Buleleng Kembangkan Kelapa Genjah di 100 Hektar Lahan Kering, Dukung Kebutuhan Upacara dan Ekonomi Petani

Singaraja, koranbuleleng.com | Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng mulai mengembangkan tanaman kelapa genjah di atas lahan kering seluas 100 hektar. Bantuan ini merupakan program dari Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian RI tahun 2025. Lokasi penanaman difokuskan di Desa Bukti dan Desa Bulian, Kecamatan Kubutambahan.

Tanam perdana dilakukan secara masal pada Jumat, 16 Mei 2025 di Desa Bukti, dengan penanaman awal sebanyak 200 batang pohon kelapa genjah. Program ini diharapkan dapat menjawab kelangkaan kelapa untuk kebutuhan upacara adat di Bali dan sekaligus memperkuat ekonomi petani lokal di wilayah pesisir Buleleng.

- Advertisement -

Kepala Dinas Pertanian Buleleng, Gede Melandrat, mengungkapkan bahwa wilayah Buleleng sangat potensial untuk pengembangan budidaya kelapa, khususnya jenis genjah yang memiliki nilai ekonomi dan budaya tinggi. 

“Sebenarnya setiap tahun kita dibantu bibit kelapa genjah oleh pemerintah pusat. Ini pun disambut baik petani karena saat ini harga kelapa genjah yang dipakai sarana upacara harganya melesat tinggi,” ujarnya Melandrat, Senin, 19 Mei 2025.

Menurutnya, hampir seluruh wilayah pesisir Buleleng yang membentang sepanjang 157 kilometer memiliki kondisi geografis yang cocok untuk ditanami pohon kelapa. Saat ini, total populasi kelapa genjah di Buleleng mencapai 335 hektar, sementara kelapa dalam yang biasa digunakan untuk es kelapa muda dan minyak kelapa, telah ditanam di area seluas 8.300 hektar.

Melandrat menyebut, kebutuhan kelapa genjah untuk sarana upacara di Bali masih sangat tinggi. Namun, sebagian besar pasokan masih didatangkan dari luar Bali, terutama dari Jawa. Hal ini menjadi perhatian serius bagi Pemerintah Kabupaten Buleleng yang melihat peluang ekonomi dari budidaya kelapa genjah lokal.

- Advertisement -

“Potensi budidaya kelapa ini sangat besar. Terlebih sudah ada 80 pengepul kelapa dalam yang selama ini mengirim hasil panen ke luar Bali. Kita di Bali dan Buleleng saat ini masih kekurangan kelapa genjah untuk sarana upacara, ini yang masih didatangkan dari Jawa,” kata dia.

Melalui perluasan lahan kelapa genjah di Desa Bukti dan Desa Bulian, pemerintah daerah ingin mendorong petani untuk beralih pada jenis kelapa yang memiliki masa panen lebih cepat.

Dinas Pertanian Buleleng memilih pengembangan kelapa genjah sebagai strategi jangka menengah. Dengan karakteristik tanaman yang mulai berbuah dalam waktu 3 hingga 4 tahun, kelapa genjah dianggap cocok untuk kawasan lahan kering di Kubutambahan dan sekitarnya.

“Kelapa genjah juga sudah bisa berbuah 3-4 tahun, jadi tidak perlu menunggu lama. Ke depan tentu kita akan terus upayakan lagi, mengingat lahan kering yang cocok ditanami kelapa dan peluang ekonominya sangat bagus,” kata Melandrat.(*)

Pewarta: Kadek Yoga Sariada

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts