Tabanan, koranbuleleng.com| Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti kembali ikut dalam kegiatan sosial keagamaan untuk melestarikan tatanan adat dan budaya Bali. Setelah ikut serta berperan dalam pengobatan secara sekala dan niskala. Kali ini, Bupati Eka mendapat kehormatan menjadi “Sangging” dalam kegiatan Metatah Masal yang digelar di Pesraman Yayasan Siwa Murti, Denpasar, Kamis 21 Juli 2016 kemarin.
Bupati Eka yang juga selaku Penasehat Perguruan Siwa Murti, menghadiri acara tersebut didampingi anggota DPRD Provinsi Bali Ketut Purnaya, dan para Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabanan.
Saat itu, Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti memberikan apresiasi yang positif atas terselanggaranya kegiatan ini. Orang nomor satu di Tabanan ini mengharapkan, kegiatan ini terus berkelanjutan untuk kedepannya. Dan diharapkan kegiatan seperti ini bukan hanya dilakukan disini saja, melainkan diharapkan bisa dilakukan di Kabupaten Tabanan.
“Kegiatan ini sejalan dengan cita-cita kita bersama yaitu menuju ajeg Bali. Saya harap kegiatan ini terus berlanjut, karena inilah cerminan kita sebagai manusia, yang mampu harus bisa ringan tangan membantu yang kurang mampu,” jelasnya.
Dirinya juga mengatakan, kegiatan ini bukan semata-mata untuk membantu masyarakat yang kurang mampu, namun ini juga katanya bertujuan untuk menciptakan generasi penerus yang bermoral dan berakhlak tinggi, sehingga dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik kedepannya, khususnya di Bali.
“Inilah inti dari hidup, hendaknya kita bisa berguna bagi masyarakat umum, dengan melakukan perbuatan yang baik, Niscaya dengan perbuatan yang baik kita menanam karma yang baik pula. Sehingga mendapat pahala yang baik pula, karena kita hidup tidak terlepas dari karma, “ terangnya.
Ditambahkannya juga, dalam melakukan suatu kegiatan apapun yang berhubungan dengan ajeg Bali dan Tuhan Yang Maha Esa harus didasari dengan hati yang tulus ikhlas dan pikiran yang positif. Karena pikiran yang positif akan membuahkan perbuatan yang positif, sehinhga apa yang menjadi cita-cita kita bersama yaitu menuju ajeg Bali segera bisa terwujud.
“Ini adalah pengalaman baru bagi saya, dengan turut serta menjadi sangging. Suatu kehormatan yang luar biasa dan ini merupakan karma baik yang harus ditanam serta dilaksanakan dengan pikiran yang suci serta hati yang tulus. Kedepan agar perbuatan kecil yang saya lakukan ini bisa mengetuk hati masyarakat untuk bisa menjadi pribadi yang lebih berguna”, ungkapnya.
Sebelumnya Ketua Panitia Metatah Masal, I Made Suarna mengatakan, acara metatah massal ini dikaitkan dengan rangkaian piodalan dan HUT Yayasan Siwa Agung Jagadhita Provinsi Bali dan Perguruan Murti Bali, serta Perguruan Siwa Murti Bali yang ke-8. Dan dikatakannya juga, kegiatan metatah massal ini juga merupakan kegiatan rutin setiap tahun serta bertepatan dengan Piodalan dan Ulang Tahun Yayasan Siwa Murti,” katanya.
Suarna menjelaskan, metatah massal ini diikuti oleh 108 orang dari berbagai kalangan masyarakat baik dari Bali maupun luar Bali, Kegiatan ini terbuka untuk umum di seluruh Bali “Acara metatah massal diikuti 108 orang dari berbagai kalangan masyarakat umum ,” jelasnya.
Pihaknya menegaskan seluruh peserta metatah massal ini sama sekali tidak dipungut biaya. “Seluruh rangkaian upacara ritual ini sama sekali tidak memungut biaya bagi para peserta yang mengikuti. Kegiatan ini murni dilaksanakan oleh Yayasan Siwa Murti, karena ini bagian dari `yadnya` (keikhlasan),” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut Ketua PHDI Bali, Gusti Ngurah Sudiana menambahkan, katanya kita harus lebih memahami maksud dari metatah (potong gigi), karena metatah juga dikatan sebagai bagian dari yadnya. “Mari kita lebih memahami maksud dari metatah (potong gigi), karena metatah merupakan yadnya dalam Agama Hindu,” jelasnya.
Dikatakan juga bahwa Potong Gigi merupakan kegiatan yadnya yang bertujuan untuk menghilangkan Sadripu yakni, enam musuh yang ada dalam diri manusia. Sehingga nantinya manusia menjadi lebih baik. |tim|