Singaraja, koranbuleleng.com | Made Bagia, warga Banjar batu Agung, Desa Gerokgak, Kecamatan Gerokgak hanyalah seorang loper Koran yang sering menjual korannya simpang empat Jalan Ahmad Yani, Singaraja. Dia alami cacat fisik pada bagian kakinya yang buntung karena diamputasi.
Tahun 1999, Dia pernah mengalami kecelakaan lalu lintas hingga harus hidup dengan satu kakinya. Walalu begitu, Dia gigih bertahan untuk hidup.
Dengan keterbatasan fisik ini, Bagia tetap bekerja keras dibawah terik matahari menjajakan seluruh korannya supaya bisa habis dibeli pelanggannya. Walau dengan keterbatasan fisik, Dia bekerja sangat tangguh dan bermodalkan tongkat untuk penopang kakinya.
Bagia setiap hari harus bolak-balik dari rumahnya di Desa Gerokgak menuju Singaraja berjarak ssepanjang 42,9 kilometer untuk menjual korannya. Tak banyak yang dihasilkan dari hasil menjual Koran ini.
Kehidupan setiap hari juga sangat terbatas. Bagia mengaku harus kerja dengan membanting tulang demi kehidupan keluarga yang mananti di rumah. Bagia tulang punggung bagi keluarganya. Jika tidak bekerja, maka Dia tidak akan mendapatkan uang.
”Kalau saya tidak kerja seperti ini mau apa lagi, keluarga saya tidak akan bisa makan di rumah,” ujar Bagia.
Sebagai warga miskin, Bagia mengaku tidak pernah mendapatkan bantuan sosial dan kesehatan. Dia hanya mendapatkan jatah beras miskin.
“Untuk kesehatan, saya tidak punya JKBM, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Jamkesmas, KIS dan yang lainnya. Kami hanya merasakan Raskin dari pemerintah saja,” terangnya.
Bagia bercerita kalau tempat tinggalnya juga tidak layak huni. Dia tinggal disebuah gubuk tua dimana lahan tersebut pinjaman dari seorang yang mengasihaninya.
”Warga lain banyak yang dapatkan bantuan bedah rumah, saya belum pernah terdata. Dengan kondisi seperti ini. Saya tinggal bersama dengan sepupu di Gerokgak menempati rumah gubuk,” tutur Bagia berkeluh kesah disela-sela menjual korannya.
Dengan kondisi seperti itu Bagia sangat mengharapkan adanya uluran tangan dari Pemerintah Provinsi Bali utamanya kepada Gubernur Bali Made Mangku Pastika.
”Dengan kondisi seperti ini kami sangat mengharapkan adanya bantuan dari Pak Gubernur Pastika. Yang penting saya dapat bantuan modal usaha, tidak diberi bantuan bedah rumah juga tidak masalah. Saya hanya ingin mandiri,” ungkapnya.
Bagia beralsan, jika dirinya diberikan bantuan rumah namun tidak bekerja maka tetap saja tidak akan ada perubahan ekonomi di keluarganya. Karena itulah, Dia berharap Pemerintah memberikan bantuan modal usaha untuk dirinya berusaha. ”Ya kalau boleh bantuan kios untuk kami menyambung hidup sebagai penjual Koran,”harapnya.|NP|