Singaraja | Warga di Banjar Pucak Sari Desa Gerokgak merasa harus berterima kasih kepada TNI yang telah membuka akses jalan sepanjang kurang lebih 1,3 kilometer dalam pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-96. Warga setempat mengaku, sebelum jalan dibuka, warga banjar Pucak Sari selalu menyusuri jalan melalui jalur sungai maupun pematang sawah dalam aktifitas ekonomi maupun upacara adat.
TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke -96 di yang dipusatkan di Dusun Pucak Sari, Desa Gerokgak, 3 Mei 2016. Dalam agenda TMMD ini, TNI berhasil membuka akses jalan itu untuk kepentingan masyarakat setempat. Warga setempat juga rela memebaskan lahan mereka untuk pembukaan jalan. Nantinya, jalan yang telah dibuka ini akan dirabatd engan beton hingga menembus di dua desa yakni Desa Patas dan Desa Gerokgak.
Sebelumnya, daerah tersebut memang tidak memiliki akses jalan. Padahal, di kawasan ini lahan pertanian dan perkebunan cukup subur karena terdapat aliran sungai dan irigasi dari Bendungan Gerokgak.
Karena itulah, terkadang warga Dusun Pucak Sari juga kesulitan memasarkan hasil-hasil pertanian dan perkebunan mereka ke luar wilayah.
Jikapun ada transaksi di perkebunan warga, hasil pertanian dan perkebunan mereka dibeli dengan harga sangat murah oleh para tengkulak dengan alasan butuh biaya tinggi untuk mengangkut hasil pertanian dan perkebuannya menuju keluar dusun.
Kepala Dusun Pucak Sari, I Nyoman Wijaya mengungkapkan jalan ini sangat berarti bagi warga karena menjadi akses utama menuju dua desa yakni Desa Patas dan Desa Gerokgak. Akses jalan ini penting bagi warga untuk kehidupan sehari-harinya.
Selama ini, warga saat punya hajatan seperti upacara kematian selalu kesulitan mengakses jalan raya saat membawa jenasah ke pemakaman umum. Salah satu pilihannya, membawa jasad dengan cara menyusuri jalur sungai .
Bisa saja melewati jalan-jalan yang dimiliki warga, namun resikonya harus melakukan upacara pecaruan setelahnya. Itu sesuai dengan keyakinan adat dan pemahaman umat Hindu di Bali.
Tidak ada jalan umum selama ini yang bisa digunakan oleh warga. “Jadi butuh biaya cukup tinggi ketika ada hajatan orang meninggal menuju pemakaman. Karena setelah itu, keluarga yang punya hajatan harus mengeluarkan biaya lagi untuk mencaru di masing-masing rumah,” ujar Nyoman Wijaya.
Wijaya mengatakan dari sisi pertanian dan perkebunan, wilayahnya juga cukup subur sehingga lahan hasil dari lahan pertanian dan perkebunan cukup bagus. Baik hasil dari pertanian persawahanmaupun hasil perkebunan seperti mangga dan buah lainnya.
Namun hasil pertanian dan perkebunan itu kadang kala tidak ada nilainya, karena mereka tidak bisa membawa hasilnya untuk dijual ke pasaran. “Biasanya ada saja pengepul buah yang datang kesini, namun dibeli murah dengan lasan butuh biaya tinggi untuk membawa hasil buah-buahan ini sampai ke jalan umum. Jadi kami cukup banggalah, berterima kasih kepada TNI. Pemerintah Buleleng dan punya peran besar dalam membuka akses jalan ini,” kata WIjaya.
Sementara itu, Danrem 163 Wirasatya, Kolonel (Inf) Nyoman Cantiasa mengatakan tentara yang ada di Bali harus menjadi solusi bagi masyarakat Bali. Pembangunan infrastrujktur jalan di Banjar Pucak Sari ini sangat urgen dibangun. Latar belakangnya karena daerah ini terisolir dan banyak hasil pertanian dan perkebunan tidak maksimal untuk dibawa keluar.
“Mereka mengeluarkan biaya untukmengangkut ini sangat tinggi. Kita berharap petani disini sejahtera. Mereka bisa menjual ke daerah luar dengan biaya minim, ongkos angkut sedikit. Jadi beban mereka tidak berat,” ujar Cantiasa.
TMMD dibuka secara resmi oleh Gubernur Bali, Made Mangku Pastika di areal Bendungan Gerokgak, Desa Gerokgak, Buleleng. Gubernur dalam sambutannya sempat mengungkapkan keterlibatan TNI dalam pembangunan di desa pada haketatnya adalah bentuk nyata kemanunggalan TNI dalam mempercepat pembanguan di desa. Ini sesuai dengan semangat Nawa Cita yang membangun Indonesia dari daerah pinggiran atau desa.
Gotong royong dan partisipasi masyarakat adalah instrumen dalam pemberdayaan masyarakat. Sesungguhnya gotong royong menjadi kunci utama dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan pembangunan.
“Kita di Bali punya filosopi hidup yang adiluhung yakni menyame braya,yaitu semangat hidup bersaudara dengan dilandasi jiwa persatuan dan kesatuan. Mari kita mantapkan pelaksanaan filosopi dengan pelaksanana gotong royong secar berkelanjutan,” ajak Mangku Pastika.
Pembangunan daerah Bali adalah pembangunan yang tersebar di sembilan kota dan kabutapen dengan melibatkan seluruh komponen dan masyarakat sebagai subjek pembangunan.
Diharapkan TNI terus meningkatkan partisipasinya dalam pembangunan daerah, mewujudkan masyarakat Bali yang Mandara.
Disisi lain, Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana menguangkapkan bawha TMMD ini sebagai bentuk gotong royong antara masyarakat bersama TNI, Pemkab Buleleng dan Bali dalam membangun desa. Pemkab Buleleng sepenuhnya mendukung langkah ini untuk mempercepat pembangunan daerah perdesaan.
“Ini cukup baik, TNI berperan aktif dalam membantu pemerintah untuk memperlancar pembangunan di wilayah perdesaan. Kita berharap, semua komponen memang harus terlibat dalam proses pembangunan ini,” kata Agus Suradnyana .
Agus menyatakan, akses jalan yang dibuka oleh TNI bersama masyarakat akan mampu memberikan dampak positif yang baik bagi ekonomi pedesaan dan proses adat istiadat dan budaya setempat. Pemkab Buleleng menganggarkan dana dalam agenda TMMD ini mencapai Rp.300 juta lebih. Dana itu dipergunakan untuk seluruh kegiatan TMMD. |NP|