Tabanan, koranbuleleng.com | Apel peringatan HUT Ke 523 Kota Tabanan tahun ini terasa berbeda karena momen ini diisi dengan oratorium sejarah singkat terbentuknya Kota Tabanan, yang memberikan nuansa seni dan sejarah yang begitu kental. Hal ini mendapat apresiasi yang sangat luar biasa dari Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta saat memimpin apel peringatan HUT ke 523 Kota Tabanan yang dirangkaikan dengan HUT ke 45 Korpri, HUT ke 52 HKN dan HUT ke 71 PGRI di Lapangan Debes Tabanan, Selasa (29/11). Hadir pula dalam kesempatan tersebut Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti, Ketua DPRD Provinsi Bali N. Adi Wiryatama, Danrem 163 Wira Satya Nyoman Cantiasa, Ketua DPRD Kabupaten Tabanan Ketut Suryadi serta SKPD di Lingkungan Pemkab Tabanan.
Dalam Oratorium tersebut diceritakan bahwa pada tanggal 2 Oktober 1352 Tabanan diresmikan sebagai bagian wilayah Kadipaten Bali dengan menunjuk Arya Kenceng sebagai Anglurah merangkap Menteri. Pusat Pemerintahan pada saat itu berada di Puri Buahan Desa Pucangan. Dan pada tanggal 29 Nopember 1943, pusat pemerintahan dipindahkan ke Puri Agung Tabanan dan Kotanya bernama Kota Singasana yang dipimpin oleh Sri Magada Natha. Karena Raja Tabanan pada saat itu memilih untuk menjalani kehidupan kerohanian, maka tahta kerajaan diserahkan kepada Putra Mahkota Nararya Anglurah Languang dengan gelar Prabu Singasana. Peresmian Puri sebagai kedudukan raja di kota yang diberi nama Singasana ini dipakai sebagai patokan lahirnya Kota Tabanan yang sekarang.
Sementara Gubernur Bali Made Mangku Pastika dalam sambutan tertulis dibacakan Wagub Sudikerta mengungkapkan, peringatan HUT ke 71 PGRI, HUT ke 52 HKN dan HUT ke 45 Korpri dirasa sangat istimewa karena bertepatan dengan momen peringatan HUT ke 523 Kota Tabanan. “Selamat kepada segenap jajaran Pemerintah Daerah dan komponen masyarakat, para guru, insan kesehatan atas peringatan hari bersejarah ini. Saya berharap melalui momen ini kita semua bisa terus meningkatkan profesionalisme dan komitmen untuk senantiasa memberikan pelayanan yang terbaik serta mewujudkan masyarakat yang sejahtera,” ungkapnya.
Ditambahkan, momen Ulang Tahun merupakan sakralisasi proses pembentukan pribadi yang lebih dewasa serta sebagai spirit untuk memantapkan semangat perjuangan dalam kehidupan. “ Sebaiknya momen ulang tahun hendaknya disikapi secara bijaksana serta sebagai sebuah refleksi untuk meneruskan perjuangan para pendahulu,” imbuhnya.
Tema yang diusung dalam HUT Kota tahun ini yakni Eka Santi Bhawana agar bisa diimpelementasikan untuk membangun Kota Tabanan menjadi lebih maju. Pihaknya juga mengapresiasi pembangunan di Kabupaten Tabanan dan berharap bisa menjadi motivasi untuk memacu diri agar lebih semangat lagi. “ Saya apresiasi berbagai kegiatan sosial budaya yang dilakukan Pemkab Tabanan dalam mengisi momen peringatan HUT Kota, karena dengan melestarikan nilai sejarah dan budaya kita akan mampu mempertahankan jati diri dan kearifan lokal sebagai bekal mewujudkan masyarakat dalam bingkai kebudayaan daerah yang lestari,” ungkapnya.
Pihaknya juga mengucapkan terima kasih kepada Bupati Tabanan yang telah mampu mengintegrasikan program Pemerintah Provinsi Bali dengan program Pemkab Tabanan. “ Tantangan kita akan semakin berat, karena itu dibutuhkan komitmen kerjasama yang selalu bersinergi. Dengan partisipasi aktif masyarakat Tabanan kita optimis bisa mewujudkan Tabanan Serasi dan masyarakat Bali Mandara,” tandasnya. |RHT-NP|