Singaraja, koranbuleleng.com | Lima desa di Kecamatan Tejakula sampai saat ini masih mengalami krisis air bilamana musim kemarau tiba. Aparat desa setempat mempertanyakan distribusi dari proyek air bersih yang memanfaatkan air dari sumber mata air sanih, di Desa Bukti Kecamatan Kubutambahan kepada Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana saat melakukan kunjungan kerja ke wilayah Kecamatan Tejakula dan Kecamatan Kubutambahan, Rabu 5 Oktober 2016.
Lima desa di Kecamatan Tejakula yakni Desa Sambirenteng, Penuktukan, Les, Madenan, dan Desa Tembok. Kelima desa ini berharap, penyelesaian krisis air bersih bisa ditangani secepatnya.
”Distribusi airnya dari proyek yang dibangun dengan mengambil sumber mata air Yeh Sanih seperti apa sampai kini. Kami selalu alami kesulitan air bersih pada saat musim kemarau tiba. Kami berharap, pemerintah Kabupaten Buleleng segera mencarikan solusi,” kata Perbekel Sambirenteng Wayan Ginantri.
Perbekel Ginantri menjeasakan krisis air bersih terjadi karena debit air di sumber mata air yang dimanfaatkan sangat kecil pada musim kemarau. “Kalau dicermati, di wilayah kami ini sebenarnya cukup banyak sumber mata air, tapi yang bisa dimanfaatkan masih sedikit,” tandasnya.
Hadir dalam kesempatan itu, Dirut PDAM Made Lestariana dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Suparta Wijaya.
Made Lestariana menjelaskan, proyek penyediaan air bersih dengan pemanfaatan air dari sumber Air Sanih sedang berjalan. Lima desa di Kecamatan Tejakula, Sambirenteng, Penuktukan, Les, Madenan dan Desa Tembok belum bisa terlayani karena rencana jangkauan belum sampai melayani kelima desa tersebut.
Proyek tersebut hanya mampu melayani distribusi air bersih untuk enam desa di Kecamatan Tejakula meliputi, Bondalem dan Tejakula, kemudian Desa Bukti, Bulian, dan Kubutambahan di Kecamatan Kubutambahan, dan satu lagi di Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan.
“Pada tahun 2018, proyek ini baru bisa mendistribusikan air bersih ke sejumlah desa-desa iti. Jumlah yang terlayani sekitar 10 ribu pelanggan,” jelas Lestariana.
Sementara Kadis PU Suparta Wijaya mengungkapkan, pihaknya sudah melakukan surve terhadap sejumlah sumber mata air yang ada di beberapa desa di KecamatanTejakula. Tetapi sumber-sumber air diwilayah ini memang sangat kecil pada saat musim kemarau. Ini menjadikan kendala dalam program pemanfaatan sumber air.
Tetapi Dinas PU berupaya, sumber air di Desa Sambirenteng bisa dimanfaatkan. Namun dalam perjalanannya, proyek ini sempat mengalami gagal tender karena belum ada rekanan yang berminat mengerjakan proyek tersebut.
“Tahun ini kita mau tenderkan lagi, tapi karena ada perubahan regulasi, sehingga tidak bisa ditenderkan lagi,” terangnya.
Sementara itu, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana meminta meminta Dinas PU dan Perbekel di kelima desa secara intensif membicarakan pola pemanfaatan sumber mata air yang ada. Targetnya, krisis air bersih bisa di lima desa di Kecamatan Tejakula bisa teratasi secepatnya yakni tuntas di tahun 2017 nanti.
“Saya berharap ini harus selesai pada tahund epan. Dinas PU dan Perbekel harus mencari pola pemanfaatan sumber mata air yang tepat. Tunjukkan sumber-sumber mata air kepada Dinas PU yang emang layak, minimal 3 liter perdetik,” tandas Bupati.
Dinilai Fokus Dan Tepat Sasaran.
Kunjungan Kerja (Kunker) Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana,ST di Kecamatan Tejakula dan Kecamatan Kubutambahan, diapresiasi positif oleh masyarakat.
Salah satu warga, Made Widnyana dari Desa Tejakula yang sehari – hari bekerja sebagai supir freelance ini mengakui Kunker Bupati kali ini sangat tepat sasaran dan juga fokus menjawab permasalahan di Kecamatan Tejakula.
Menurutnya permasalahan air bersih yang dikeluhkan warga langsung diberikan jawaban oleh Bupati Buleleng. Bahkan Bupati secara khusus meminta instansi terkait untuk segera mengatasi permasalahan ini.
“Saya pribadi sudah melihat secara nyata bagaimana kinerja Bupati dan Wakil Bupati saat ini, semuanya terprogram secara baik dan penuh perhitungan,”tuturnya
Lebih lanjut, Widnyana mengungkapkan kunker kali ini merupakan salah satu cara yang tepat dari Pemkab Buleleng untuk mensinergikan kinerja antara Kecamatan dengan Desa. “Selain itu, saya kira Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana juga bisa mendengarkan beberapa aspirasi masyarakat yang disampaikan langsung kepada Bupati maupun kepala SKPD terkait yang ada di Pemkab Buleleng. Dengan adanya masukan maupun aspirasi dari masyarakat maka pemerintah bisa menusun program kerja yang tepat sasaran pada tahun – tahun mendatang,” ungkap Widnyana.
Bupati mengatakan kunjungan kerja kali ini bukan hanya saja untuk melihat ataupun memantau pembangunan yang ada di kecamatan maupun di Desa yeng memakai APBD maupun APBDes tetapi juga mendengar aspirasi masyarakat.
”Disamping kita memantau pembangunan yang ada di Kecamatan maupun di Desa kita juga mendengar secara langsung saran,masukan maupun keluhan dari masyarakat terkait selamakepemimpinan kami sebagai Bupati dan Wakil Bupati ,” katanya. |NP|