Singaraja | Puluhan kepala keluarga yang menjadi korban banjir bandang di tiga desa di kecamatan Gerokgak mengungsi. Mereka ada yang mengungsi ke tenda pengungsian yang didirikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng, di kantor desa dan di keluarga atau kerabat masing-masing.
Data dari BPBD Kabupaten Buleleng, 7 KK di Banjar Dinas Penyabanganmengungsi ke tenda pengungsian BPBD, dan 19 KK mengungsi ke kantor desa setempat, korban lainnya mengungsi ke rumah atau kerabat masing-masing. Begitupun di Desa Musi, tercatat 7 KK mengungsi ke rumah keluarganya di tempat lain.
Kepala BPBD Buleleng, Ketut Yasa memastikan fasilitas desa yang digunakan sebagai tempat pengungsian juga sudah dilengkapi dengan dapur umum untuk kepentingan pengungsi.
Beberapa petugas dari Dinas Sosial dan BPBD Kabupaten Buleleng juga disiagakan di masing-masing lokasi pengungsian dan dapur umum. “Dapur umum sudah kami sediakan untuk para pengungsi,” ujar Yasa.
Sementara bantuan sembako masih terus dibagikan oleh DInas sosial Kabupaten Buleleng kepada seluruh korban bencana di seluruh wilayah yang terkena bencana.
Kepala Dinas Sosial, Gde Komang mengaku bantuan sembako yang baru diberikan kepada warga mencapai hampir 50 paket sembako.
“Isinya, dari beras, mi instan serta makanan lainnnya. Bantuan paket sembako ini akan terus didistribusikan kepada sleuruh masyarakat yang menjadi korban bencana,” kata Gde Komang.
Dari sisi kebijakan, Wakil Bupati Buleleng, Nyoman Sutjidra mengatakan bencana banjir bandang ini telah merusak pemukiman milik warga serta fasilitas umum yang dibangun oleh pemerintah.
Untuk perbaikanya, Pemkab Buleleng akan segera melkaukan koordinasi dengan pemprop Bali dan Pemerintah Pusat. “Masalahnya ini kan ada jalan nasional dan sungai, yang jadi kewenangan di kementerian. Kami pasti koordinasikan ke Balai Wilayah Sungai dan Balai Pengelola Jalan Nasional (BPJN), biar ini juga cepat tertangani,” kata Sutjidra.
Sampai saat ini, aliran Banjir Bandang masih terjadi di beberapa titik pemukiman warga di Desa Musi, Desa Banyupoh dan Desa Penyabangan, namun debitnya lebih kecil. Warga bersama sejumlah petugas dari BPBD Buleleng, TNI berusaha membersihkan jalur secara gotong royong supaya aktifitas bisa kembali normal.| NP|