Singaraja | Kasus pelecehan seksual yang menimpa seorang anak, warga desa Julah, Kecamatan Tejakula, Buleleng Bali sampai saat ini masih tidak ada perkembangan. Konon, pelakunya Made R alias S tanpa rasa malu masih berkeliaran di desanya. Padahal, kasus ini sudah dilaporkan 24 Januari 2016 lalau dengan pendampingan korban dari P2TP2A Kabupaten Buleleng.
Warga Desa Julah sebenarnya sangat resah, karena diduga kuat pelakunya mengalami kelainan seksual dan cenderung menyukai anak-anak. Kini, yang jadi korbannya juga sedang mengalami depresi dan masih dalam masa pendampingan PT2TP2A.
Kasus yang dilaporkan Januari lalu justru sampai saat ini tidak ada perkembangan hukumnya sama sekali. Lambannya penanganan kasus itu sangat mempengaruhi psikologis korban SA, 14. Apalagi rumah korban dengan pelaku berdekatan. Agar bisa keluar rumah, SA harus melewati rumah Made R.
Setiap kali melewati rumah Made R, SA selalu berteriak histeris. Kini korban SA terpaksa diungsikan ke rumah kerabatnya, agar tak sampai bertemu dengan Made R. Karena kondisi kejiwaannya yang kian labil, SA kini tak lagi mendapat pendidikan yang layak dan harus mundur dari sekolah.
Kata Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Buleleng. Ricko Wibawa mengungkapkan selain pendampingan secara hukum, pihaknya jugamelakukan pendampingan psikologi korban.
“Kami sudah beberapa kali datang ke rumah korban. Beban psikisnya luar biasa. Korban ini sangat depresi. Takut keluar rumah, sembunyi. Setiap hari selalu teriak histeris, seperti orang kesurupan,” kata Ricko Wibawa, yang ditemui Rabu (24/2).
P2TP2A sangat menyayangkan lambannya penanganan kasus persetubuhan terhadap anak itu. Ricko sangat khawatir kasus ini akan menghilant tanpa bekas. Keluarga korban pun telah mengajukan hasil visum dan kesaksian korban, sebagai bukti permulaan agar pelaku bisa ditahan. Keluarga juga sudah menyiapkan bukti pendamping berupa screenshot pesan singkat yang dikirimkan pelaku pada korban. Bahkan ada pula warga yang siap memberikan kesaksian, bahwa pelaku dan korban sempat tepergok berduaan di sebuah kebun kelapa pada Desember silam. Meski demikian penanganan kasus persetubuhan masih saja jalan di tempat.
Sementara keluarga korban dan warga setempat sudah mulai gelisah. Beberapa warga di Desa Julah pun sudah mengadu ke P2TP2A Buleleng, jika anak-anak mereka sempat diraba-raba oleh Made R.
“Ada yang mengaku pantatnya sempat dicolek, ada yang mengaku pahanya diraba. Warga itu khawatir anak mereka akan jadi korban selanjutnya. Kami khawatir masalah ini membuat warga disana main hakim sendiri, karena kesabaran orang juga kan ada batasnya,” imbuhnya.
Sementara itu Kabag Ops Polres Buleleng Kompol Ketut Gelgel yang ditemui terpisah, membantah jika kasus pencabulan anak tanpa ada perkembangan. Dinyatakan, Polisi masih melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut sesuai dengan SOP yang berlaku.
“Penanganan masalah kasus di Julah itu, kita penanganannya sudah sesuai dengan SOP. Keterangan saksi, korban, visum, kita sudah pegang semua. Nanti tinggal kita untuk laksanakan gelar perkara. Supaya jelas nanti kasusnya, bukti-bukti juga jelas,” kata Gelgel.
Menurtutnya di Satuan Reskrim Polres Buleleng bekerja denganbaik. Ia juga membantah jika ada intervensi dari perwira menengah yang bertugas diluar Buleleng, yang berusaha menghentikan kasus terebut.
“Jelas nanti kan tindakan selanjutnya, tahapannya akan kita laksanakan. Jadi rumor yang masalah ada yang ini ada yang itu, itu tidak benar. Kami bekerja sesuai dengan prosedur,” tandasnya.|NP|