Singaraja | Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Kabupaten Buleleng mengidentifikasi 30 lokasi yang menjadi titik rawan longsor di Buleleng pada musim penghujan ini. Dari 30 titik rawan tersebut, wilayah atau jalur jalan raya speanjang Gitgit – Wanagiri, Desa Lemukih dan Desa Galungan adalah titik terawan.
Karena itu, BPBD Buleleng mengimbau supaya warga tetap waspada di musim penghujan seperti sekarang. Diprediksi, musibah longsor ini bisa terjadi diantara bulan Januari sampai April 2016, karena intensitas hujan cukup tinggi pada bulan-bulan tersebut.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, Ketut Yasa, mengatakan salah satu solusi mencegah terjadinya longsor ini dengan melakukan penanaman pohon pada beberapa bidang tanah yang mengalami kemiringan.
“Longsor sangat rentan terjadi apabila kondisi tanah sudah mulai labil. Tanpa turun hujan sekali pun, apabila tanah dalam kondisi kemiringan ekstrem dan tanpa tanaman, bisa terjadi longsor. Maka itu, sebenarnya akan lebih baik bila kemiringan-kemiringan tanah ini bisa ditanamani tanaman yang kuat untuk mengikat tanah,” ujarnya saat ditemui di lokasi Longsor di kilometer 13 Gitgit, Selasa (19/1).
Dari identifikasi BPBD Buleleng ada 18 titik yang sangat rentan longsor. Belasan titik itu ada di Desa Lemukih, Desa Galungan, dan Desa Gitgit. Selain itu ada 12 titik dengan status rentan sedang yang tersebar di Kecamatan Kubutambahan, Sawan, Sukasada, Banjar, dan Busungbiu.
“Sebenarnya yang paling rentan itu ya Desa Gitgit, Lemukih, dan Galungan. Penyebabnya vegetasi tanamannya tidak ada. Hanya tanaman-tanaman perdu saja. Jadi ketika hujan intens dan tidak ada tanaman penunjang, pasti tanahnya jadi labil dan terjadi longsor,” kata Yasa yang ditemui di Banjar Dinas Wirabhuana, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Selasa (19/1) kemarin.
BPBD juga menghimbau agar masyarakat mewaspadai lahan yang memiliki kemiringan lereng diatas 45 persen, terutama yang tidak ada tanamannya. Pemilik lahan juga dihimbau menanam pepohonan, agar lereng lebih kuat menahan tanah.
“Tolong ada kerjasama penanaman vegetasi di lereng-lereng yang curam. Jangan dibiarkan gundul seperti ini. Nanti kami koordinasi dengan perbekel-perbekel di daerah yang rawan, agar ada penanaman. Bibit nanti kan bisa dimohonkan di kehutanan,” imbuhnya.
Sebelumnya, Musibah longsor terjadi di Jalan Raya Singaraja-Denpasar, tepatnya di KM 16 Banjar Dinas Wirabhuana, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, pada Senin (19/1) petang. Material longsoran sempat menutup badan jalan namun berhasil dibersihkan oleh BPBD Buleleng.
Pembersihan terkendala, karena harus menunggu alat berat milik Balai Pengelola Jalan Nasional (BPJN) Wilayah VIII yang stand by di Desa Baturiti, Tabanan. |