Keberadaan 10 Ton Beras di Banyupoh Berstatus Quo

Singaraja, koranbuleleng.com | 10 ton beras premium dari BULOG yang dikirim ke Dusun Karangasari, Desa Banyupoh masih tersimpan sampai sekarang. Sejauh ini, belum ada dokumen yang resmi terkait dengan beras tersebut. Ternyata bukan hanya di Desa Banyupoh saja, namun juga dilokasi lain seperti di Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan juga ditemukan beras yang sama, dan belum ada dokumen resmi. Seluruh beras itu masih berstatus quo.

Kapolres Buleleng, AKBP Made Sukawaijaya mengatakan beras-beras itu masih berstatus quo tidak boleh diedarkan kemanapun.  Kapolres mengakui sudah menerima laporan terkait keberadan beras tersebut di rumah-rumah milik warga.

- Advertisement -

“Beras itu masih status quo, tidak boleh diedarkan sampai ada dokumen yang resmi,” terang Kapolres Sukawijaya.

Sukawijaya mengakui saat ini polisi sedang berkoordinasi dengan pihak Bulog untuk mengetahui secara pasti mekanisme pendistribusian beras yang dikeluarkan dari gudang Bulog dalam jumlah besar. Sejauh ini, pihak kepolisian baru mengetahui bahwa beras yang ada di rumah masyarakat di beberapa tempat dikeluarkan dari gudang Bulog di Kediri, Tabanan.

“Kami koordinasi dulu dengan Bulog. Kami tanya, dokumen yang menyertai mana nih? Karena sampai sekarang baru sebatas surat jalan saja yang kami terima. Tentunya dokumen juga kan kami verifikasi, benar atau tidak, peruntukannya untuk apa? Apa cukup hanya dengan surat jalan? Atau ada dokumen lainnya yang menyertai? Apalagi ini beras langsung dari Bulog. “terang Sukawijaya.

Beras yang berada di Desa banyupoh sebelumnya diterima oleh Ketua PK Partai Golkar Gerokgak, Kadek Suwastika. Konon, beras itu akan disebar saat  safari kesehatan mnyambu HUT Partai Golkar, akhir Oktober 2016.

- Advertisement -

Sementara itu, Ketua DPD Partai Golkar Buleleng Putu Singyen berjanji akan mengupayakan dokumen kelengkapan beras kegelisahan di tengah masyarakat. Kiriman beras Bulog tidak hanya di Kecamatan Gerokgak, namun juga ditempat lainnnya untuk memperingati HUT Partai Golkar akhir bulan ini.

Disisi lain,Kepala Desa Bungkulan, Ketut Kusuma Ardana juga menemukan tumpukan beras Bulog di rumah seorang warga Dusun Punuh Lo, Desa Bungkulan. Beras itu sudah terpisah dengan bungkus plastik hitam masing-masing berisi tiga kilogram. Sebagian besar, beras-beras itu sudah diedarkan ke sejumlah warga.

“Awalnya, informasi ini datang dari masyarakat, bahwa katanya ada pembagian beras dari Bulog, setelah saya datangi ke lokasi bersama Bimas Desa Bungkulan, ternyata benar dirumah salah satu warga bernama Gede Dharma Wijaya kami temukan beberapa kantong beras 50 kilogram  dan ratusan paket beras yang dikemas rapi dalam kantong plastik hitam siap edar, beratnya masing-masing 3 kilogram. Sebelumnya tidak ada laporan ke desa tentang keberadaan beras ini, tanpa dokumen” kata Kepala Desa Bungkulan, Ketut Kusuma Ardana.

Kusuma Ardana juga menjelaskan dari informasi penghuni rumah beras ini jumlahnya sekitar 600 kilogram, namun banyak juga yang sudah dikirim. Mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan sisa beras dilarang diedarkan dan masih status quo.

“Sudah langsung saya laporkan ke pihak kepolisian, bilangnya sih punya Pak Sudikerta seperti yang disampaikan penghuni rumah, namun kan kan tidak ada dokumennya. Dan ini tidak jelas siapa yang punya, sementara kita status quo kan sampai ada yang bisa melengkapi dan menjelaskan keberadaan beras sebanyak 600 kilogram ini,” terang Kusuma Ardana.

Sementara itu, Kapolsek Sawan AKP Made Derawi juga membenarkan adanya sejumlah beras yang terbungkus tas plastic warna hitam di rumah salah seorang warga di dusun Punduh Lo. Menurut informasi warga lahan tersebut milik Gede Darma Wijaya yang kini berstatus sebagai bakal calon wakil bupati Buleleng dari Independen berpaket dengan Dewa Nyoman Sukrawan. Sampai saat ini, pihak kepolsiian melarang penghuni rumah untuk mengedarkan beras-beras itu sampai ada dokumen resmi.

“Sesuai dengan perintah, seluruh beras ini masih status quo. Tidak boleh diedarkan sampai ada kejelasan soal dokumken dan yang lainnya,’tegas Derawi.

Beras-beras ini diduga terkait dengan proses verifikasi faktual yang sedang berjalan saat ini. Bakal calon bupati dari jalur perseorangan, Dewa Nyoman Sukrawan membantah dirinya menyebarkan beras-beras itu untuk keperluan verifikasi faktual.

Dewa Sukrawan yang dihubungi melalui sambungan telepon dengan tegas menolak hal tersebut dikaitkan dengan verifikasi faktual.

Dia menyatakan pencalonan dirinya tetap berjalan sesuai dengan aturan main. Mantan bendahara DPD PDIP Bali itu menegaskan dirinya maju sebagai bakal calon bupati dari jalur independen, hanya bermodalkan tekad belaka.

“Saya hanya punya tekad dan niat semata, kita berjuang dengan orang-orang besar, melawan orang-orang kaya raya. Saatnya rakyat melihat langsung. Mare rage lacur sing baange dadi pemimpin keto, sing dadi keto,” ujar Sukrawan.

Sukrawan membantah timnya menyebar beras dalam verifikasi faktual.  Justru pencalonan dirinyalah sering dihalang-halangi oleh pihak lain di Pilkada Buleleng.

“Tidak ada verifikasi pakai beras. Dihalangi, dihadang ada. Ada itu. Yang begitu tidak pernah saya ungkap. Ini ranah saya. Silahkan ganggu dengan segala cara. Tapi ingat, sesuatu hal semua ada batasnya. Tuhan yang paling kuasa, tidak manusia yang paling berkuasa,” kata Sukrawan.|NH|

 

 

 

 

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts