kami berharap dapat bekerja sama dengan Presiden baru dan pemerintahannya. Inggris dan Indonesia merayakan 75 tahun hubungan diplomatik pada tahun ini dan kita memiliki landasan kerja sama yang kuat untuk dibangun,” kata dia.
Sementara, Presiden Direktur PT Brantas Energi, Satiyobudi Santoso mengatakan, PLTM di Bendungan Titab ini akan memiliki daya listrik sebesar 1,27 megawatt. Nantinya listrik tersebut akan digunakan oleh Perusaan Listrik Negara (PLN), untuk mengaliri sebanyak 600 KK.
Pembangunan proyek itu, disebut menelan dana sebesar Rp20 miliar untuk 1 megawatt. Pemerintah Inggris membantu sebesar 10 persen dari total pembangunan. “Dana pembangunan per megawatt hingga 20 miliaran. Dari Inggris 10 persen. Ini dua turbin total daya 1,27 megawatt,” ujar dia.
Santoso menyebut, efek dari pembangunan pembakit listrik ini tidak hanya akan dirasakan oleh warga sekitar. Mengngat emisi karbon saat ini menjadi seluruh negara di dunia. Dibangunnya PLTM ini, juga diyakini akan menurunkan penggunaan energi fosil.
“Bekerja sama dengan negara luar, karena pemanasan gelobal ini tanggung jawab bersama dan kebetulan pemerintah Inggris punya progran untuk projek berbasiskan EPT. Salah satunya ke kami diwadahi SMI,” ucapnya. (*)
Editor : I Putu Nova Anita Putra