Singaraja, koranbuleleng.com, Sejumlah pihak di Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula terus menggalang kekuatan untuk melakukan konservasi dan pelestarian karang laut di wilayah perairan di Buleleng timur. Salah satu yang kini aktif dilakukan yakni konservasi dan pelestarian terumbu karang dengan pola adopsi.
Pola ini tergolong baru di Kabupaten Buleleng. Bahari Prawara, lembaga sosial yang terdiri dari sejumlah warga dari berbagai latar belakang seperti nelayan, penggiat terumbu karang dan pecinta lingkungan bahari adalah salah satu administrator dari sistem adopsi karang ini.
Salah satu warga Desa Bondalem yang yang juga anggota Bahari Prawara mengatakan misi adopsi karang ini sebenarnya adalah untuk konservasi dan pelestarian lingkungan perairan. Lokasinya saat ini masih menyasar wilayah perairan di Buleleng timur, dan kedepan akan dikembangkan disejumlah wilayah perairan di Buleleng.
Sistem adopsi ini memberikan kesempatan kepada pribadi, donator maupun perusahaan tertentu menjadi adopter. Mereka yang mengadopsi satu karang berupa hexadome akan diberikan sebuah sertifikat, serta identitas secara lengkap dipermanenkan di hexadome.
“Yang mengadopsi akan diberikan sertifikat, nama adopter akan dipatenkan di hexadome yang akan ditanam, serta semua hexadome sebagai media rumah ikan yang diadopsi ini akan dimonitoring secara berkelanjutan oleh tim. “jelas Adi Sancaya, Senin 18 Juli 2106.
Yang melakukan monitoring ini adalah tim dari Bahari Prawara. Seluruh biaya yang dibebankan dalam system adopsi ini juga sudah include dengan informasi perkembangan hexadome setiap tri wulan dan disampaikan kepada para adopter.
Pola ini dianggap akan mampu secara cepat dan baik untuk melakukan konservasi berkelanjutan dibidang kelautan karena membuka akses seluas-seluasnya kepada pihak manapun untuk ikut berperan serta dalam upaya konservasi dan pelestarian terumbu karang.
Pola adopsi ini sebenarnya bagian dari program underwater city di wilayah perairan Bondalem yang telah dibuka beberapa bulan lalu. Selain di Underwater city, lokasi lain yang diharapkan segera bisa menjadi lokasi adopsi yakni di wilayah perairan desa Pacung karena wilayah periaran ini masih banyak yang berpasir.
Hexadome yang diturunkan akan berlokasi di kedalaman tujuh sampai sembilan meter, berjarak minimal 100 meter dari bibir pantai. Di kedalam tujuh hingga sembilan meter dengan kondisi air yang jernih pada musim tertentu masih bisa terlihat dari permukaan air laut.
“Jadi jarak dan kedalaman maksimal Sembilan meter masih bisa dilihat saat snorkling, bisa menjadi obyek wisata baru snorkling. Maka itu, dengan pola ini kami berharap konservasi berkelanjutan dengan membuka akses seluas-seluasnya kepada berbagai pihak. Kami mengundang, siapapun yang ingin menjadi adopter, kami sangat terbuka demi kepentingan konservasi ini,”ujar Adi Sancaya.
Ada tiga paket yang ditawarkan dalam sistem adopsi karang ini yakni paket 1 dengan biaya Rp. 2.500.000 mendapatkan 1 rumah ikan atau satu hexadome, paket 2 dengan biaya Rp.5.500.000 dengan mengadopsi tiga hexadome, dan paket 3 dengan biaya Rp.11.500.000 dengan jumlah 7 unit hexadome.
Bahari Prawara selama ini juga sudah berpengalaman dibidang penanaman rumah ikan atau hexadome di sejumlah wilayah perairan di Bali, seperti perairan Tulamben,wWilayah Pantai Kuta dan beberapa wilayah lainnya. |NP|