Singaraja, koranbuleleng.com| Koran Buleleng berhasil menorehkan prestasi gemilang dalam ajang Lomba Karya Jurnalistik tingkat Nasional serangkaian dengan even TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-96. Kemenangan ini terkait dengan liputan TMMD di Dusun Pucak sari, Desa gerokgak dengan mengambil judul “TNI Buka Akses Jalan Sepanjang 1,3 Kilometer di Dusun Terisolir”. Penganugerahan penghargaan ini diberikan langsung oleh Kepala Staff TNI angkatan Darat, Jenderal TNI Mulyono di Balai Samudera, Jakarta, Rabu 24 Agustus 2016.
Penghargaan diraih langsung oleh Jurnalis Koran Buleleng, Putu Nova A Putra. Sebagai institusi media online yang baru lahir sejak 27 Mei 2015 lalu, penghargaan ini tentu adalah sebuah anugerah terindah, surprise dan kebanggaan tersendiri. Namun begitu, kami tetap menganggap bahwa penghargaan ini adalah sebuah pelajaran berharga untuk menumbuhkan dan meningkatkan mutu dan kualitas jurnalisme di internal redaksi Koran Buleleng.
Buleleng sebenarnya meraup dua penghargaan sekaligus, salah satunya lagi diraih oleh Jurnalis Edo Hary Purnawan dari Nirwana TV yang materi liputannya juga terkait dengan TMMD di Dusun Pucak Sari, Desa Gerokgak.
Dan kedua media massa beda “aliran” ini juga tergolong baru muncul di Bali, khususnya di Kabupaten Buleleng. Nirwana TV adalah stasiun TV milik Jawa Post Group, sementara www.koranbuleleng.com adalah media massa online lokal yang didirikan dengan modal seadanya.
Redaksi Koran Buleleng mengapresiasi dan memberi hormat kepada institusi TNI Angkatan Darat karena telah memberikan penghargaan bagi para Jurnalis Indonesia melalui kegiatan TMMD yang sangat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat Indonesia.
Ini juga sebuah kebanggaan bagi Buleleng, karena dua Jurnalis Buleleng mampu meraih juara tiga di dua kategori sekaligus yakni kategori media elektronik dan Kategori media cetak/online.
Kami, tak pernah menyangka sebenarnya bisa meraih juara ketiga, karena persaingan dalam lomba karya jurnalistik TMMD ini ternyata sangat ketat. Kami juga sebelumnya tidak menyangka, bila karya kami bersama karya-karya seluruh wartawan di Buleleng dikirimkan oleh Kodim 1609 Buleleng ke Mabes TNI-AD di Jakarta.
Ada ratusan wartawan dari berbagai daerah yang mengikuti lomba ini dan dimeja panitia terdapat ribuan judul berita yang dikirimkan oleh seluruh Markas KODIM se-Indonesia yang menggelar TMMD.
*****
Sekarang stop bercerita soal penghargaan ini, tapi kami akan ceritakan sedikit soal pengalaman kami (Saya Putu Nova A Putra dan Edo Hary Purnawa) meliput pembukaan TMMD secara resmi di Bendungan Gerokgak beberapa waktu lalu.
Entah ini kebetulan semata atau tidak terkait dengan penghargaan ini. Sewaktu Pembukaan TMMD ke-96 di bendungan Gerokgak, yang secara resmi dibuka oleh Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, kami berdua, sempat kehilangan momen untuk melakukan wawancara dengan Gubernur Bali.
Sebagai Jurnalis, kami butuh wawancara gubernur terkait dengan program TMMD ini. Namun sial, beberapa saat usai pembukaan rombongan Gubernur Bali justru meninggalkan lokasi pembukaan. Awalnya kami mengira, Gubernur bakal mendatangi lokasi pembukaan akses jalan di Dusun Pucak Sari sehingga kami mengejarnya.
Karena kondisi jalan yang cukup sempit, mobil rombongan pejabat sangat banyak dan tidak memungkinkan saya untuk mengambil sepeda motor, saya akhirnya memutuskan berboncengan dengan Edo Hary Purnawa yang membawa sepeda motor bebek matic.
Sekali lagi, kami mengira rombongan Gubernur Bali hendak ke lokasi TMMD, hingga kami mengejarnya.
Namun ternyata kami buntuti cukup jauh, rombongan juga tidak berbelok arah ke lokasi TMMD hingga kami sadari bahwa Gubernur Bali justru kembali ke Denpasar. Jadilah kami tidak bisa mewawancarainya. Padahal, Edo Hary Purnawan sudah berusaha mengejarnya dengan gas motor yang kencang dengan motor bebek maticnya yang sudah egal-egol tetapi ternyata tidak bisa berlari kencang.
Kami putuskan ke lokasi TMMD. Kami sok tahu saja lokasinya padahal baru pertama kali datang lokasi TMMD di dusun Pucak Sari, Desa Gerokgak. Sekali lagi, kami mengejar narasumber, yang kabarnya kala itu Danrem 163 Wirasatya Bali, Kolonel (Inf) I Nyoman Cantiasa sedang berada dilokasi TMMD.
Kami masuk seperti penunjuk arah yang telah dipasang menuju lokasi TMMD. Namun karena kalap ingin mengejar narasumber, kami tidak membaca penunjuk arah lainnya di tempat lain. Akhirya kami tersesat cukup jauh hingga melewati semak belukar, sungai-sungai yangs udah mengering, jalan setapak berbatu serta tidak ada pemukiman di kawasan itu.
Kamipun bingung dan berbalik arah, namun lagi-lagi tersesat, tidak ingat jalan semula yang telah membuat kami tersesat diawal. Beberapa saat berdiam, kami berfikir, kemana arah jalan yang kami lewati tadi.
Hingga akhirnya ada seorang penjual es yang lewat di kawasan itu. Dia menunjukkan arah, dan akhirnya bisa menemukan lokasi TMMD. Beruntung, Sang Danrem, Kolonel (Inf) I Nyoman Cantiasa masih dilokasi TMMD dan ngotot ingin berjalan kaki menyusuri jalan yang akan dibangun dengan rabat beton.
Waktu itu, sejumlah rekan wartawan lain sudah berada dilokasi lebih awal bersama Danrem, diantaranya Wartawan Kompas TV, Kardian Narayana dan Reporter Singaraja Fm Gede “Bob” Suardika. Kami akhirnya bisa mewawancarinya bersama warga setempat.
Dari pengalaman itu, entah kebetulan atau tidak, sejak awal, kami merasakan pengalaman yang lucu saja saat meliput. Kenapa pengalaman lucu? Karena ini sebenarnya liputan ringan, bukan liputan di medan perang. Tetapi kami justru tersesat ditengah kawasan yang tak kami ketahui. Tersesat hanya untuk mencari jalur lokasi TMMD supaya bisa mewawancari narasumber yang kompeten terkait dengan TMMD ke-96.
Jadi, ada yang membalas keteguhan kami mengejar narasumber hingga tersesat dan dibayar dengan sebuah penghargaan, Juara 3 Lomba Karya Jurnalistik Nasional, TMMD ke-96. Penghargaan ini sebenarnya untuk warga Dusun Pucak Sari, Desa Gerokgak yang kini sudah berbahagia dengan adanya jalan rabat beton. Penghargaan ini juga secara khusus kami persembahkan bagi kerja keras dari kolaborasi TNI – AD, KODIM 1609 Buleleng, Raider 900, Pemkab Buleleng serta teman-teman Komunitas Jurnalis Buleleng. Yang terpenting, kami melkaukan reportase dengan frame sesuai fakta yang ada, tidak membumbui dengan “naskah” politik sehingga semua merasa nyaman dan tidak ada yang merasa dirugikan. Ini karena memang tidak ada nuansa politik di dalamnya.
Jangan diambil hati, tulisan ini dibuat secara buru-buru, karena akan mengejar lelapnya tidur setelah diselimuti lelah akibat perjalanan panjang dari Buleleng-Makassar lalu ke Jakarta untuk mengambil tropi dan kembali ke Buleleng.
Oh ya, sebelum selesai perlu kami ceritakan sedikit pengalaman sebelum menerima tropi ini. H-minus satu sebelum penganugerahan penghargaan oleh Kasad Jenderal TNI Mulyono, kami harus mengikuti gladi.
Di gladi itu, kami harus berlatih berjalan dengan langkah yang sama tegap dan harus rapi. Ada Sembilan orang yang menerima penghargaan, enam orang wartawan dan tiga Dan Satgas TMMD terbaik di Indonesia.
Kalau Dan Satgas mungkin sudah biasa baris-berbaris, namun kami yang menerima penghargaan sudah lupa cara baris-berbaris yang benar sehingga harus berulang-ulang kali latihan berjalan supaya langkahnya sempurna terlihat rapi dan tertib.
Penulis : Putu Nova A Putra.