Singaraja, koranbuleleng.com| BPBD Buleleng berhasil melakukan penyambungan pipa jaringan distribusi air bersih yang terputus akibat dihantam longsor. Namun perbaikan itu belum rampung sepenuhnya sebab masih menunggu pengelasan sehingga jaringan pipa air bersih itu masih belum bisa difungsikan.
Mengatasi kondisi ini, pasokan air bersih di empat desa yakni Desa Menyali, Bebetin, Sawan, dan Desa Sudaji, Kecamatan Sawan masih mati total. Warga di empat desa itu masih mengandalkan distribusi air tangki bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, BPBD Buleleng, dan PDAM Buleleng.
Kepala pelaksana BPBD Buleleng, Made Subur didampingi Kepala Desa Menyali, Gede Jayaharta di lokasi kepada koranbuleleng.com menerangkan bahwa pipa besi permanen berukuran delapan dim yang melayani air bersih untuk empat desa di Kecamatan Sawan sudah berhasil disambung. Selanjutnya, ia masih menunggu tukang las yang akan melakukan pengelasan pada hari Selasa, 7 Februari 2017.
“Tukang las masih mencari hari baik. Seandainya hari ini tukang lasnya itu datang, air pasti mengalir,” ujar Subur.
Perbaikan dua jaringan pipa yang terletak pada tebing dengan kemiringan sekitar 60 derajat itu sendiri nantinya dilakukan secara bertahap.
Tahap pertama, perbaikan direncanakan akan dilakukan hari Senin, 7 Februari 2017 pada pipa induk distribusi air bersih milik desa Sudaji. Pengerjaan itu sendiri bertujuan untuk menghindari resiko kecelakaan kerja, lantaran bebatuan pada tebing punggung bukit disinyalir rapuh dan rawan longsor.
“Kita akan lakukan penyambungan dibawah dulu, jalur pipa delapan dim milik desa sudaji. Iya, kami sangat khawatir jika bebatuan itu jatuh. Maka dari itu, saat pengerjaan perbaikan pipa kami melarang pada siapapun melakukan aktivitas diatas tebing,” terangnya.
Selanjutnya, tahap kedua perbaikan dilakukan pada jalur pipa air bersih berukuran delapan dim dan dua dim milik Desa Bebetin, Sawan dan Menyali.
Menyusul pipa yang telah disambung, Subur menyatakan bahwa untuk sementara ini kebutuhan air bersih di empat desa itu masih mengandalkan kiriman air tangki. Setiap hari empat unit mobil tangki masing-maisng dua unit milik BPBD Provinsi Bali dan dua unit mobil tangki lainnya masing-masing dikerahkan oleh BPBD Buleleng dan PDAM Buleleng. Dengan upaya itu, Subur memastikan warga tetap mendapatkan kebutuhan air bersih untuk kepelruan sehari-hari.
“Sampai malam hari mobil tangki yang kami kerahkan memaosk air bersih dan ini kami lakukan sampai pipa induk itu tersambung,” jelasnya.
Tanah longsor di Desa Sekumpul juga mengakibatkan jalan setapak memutar untuk wisatawan berkunjung ke obyek wisata air terjun di desa itu hingga kini masih terputus. Jalan setapak yang sering dilalui wisatawan setelah selesai mengunjungi obyek wisata air terjun.
Tercatat, ada tiga lokasi longsor sepanjang jalan stapak ini. Sehingga untuk sementara waktu, pihak pengelola menutup jalan keluar di obyek wisata air terjun sekumpul. Namun demikian, aktifitas obyek wisata tetap dibuka. Wisatawan diarahkan menggunakan jalan menuju ke obyek air terjun dan untuk kembali, wisatawan disarankan kembali melalui jalan pertama tadi.
“Jalan setapak itu memutar satu ruas untuk menuju obyek air terjun dan begitu kembali bisa melalui ruas jalan yang satu lagi. Namun karena di jalan untuk keluar itu terputus karena longsor, kini wisatawan diarahkan menggunakan jalan yang maish utuh itu smapai menunggu perbaikan,” jelasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, akibat hujan deras pada Senin, 30 Januari lalu mengakibatkan tanah longsor di Desa Sekumpul, Kecamatan Sawan. Tanah longsor ini menerjang pipa air bersih hingga terputus. Lokasi pipa yang terputus itu terletak pada tebing curam, sehingga menyulitkan upaya perbaikan.
Pipa distribusi air bersih mengalirkan pasokan air bersih dari sumbernya untuk 483 kepala keluarga (KK) warga Desa Menyali, Desa Bebetin sebanyak 166 KK, Desa Sawan 400 KK dan di Desa Sudaji sebanyak 975 KK.|NH|