Singaraja | Ratusan rumah di wilayah Pantai Utara Bali diterjang banjir lumpur setelah diguyur hujan deras elama lebih dari tiga jam, Sabtu (24/1). Terjangan air bah ini melewati jalan nasional Singaraja – Gilimanuk, sehingga saat terjadi banjir arus lalu lintas sangat macet total.
Bahkan, beberapa kendaraan di Desa Penyabanagan Kecamatan Gerokgak, hanyut terbawa arus namun berhasil di evakuasi oleh warga.
Di wilayah Kecamatan Gerokgak, sedikitnya tiga desa diketahui diterjang banjir lumpur ini yaitu Desa Musi, Desa Penyabanagn dan Desa Banyupoh. Di Kecamatan Seririt, 260 kepala keluarga sempat terisolir karena banjir bandang menerjang.
Menurut salah satu warga di Desa Pejarakan, Kadek Nur hujan sangat deras mengguyur langit Buleleng kurang lebih 3 jam. Air bah bercampur lumpur langsung menerjang. “tinggi sekali, datangnya dari arah selatan. Ini cukup merepotkan,” ujar Nur saat ditemui Sabtu (24/1).
Salah satu anggota DPRD Buleleng, Haji Mulyadi juga menjadi korban banjir lumpur di Desa PEnyabanagan. Dia berharap, Pemkab BUleleng untuk menambah responsive terhadap masyarakat.
Camat Gerokgak Putu Ariadi Pribadi mengatakan, dari data sementara yang masuk di kecamatan, setidaknya ada 16 rumah yang mengalami kerusakan. Sepuluh rumah diantaranya rusak terkena banjir bandang di Desa Musi, sementara enam rumah lainnya di Desa Penyabangan rusak karena terkena longsor.
“Satu jembatan di selatan desa (Penyabangan) juga infonya putus. Tapi kami belum tahu benar atau tidaknya, karena belum bisa ke lokasi. Airnya deras sekali,” katanya.
Sementara itu Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng Ketut Yasa menyatakan, laporan bencana yang masuk cukup banyak. Kondisi terparah diakui ada di wilayah Kecamatan Gerokgak, karena terjadi banjir bandang yang melingkupi lima desa di wilayah tersebut.
“Titik terparah ada di Desa Musi dan Penyabangan. Di Banyupoh jembatannya sempat goyang karena besarnya air. Sementara masih kami pantau. Di Pemuteran juga lumayan tinggi airnya,” kata Yasa.
Data di BPBD Buleleng menunjukkan, banjir terjadi nyaris meratas di seluruh wilayah. Di sepanjang Jalan Raya Singaraja-Denpasar, dilaporkan ada empat titik longsor yang mentutup separo badan jalan. Dua titik diantaranya di KM 14, satu titik di KM 16, dan satu titik di KM 17. Seluruhnya ada di wilayah Banjar Dinas Wirabhuana, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada.
Selain itu di Lingkungan III Kelurahan Seririt, sebanyak 47 rumah yang dihuni oleh 51 kepala keluarga, terendam air setinggi lutut orang dewasa. Tidak ada korban jiwa dalam rentetan bencana yang terjadi di Buleleng pada Sabtu kemarin. BPBD Buleleng juga menyatakan tidak ada pengungsi, dan seluruh korban bencana masih bertahan di rumah masing-masing.|NP|