Singaraja | Sejumlah terumbu karang diarea “Kota Bawah Laut” di daerah perlindungan laut Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula banyak alami pemutihan sejak beberapa hari terakhir. Pemutihan ini sudah tergolong kerusakan terumbu karang dan bisa berakhir dengan kematian terumbu karang itu sendiri.
Pemutihan terumbu karang ini biasanya disebabkan oleh perubahan iklim dan kenaikan suhu air laut. Puncak pemutihan terumbu karang diperkirakan akan terjadi akhir Mei sampai awal Juni ini.
Pemutihan terumbu karang di perairan Bondalem lebih dominan terjadi karena kenaikan suhu air laut, kata pemerhati terumbu karang dari Bahari Prawara, Nyoman Sugiarta.
“Pemutihan karang biasanya terjadi akibat perubahan iklim seperti hujan yang tidak semestinya atau panas yang tidak semestinya. Nah apa yang terjadi saat ini karena adanya kenaikan suhu air laut. Biasanya, ketika saya menyelam di kedalaman 25 meter bisa mencapai 27 derajat celius justru saat ini bisa mencapai 30 derajat celcius. Ada kenaikan suhu hingga dua derajat,” terang Sugiarta yang sudah pernah meraih penghargaan internasional di Amerika Serikat beberapa tahun lalu.
Karang yang memutih berada di banyak lokasi, atas dan bawah. Yang menguatkan penyebab pemutihan karnag laut ini akibat kenaikan suhu air laut yakni beberapa karang dikedalaman empat meter sangat sedikit terjadi pemutihan, namun di kedalaman 15 meter ke bawah terjadi banyak pemutihan. Kondisi ini yang meyakinkan bahwa pemutihan karang itu terjadi atau terpengaruh oleh kenaikan suhu air laut.
“Justru di kedalaman 15 meter yang semestinya lebih dingin malah banyak yang memutih, luasannya atau jumlahnya sekitar 70 persen,” terangnya.
Tidak bisa yang banyak dilakukan ataupun antisipasi karena semua ini akibat faktor alam. Saat ini, pihaknya hanya bisa meminimalisir campur tangan aktifitas manusia di daerah-daerah yang mengalami pemutihan.
Sugiarta juga mendapatkan informasi bahwa pemutihan karang ini terjadi juga di sejumlah tempat seperti perairan Tulamben, Karangasem, Perairan Gili, Nusa Tenggara Barat serta daerah-daerah lain.
Karang-karang yang mengalami pemutihan ini sudah bisa dipastikan akan lebih banyak mati dan tidak bisa kembali seperti semula. Tahun 2010 juga pernah terjadi pemutihankarang di periaran Bondalem, namun tidak separah sekarang.
Kedepan, setelah musim ini berlalau, Sugiarta bersama sejumlah pecinta terumbu karang serta beberapa organisasi yang peduli terhadap terumbu karanga kan melakukan recovery denganc ara monitoring dan pembersihan sisa-sisa sampah laut. |NP|