Singaraja, koranbuleleng.com| Singaraja, adalah kota tua. Banyak bangunan masa lalu bernuansa Eropa milik sejumlah orang pribadi yang masih berdiri dan dirawat baik. Wilayah perairannya juga luas, sehingga menyimpan potensi perikanan yang sangat tinggi, salah satu potensi ikan kerapu.
Bahkan, sejumlah perusahaan perikanan banyak membuat ladang pembudidayaan ikan kerapu di tengah laut, dan setiap kali panen biasanya diekspor ke luar negeri seperti Hongkong, Jepang dan Negara lainnya di Asia.
Pemilik Resto Sari Mina, Putu Putra Sedana yang membuka restorannya di sebuah rumah tua bernuansa Eropa di bilangan Jalan Ngurah Rai, sekitar 200 meter ke arah utara dari tugu Singa Ambara Raja tampaknya melihat kedua potensi itu sebagai ladang bisnis yang menggiurkan dibidang kuliner.
“Silahkan datang ke sini, Menikmati Sop Ikan Kerapu sembari menikmati sejarah Buleleng di masa lalu. Foto-foto masa lalu ini milik pemilik rumah, sudah dipajang begitu saja disini. Jadi memang ada kekhasan ketika banyakpengunjung ke sin ibis amelihat Seharah Buleleng,”ujarnya.
Restoran yang dibuka empat tahun silam ini salah satunya menyediakan menu special, sop ikan kerapu. Rasanya tentu nikmat. Ikan Kerapu memiliki nilai gizi yang amat tinggi.
Kerapu diolah dengan racikan alami menggunakan bumbu-bumbu alami, dan ditambah dengan beragam sayur-mayur yang masih segar seperti tomat, wortel, daun bawang serta bahanlainnya. Sop ini dimasak hanya dalam waktu 30 menit saja, dan sudah bisa dihidangkan ke penikmatnya.
Menurut Putra Sedana, sop ikan kerapu ini menjadi menu special di resto miliknya karena dia ingin memanfaatkan potensi kelautan Buleleng. Seluruh jenis ikan olahan di restonya dicari langsung dari nelayan-nelayanlokal di buleleng. Karena itulah, Dia beralasan potensi perikanan Buleleng sangat tinggi sehingga harus dimanfaatkan dengan baik melalui pasar kuliner.
“Laut kita kaya akan ikan kerapu. Dan penikmat Ikan Kerapu itu heterogen, bukan saja lokal tapi banyak pula wisatawan asing,”kata Putra Sedana.
Bahkan resto miliknya, sudah masuk dalam daftar list sejumlah agen travel di Bali. Sehingga ketika agen travel ini mengajak wisatawan berkunjung ke Buleleng, maka resto miliknya adalah salah satu tujuannya sebagai tempat makan bagi para wisatawan.
“Agen-agen travel ini biasanya tinggal telepon saya saja. Yang banyak menyukai sop ikan kerapuini wisataan Singapura, Prancis, Hongkong,” ungkapnya.
Putra Sedana mengaku membeli ikan kerapu dari nelayan-nelayan lokal di Buleleng. Dia memang memesan secara khusus ikan kerapu dengan bobot ikan yang lebih besar.
Tentu jika menikmati sop ikan kerapu di restoran sari Mina juga tidak membosankan. Sambil menunggu hidangan, ataupun setelah menyantap menu sop Ikan Kerapu, penikmatnya bisa melihat-lihat sejumlah foto kenangan akan sejarah masa lalu Buleleng.
Restoran ini, adalah rumah tua dengan nuansa Eropa. Dulunya, rumah ini adalah rumah tinggal seorang Kepala Residen Buleleng di masa pemerintahan Sunda Kecil. Tak salah, namanya sampai kini dinamai Roemah Soenda Ketjil, tulisannya masih menggunakan ejaan lama.
Beberapa foto masa lalu masih dipajang di dalam rumah. Ada foto Presiden Soekarno yang sedang melakukan aktifitasnya di wilayah Pemerintahan Sunda Kecil, ada pula sejumlah foto petinggi sejumlah Negara yang sedang berkunjung ke wilayah Pemerintahan Sunda Kecil. Pemerintah Sunda Kecil mewilayahi Bali, NTB, NTT, serta sebagian pulau di Kepulauan Maluku.
Melanglang Buana 13 tahun
Sebelum membuka restoran Sari Mina, Putu Putra Sedana sudah melanglangbuana dalam dunia kuliner. Dia pernah merantau ke Surabaya selama 13 tahun dan bekerja sebagai juru masak di sebuah restoran ternama di area Tunjungan Plaza, Surabaya. Untuk menjadi juru masak itupun, Dia harus memulai dari tukang cuci piring.
“Saat menjadi tukang cuci piring, saya lihat-lihat juru masak senior cara memasak, cara memotong ikan dan sebagainya. Saya curi-curi lihatnya, saya catat. Saya lalu coba memasaknya,”terang Putra Sedana.
Dari situ Dia berhasil menjadi juru masak professional. Bukan di satu tempat, Putu Putra sedana juga sempat berpindah-pindah ke tempat kerja lain bahkan sampai ke Kalimantan timur. Putu Putra Sedana juga sempat berkarir sebagai juru masak di Hotel Sahid, sebuah hotel ternama sejak dulu.
Hingga akhirnya, Dia memilih pulang ke kampungnya di Desa Sumberkima, Kecamatan Gerokgak. Restoran Sari Mina di Singaraja hanya cabang dari rumah makan tradisional yang ada di Desa Sumberkima.
Kesuksesan yang diraih oleh Putra Sedana memang melalaui banyak jalan. Dia pernah jatuh bangun saat berkarir dan membangun usahanya.
“Yang penting saya harus fokus pada pekerjaan ini. Dari dulu pekerjaan saya hanya meamsak pak, sampai sekarang. Tidak ada yang lain,”ungkapnya. |NP|