Singaraja | Melukis dengan media kanvas sudah banyak dilakukan oleh para pelukis. Namun melukis dengan media kanvas yang dikombinasikan dengan limbah kulit bawang justru aneh. Melakukannya butuh kelihaian, keseriusan, dan ketelitian. Namun hasilnya, bisa menghasilkan karya lukis bernilai seni dan harga lukisan yang sangat fantastis.
Ketut Samudrawan, Pelukis asal Desa Nagasepaha, Kecamatan Buleleng, Bali salah satu pelukis yang bisa melakukan itu. Dia melukis dengan media kanvas dan kulit bawang. Hasil karyanya bahkan disukai oleh orang-orang dari Eropa. Dia sudah keliling Eropa untuk mengikuti berbagai pameran lukisan.
Samudrawan bercerita, dirinya memang hobi melukis sejak usia dini. Awalnya, aktifitas melukis yang dilakoninya biasa saja, sama seperti para pelukis pada umumnya. Selain melukis, Dia juga punya hobi berjalan-jalan di pasar tradisional sambil berbelanja kebutuhan rumah tangga.
Di pasar tradisional, Dia seringkali menjumpai limbah-limbah dari bawang putih maupun bawang merah berupa kulit bawang. Samudrawan sempat berpikir, limbah kulit bawang yang menggunung di pasar-pasar tradisional bila dicoba dijadikan sesuatu yang berharga mungkin akan mampu menghasilkan karya seni.
“Saya coba mengambil kulit-kulit bawang ini, entah jadi apa nantinya saya belum tahu. Saya coba tempel di kanvas dengan lem kayu, ternyata menghasilkan media lukis yang cukup bagus,” ujar Samudrawan saat ditemui di rumahnya di Desa Nagasepaha, kemarin lalu.
Ya, Samudrawan mencoba mengkombinasikan media lukis dari kanvas dan kulit bawang. Kulit-kulit bawang ini dipilah dan dipilih yang punya kualitas baik. Dalam artian, lembaran kulit masih bagus dan bisa ditempel serta tidak busuk. Kulit-kulit bawang ini ditempel di kanvas dengan lem kayu.
“Setelah kering, barulah kita memulai untuk melukis dengan kanvas ini. Kulit bawang memiliki serat yang sangat bagus seabagai dasar lukisan cat air. Warna bisa sangat merekat dan hasilnya pun sangat unik dan natural. Seringkali saya membuat pesanan lukisan dari wisatawan Belanda dan Belgia karena keunikan lukisan ini,” ujarnya.
Samudrawan melukis dengan cat air. Tangannya begitu lihai meliukkan kuas lukisnya dikanvas. Dia melukis berbagai hal terutama topik-topik tentang kehidupan di sekitarnya yang sering ditemuinya di desanya, namun tak pernah disadari oleh orang lain.
Maka itu, seringkali lukisan-lukisan dari Samudrawan seperti membawa pesan kehidupan bagi masyarakat umum. Seperti pengakuannya, Dia sudah sering melanglang buana ke luar negeri ini mengikuti berbagai pameran lukisan. Dia terkadang mendapat pesanan khusus dari sejumlah warga asing untuk melukiskan sesuatu. Harga satu lukisan miliknya berkisar dari harga Rp.1 Juta – Rp.45 Juta.
Samudrawan mengaku, ide-ide lukisan yang dilukisnya juga terkadang begitu mudahnya keluar dari pemikirannya. Apalagi tinggal di pedesaan sebenarnya menjadi salah satu pilihan untuk bisa menghasilkan karya kreatif karena kedekatan dengan alam yang bisa memicu munculnya ide.
“Tinggal di desa kan tenang, bersahaja. Kita bebas dan santai melakukan apapaun sehingga ide selalu bisa muncul,’ pungkasnya mengakhiri penuturannya. |PW|