Singaraja, koranbuleleng.com| Alat berat eksavator milik dinas PU Buleleng yang rencananya akan digunakan dalam pembongkaran sebuah tembok bangunan yang bersengketa di dusun Kubu Anyar, Desa Kubutambahan, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng terperosok ke dalam kubangan parit, Sabtu, 8 Oktober 2016.
Dari penuturan seorang warga di lokasi kejadian Ketut Adi (37) mengatakan alat berat itu mengalami selip kemudian terperosok, tak berselang lama eksavator itu semakin tenggelam di kubangan parit berlumpur, karena yang dilewati itu bekas rawa yang sudah tertimbun kayu-kayu. Tak pelak terperosoknya eksavator di kedalaman 4 meter kemudian menjadi tontonan menarik warga setempat serta beberapa pengguna jalan yang melintas.
Berdasarkan informasi yang dihimpun koranbuleleng.com di lokasi kejadian, dari kesepakatan hasil musyawarah krama Desa Pakraman Kubutambahan, pagi itu krama bermaksud mengadakan gotong royong massal membongkar tembok bangunan milik warga bernama Mangku Sandiarta yang melanggar jarak sepadan batas bangunan.
“Mangku Sandiarta selaku pemilik lahan, sudah kami peringatkan sebanyak tiga kali untuk melakukan pembongkaran tembok bangunan yang melanggar batas kurang lebih sejauh 3 meter, rupanya peringatan itu tidak diindahkannya, tidak ada jalan lain, ya harus kami bongkar paksa,” ujar Jro Pasek Warkandea saat ditemui di lokasi kejadian terperosoknya eksavator.
Tokoh masyarakat Desa Kubutambahan tersebut juga mengatakan, pemilik lahan terus berusaha menunda pembongkaran. Padahal sudah dipasangi patok berdasarkan surat keputusan dari BPN Buleleng.
“Berdasarkan hasil pengukuran ulang BPN melanggar sempadan sungai, pembangunan sarana tempat ibadah Budha yang terletak di sebelah selatan juga disegel karena tak mengantongi ijin, tanpa ijin Gubernur Bali,” pungkasnya.
Kadus Kubu Anyar, Nyoman Widiasa menerangkan, peristiwa terjadi sejak pagi, alat berat Eksavator yang akan melakukan eksekusi pembongkaran tembok bangunan tak bisa bergerak setelah masuk dalam kubangan lumpur.
Menurut rencana pembongkaran bakal dilakukan satu hari ini, selain alat berat, krama juga sudah berkumpul untuk melaksanakan gotong royong di lokasi kejadian.
“Tanah di sini memang bekas rawa, berlumpur, jadi tanahnya tidak kuat untuk menahan Eksavator yang punya beban berat,” ucapnya.
Menurutnya, operator eksavator Dinas PU juga tidak teliti dan teledor, tidak paham kondisi lahan yang penuh dengan lumpur sehingga menyebabkan eksavator milik pemda tenggelam.
“Seharusnya operator menguasai medan di lapangan, dan mereka harus ekstra hati-hati dalam pengerjaannya, karena tanah dekat sungai tersebut merupakan bekas rawa,kejadian ini bakal menghambat proses pembongkaran tembok bangunan tersebut,” terang Nyoman Widiasa.
Operator alat berat, Ariawan tampak kebingungan ketika berusaha didekati, pasalnya untuk menarik 1 unit eksavator yang terperosok tersebut, butuh bantuan eksavator yang sama untuk mengeluarkan badan eksavator yang sudah tengelam sekitar 2 meter ke dalam parit tersebut.
“Ada kesalahan perhitungan saat memasuki lokasi pembongkaran, kami mengira tanah itu padat, ternyata berlumpur dan akhirnya alat ini harus terperosok di kedalaman 2 meter, sekarang kami masih menunggu bantuan alat berat lainnya untuk mengangkat badan eksavator ini,” ujarnya. |NH|