Singaraja, koranbuleleng.com| Seribu seruling akan menjadi persembahan istimewa dalam Buleleng Education Expo (BEE) tahun 2018. Seribu seruling ini akan melibatkan seribuan siswa Buleleng untuk meniup seruling bambu hingga terdengar keindahan nadanya.
Tidak tanggung-tanggung, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng sebagai pelaksana even akan mendatangkan maestro seruling asal Ubud, Gianyar, Agus Teja Sentosa atau Gus Teja untuk memberikan tips singkat meniup seruling sesuai dengan nada-nada yang benar. Namun, seribu seruling ini baru akan dipentaskan pada penutupan BEE.
Awalnya, Disdikpora Buleleng mengagendakan seribu seruling ini bisa menjadi acara pembukaan BEE yang berlangsung 10 Juni 2018, namun Gus Teja pada tanggal tersebut sedang berada diluar negeri.
Kepala Disdikpora Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa mengatakan target seribu seruling ini sebenarnya untuk memberikan edukasi kepada siswa yang hidup di masa kekinian. Selama ini, sebagian besar siswa atau generasi masa kini menganggap seruling tidaklah up to date.
Namun dibalik even seribu seruling ini ada pesan yang ingin disampaikan bahwa walaupun generasi saat ini hidup dimasa kekinian dengan modernitas, namun harus tetap bisa melanggengkan warisan tradisional dari masa lalu.
Gus Teja adlah salah satu maestro, pemains eruling handal yang sudah berkeliling dunia. Dari gus Teja ini, Disdikpora ingin memberikan inspirasi kepada siswa-siswi di Buleleng tentang pentingnya memainkan warisan tradisi yang masih dibisa dipertahankan di masa kini.
Sesuai dengan tema yang diangkat BEE tahun ini yakni “Think Globally, Act Locally“, mempunyai makna berfikir global namun tetap mengedepankan prilaku dan tindakan sesuai dengan budaya lokal.
“Yang terpenting adalah kita ingin mengedukasi. artinya, walaupun dijaman modern seperti sekarang ini, namun masih penting untuk mengangkat atau bertindak sesuai dengan budaya lokal yang kita miliki, tetap menjaga tradisi,” ucap Suyasa.
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng menggelar Buleleng Education Expo (BEE) Tahun 2018 selama 5 hari yakni 10 hingga 14 Juni 2018. Selain even seribu seruling, ada juga agenda lain yang telah dipersiapkan untuk dipersembahkan. Semua melibatkan guru-guru dan siswa dari Buleleng.
Salah satunya, Buleleng Recycle Carnaval (BRC). BRC kali ini benar-benar menggunakan materi dari barang-barang bekas.
“Sekarang bahannya semua harus barang bekas. Kalau tahun lalu plastik tapi baru digunakan sebagai bahan untuk buleleng ricycle carnaval. Sekarang akan dinilai bahannya, dari menganbil bahan, proses pembersihan dan proses produksi, kalau dulu kan dinilai dilapangan,” Tegasnya.
Proses penilaian dalam pelaksanaan Buleleng Recycle Carnaval (BRC) juga dilakukan sejak pencarian bahan baku. Jika dalam tahun-tahun sebelumnya, proses penilaian dilakukan saat pementasan, untuk tahun ini penilaian akan dimulai dari proses pencarian bahan baku.
Sementara genda lain seperti lomba mengulat kise, Lomba karya ilmiah dan beberap aagenda lainnya tetap dilaksanakan seperti biasa. BEE akan melibatkan ribuan siswa dan guru yang ada di Buleleng. |RM|