Singaraja, koranbuleleng.com| Ketika kebakaran melanda sejumlah toko di kawasan Jalan Diponegoro, Singaraja, beberapa waktu lalu, perwira perempuan ini salah satu yang tampak sangat sibuk. Menertibkan jalur lalu lintas untuk keluar masuk mobil pemadam kebakaran, karena lokasi kebakaran di seputar simpang Jalan Diponegoro sudah dipadati lautan manusia.
Pesawat handy talky (HT) ditangannya terus mendekat di bibirnya, mengkomunikasikan situasi terkini dampak dari kebakaran dengan anak buahnya. Parasnya yang ayu tak membatasinya untuk terjun langsung ke lapangan. Dia, AKP Putu Diah Kurniawandari, yang kini menjabat sebagai Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Buleleng.
Sejauh ini, Diah adalah perwira perempuan pertama yang menempati jabatan sebagai kepala satuan di jajaran satuan lalu lintas Polres Buleleng.
Sebagai seorang Polwan (Polisi Perempuan), dia biasa saja menjalani tugas di lapangan, siang dan malam. Dilema adalah hal basa namun harus dicari jalan solusinya, karena disatu sisi menjadi pejabat yang bertanggungawab dengan situasi di lapangan adalah kewajiban yang harus dipertanggungawabakan kepada masyarakat dan komandannya, di sisi lain keluarganya juga menunggu kehadirannya. Tetapi baginya, mengerjakan tugas dengan hati yang tulus, akan membantu melancarkan semua tugas-tugasnya.
Diah bertutur, menjadi seorang Polwan memang sudah menjadi cita-citanya sejak kecil. Keinginan itu muncul karena memang sejak dini, telah hidup di lingkungan Kepolisian. Sosok sang Ayah I Made Muliawan yang juga seorang Anggota Polisi menjadi salah satu alasan dia menjadi Polwan.
Ayahnya adalah sosok yang dikaguminya, karena itu dia terpancing untuk bisa mengenakan seragam kehormatan anggota kepolisian. Sebelum menjadi seorang Polisi, Dia juga selalu merasa kagum jika melihat seorang perempuan menggunakan seragam Polisi. Diah resmi bergabung sebagai anggota Polri pada tahun 2008.
Keberhasilan meraih mimpi untuk menjadi Polwan tidak lepas dari peran Sang Ayah, yang sejak dini memang menempanya hidup disiplin, termasuk aktif dalam kegiatan positif. Salah satunya adalah olahraga. Diah punya koleksi prestasi dalam olahraga bulutangkis.
Sejak usianya delapan tahun, Diah sudah terjun dan menekuni olahraga tersebut. Hingga saat menginjak kelas dua SMP, anak Pertama dari dua bersaudara ini mulai bertanding dan mengumpulkan sejumlah medali dan tropi, dalam mewakili sekolah, bahkan Kabupaten. Total sertifikat penghargaan atas prestasinya sebagai atlet Bulu Tangkis mencapai enam puluhan lebih.
Perempuan kelahiran 27 Agustus 1987 ini masuk Akademi Kepolisian (Akpol) di Semarang pada tahun 2005. Hingga kemudian di tahun 2008, Diah Kurniawandari diangkat sebagai Polwan dengan Pangkat Ipda dan bertugas pertama di Polres Jakarta Utara Polda Metro Jaya.
Pada tahun 2017 lalu, setelah mengikuti sekolah Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) selama dua tahun, Ia kembali ke tanah kelahiran di Pulau Bali dan ditugaskan menjabat sebagai Kaur Prodok Spripim Polda Bali. Hingga kemudian di Tahun 2018, diberikan kepercayaan sebagai Kasat Lantas Polres Buleleng.
Putri pasangan I Made Muliawan dan Ni Nengah Ardisa ini menyebut jika keberhasilan dirinya untuk marih cita-cita sebagai Anggota Polri juga karena meneladani semangat dari Pahlawan Perempuan Indonesia yakni Raden Ajeng Kartini.
Menurutnya, perempuan masa kini tidak lagi harus terbelenggu untuk memperjuangkan cita-cita dan haknya. Bahkan setiap perempuan memang harus mencontoh pergerakan dan perjuangan Ibu Kartini, untuk bisa diteladani dan diaplikasikan dalam meraih kesempatan, hak dan pengakuan yang sama dengan laki-laki.
“Ya dalam perjalanan di profesi apapun kalau perempuan berkarir pasti mengalami dilema, antara urusan pekerjaan dan rumah tangga. Itu adalah pilihan, tetapi semuanya bisa berjalan lancar, dengan komunikasi dan dukungan keluarga,” sebutnya.
Sebagai Polwan yang sudah beberapa kali berpindah tugas, Ibu satu anak ini mengaku selalu mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru. Walaupun seorang perempuan tetapi Polwan memang dituntut untuk memiliki fisik dan mental yang kuat, terutama saat menghadapi kasus-kasus yang memerlukan perjuangan khusus, namun tetap mengedapankan sisi humanis.
Sebagai Kasat Lantas, AKP Putu Diah Kurniawandari memiliki target khusus untuk menekan angka kecelakaan yang terbilang tinggi di Buleleng. Segala upaya dilakukan secara preventif dan persuasif, termasuk melakukan analisa dan pemetaan terhadap penyebab kasus kecalakaan di Bali Utara ini.
Terlebih lagi untuk mewujudkan Commander Wish Kapolda Bali tahun 2019 pada poin 9 yang berbunyi dalam rangka mewujudkan Bali sebagai Model Tertib Berlalu Lintas. Ia pun terus memimpin jajaran Satlantas untuk terus berupaya dan mengajak seluruh masyarakat untuk menjadi pelopor berlalu lintas. Segala upaya terus dilakukan untuk menekan laka lantas khususnya di Wilayah Buleleng.
“Tentunya yang menjadi perhatian adalah bagaimana penanganan laka lantas tersebut, mulai turun turun ke tkp, cek kondisi korban, maupun wujud simpati dan empati kita kepada keluarga korban, dengan mendatangi ke rumah korban untuk memberikan spirit atau motivasi, sampai kepada proses penegakan hukum laka lantas,” tegasnya.
Disisi lain, menjalani kesibukannya menjadi Perwira Polri di Buleleng, Putu Diah Kurniawandari mengaku harus pintar-pintar mengatur waktu. Dimana disatu sisi dituntut all out di lapangan untuk mengemban tugasnya, disisi lain menjalankan kodrat dan kewajiban sebagai Istri dan Ibu di keluarga kecilnya.
Dirinya pun optimis dapat menjalani tugasnya dengan baik dan perannya dalam keluarga. Hal tersebut berjalan lancar karena dukungan dari orangtua dan juga suaminya Kapten Laut (P) Komang Sukrawan. |Rika Mahardika|