Singaraja | Tokoh gaek Partai Golkar Bali, Gde Sumarjaya Linggih secara tegas mendukung pasangan Putu Agus Suradnyana dan Nyoman Sutjidra melanjutkan etape kepemimpinan Buleleng untuk kedua kalinya. Menurutnya, dukungan itu tidak lepas dari kepentingan keberlanjutan proses pembangunan yang selama ini sudah berlangsung cukup baik.
Namun Demer, Sapaan akrab Sumarjaya Linggih menegaskan itu dukungan pribadinya terhadap pasangan PASS dan belum mewakili Partai Golkar. Sejauh ini, Partai Golkar punya mekanisme sendiri untuk menentukan dan mencari figur yang dicalonkan pada Pilkada Buleleng 2017.
“Prinsipnya saya masih menyetujui Pak Agus dan Pak Sutjidra. Saya pikir pembangunan yang selama ini sudah dilakukan perlu dilanjutkan secara berkesinambungan. Itu pribadi saya, tapi sejauh ini saya memang masih terikat dengan aturan di partai saya karena harusmenjalankan mekanisme yang ada di dalam partai. Nanti kita lihat partai saya (Partai Golkar). Semestinya jika melihat konsep pembangunan secara menyeluruh, apa yang dilakukan bupati saat ini sudah bagus,” puji Sumarjaya Linggih di Bali Handara, Jumat (6/4).
Sumarjaya mengaku cukup respek dengan pola pembangunan yang dilakukan oleh pasangan Agus Suradnyana dan Nyoman Sutjidra dengan melakukan perbaikan infrastrtuktur jalan, peningkatan sarana dan kwalitas pelayanan kesehatan, pelestarian seni dan budaya serta bidang lain.
Saat ini, kata Sumarjaya Linggih, IRD dan RS Pratama sudah dibangun dan ini sangat penting untuk melayani akses kesehatan masyarakat Buleleng.
“Saya melihat sarana Kesehatan sedang dibangun, fasilitas lain juga sedang diperbanyak. Ini kan menarik untuk pemberdayaan Buleleng,” tegasnya.
Mekanisme pejaringan calon di Partai Golkar juga saat ini sedang menunggu hasil Munas Partai Golkar. Hasil Munas ini akan berpengaruh terhadap kebijakan partai di daerah. Munas Partai Golkar baru akan digelar 15 Mei 2016 mendatang.
Demer berharap, ada rekonsiliasi setelah terjadinya perpecahan di Partai Golkar. “Jika semuanya berlangsung secar fair, pasti tidak ada yang kecewa apalagi sampai harus membuat partai baru. Kita butuh rekonsiliasi, demokrasi harus dikedepankan dalam Munas nanti. Dan ini berpengaruh juga ke struktur kepengurusan di Partai Golkar di daerah,” paparnya.
Dia mengingatkan Wapres Jusuf Kalla juga sudah berpesan supaya rekonsiliasi di tubuh Partai Golkar bisa mengedepankan etika politik snatun dan demokrasi.
Sementara itu Deperda (Dewan Pertimbangan Daerah) DPD PDIP Bali, Nyoman Adi Wiryatama optimis PASS akan mendapat dukungan penuh dari DPP PDIP dan memenangkan Pilkada Buleleng.
Selama ini, PDIP sudah meletakkan dasar-dasar pembangunan dan masyarakat sudah menerima itu. “Kalau diganti lagi, ya susah. Kita optimis masyarakat masih berkeinginan mendukung PDIP . Ya memang harus dilanjutkan,” ujar Adi Wiryatama.
Adi menyatakan selama ini sejumlah partai juga sudah menampakkan simpati untuk mendukung PDIP seperti Partai NasDem yang telah secara resmi mendukung PASS.
“Kalau selama ini perhatian dan simpati dari partai lain kan sudah ada untuk PDIP. Kita tunggu, siapa tahu Partai Golkar segera datang untuk bergabung, ya saya berterima kasih. Kita berharap jadi satu saja,” ujar Adi Wiryatama.
Adi mengungkapkan pembicaraan secara pribadi dengan sejumlah tokoh Partai Golkar sudah sering dilakukan termasuk dengan Gede Sumarjaya Linggih sebagai politisi senior Partai Golkar Bali. Dia menyatakan, siapa tahu dari perbincangan pribadi dengan sejumlah politisi Partai Golkar itu akan mengarah ke arah dukungan secara resmi dari Partai Golkar untuk PDIP di Buleleng.
Sementara itu, Nyoman Sutjidra yang saat ini pasangan petahana mengapresiasi dukungan dari Sumarjaya Linggihkepada pihaknya. Baginya, dukungan pribadi dari Sumarjaya Linggih sangat baik untuk menjalani proses pilkada buleleng dengan lebih damai.|NP|