Singaraja, koranbuleleng.com | Jalan yang menghubungkan Desa Pakisan dan Desa Tambakan di Kecamatan Kubutambahan kembali rusak parah, meskipun proyek peningkatannya baru rampung beberapa bulan lalu. Kondisi ini memicu kekhawatiran warga dan pengguna jalan, terutama karena kerusakan terjadi pada tikungan serta tanjakan yang ekstrim.
Ketua Komisi II DPRD Buleleng, Wayan Masdana, turun langsung ke lokasi untuk meninjau kondisi jalan pada Senin, 12 Mei 2025. Ia menemukan bahwa kerusakan terjadi bukan hanya pada badan jalan, tetapi juga pada beton penyangga aspal yang mengalami kehancuran akibat luapan air dari gorong-gorong tersumbat.

“Ada juga gorong-gorong yang tersumbat, menyebabkan air meluap dan merusak bagian bawah jalan. Kontraktor sudah saya temui dan mereka berjanji akan memperbaiki,” ujarnya.
Masdana mengungkapkan bahwa kontraktor proyek ini sebelumnya telah menerima SP3 pada akhir Maret 2025 sebagai bentuk teguran dan instruksi percepatan penyelesaian proyek. Namun, belum lama setelah pembangunan rampung, kerusakan kembali terjadi.
Ia juga menyinggung proses tender proyek yang sempat dua kali gagal sebelum akhirnya berhasil dilelang dan dimenangkan pada Agustus 2024. Akibat proses yang molor, pengerjaan terpaksa dilakukan pada musim hujan, sehingga kualitas konstruksi pun terdampak.
“Ini dua kali gagal tender, baru ada pemenang, dan itu jatuh pada Agustus 2024. Akibatnya pekerjaan dilakukan saat cuaca tidak bersahabat,” kata dia.

Politisi dari PDI Perjuangan ini mendesak agar Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Buleleng melakukan evaluasi menyeluruh sebelum serah terima proyek dilakukan. Ia juga meminta agar rambu-rambu keselamatan segera dipasang di sepanjang jalur tersebut, mengingat kontur jalan yang sempit, curam, dan berisiko tinggi bagi pengendara.
“Jangan saling menyalahkan. Ini pelajaran agar ke depan perencanaan proyek lebih matang, terutama jika melibatkan lokasi dengan kondisi medan ekstrim seperti ini,” kata dia.
Untuk diketahui, jalan Banjar Dinas Kelandis – Banjar Tegehe ini membentang sepanjang 3,5 kilometer. Selain menjadi penghubung antara Desa Pakisan dan Desa Tambakan, ruas ini juga menjadi akses alternatif menuju Desa Pelaga, Kabupaten Badung. Meski begitu, medan ekstrim dan cuaca yang tidak bersahabat membuat proyek senilai Rp5,9 miliar dari APBD Buleleng Tahun Anggaran 2024 ini belum menunjukkan hasil maksimal.(*)
Pewarta: Kadek Yoga Sariada