Singaraja, koranbuleleng.com| Minuman kaleng, orang selalu membutuhkannya saat berisi minuman. Setelahnya, dibuang begitu saja oleh penikmatnya. Namun oleh sejumlah pemuda dari Komunitas Pemuda Peduli Lingkungan di Desa Panji, Kecamatan Sukasada, kaleng-kaleng bekas tersebut dikumpulkan dan dijadikan barang seni yang punya harga yakni dijadikan miniatur vespa.
Mereka yang menjadikan kaleng bekas ini menjadi miniatur vespa adalah pemuda-pemudi pengelola Bank Sampah Galang Panji, Di Desa Panji. Mereka sangat konsen terhadap pengelolaan sampah, termasuk melakukan pemilahan terhadap sampah yang bisa didaur ulang menjadi benda berharga seperti kaleng bekas.
Daur ulang sampah kaleng justru menjadikan penghasilan bagi para pemuda desa ini. Setiap hari, mereka selalu berfikir kreatif untuk menjadikan sampah kaleng menjadi barang berharga. Proses pembuatan minatur vespa dari kaleng bekas ini juga sederahana. Selain kaleng bekas, alat lainnya yang diperlukan yakni kardus, lem serta isolatif.
Dari tangan cekatan mereka, kaleng bekas itu dikonsep menjadi beragam motif miniature yang berbeda-beda. Setelah jadi, tak dipoles dengan cat namun dibiarkan sesuai dengan motif kalengnya yang aslinya.
Salah satu pemuda yang ikut memproduksi miniatur vespa ini, Kadek Robin mengakui dirinya tertular virus kreatifitas dari teman-teman lainya yang lebih dulu mencoba melakukannya.
“Kami harus memilah sampah kaleng, membersihkannya lalu memproduksinya. Pada saat produksi menempel antar bagian memang agak sulit, selain karena kalengnya tipis juga licin,”ujar Robin.
Hasil karya mereka dijual secara umum dan dipasarkan melalui media sosial. Dalam satu hari, para pemuda ini bisa memproduksi lima sampai enam unit miniatur vespa.
Menurut Korodinator Bank Sampah Galang Panji, Gede Ganesha produksi miniatur vespa melibatkan anak-anak muda Desa Panji yang mau berkreatifitas.
Mereka biasanya berkumpul sepulang dari sekolah untuk memproduksi miniatur. Alhasil, produksi kreatif miniatur vespa ini bisa mendulang penghasilan yang cukup bagi mereka baik untuk keperluan sekolah maupun yang lain.
Peminat miniatur vespa ini dari berbagai kalangan dan muasal. Dalam satu bulan mereka bisa mengirim puluhan miniatur ke berbagai wilayah.
“Semua berawal dari Bank sampah. Mereka yang memproduksi miniatur ini adalah teman-teman pemuda desa Panji. Kami memanfaatkan media online untuk pemasaran dan penjualan. Peminatnya lebih banyak pecinta vespa dan harga jual Rp. 30 ribu perunit.” ujar Ganesha.
Apa yang dilakukan oleh pemuda Desa Panji ini cukup inspiratif dan bisa ditiru bahkan potensi menghasilkan uang untuk kebutuhan ekonomi. |PW|