Singaraja, koranbuleleng.com | Tim Balar Denpasar dibantu puluhan warga mulai melakukan penggalian tanah pada lokasi goa misterius di Pura Lebah, Banjar Dinas Sabi, Desa Suwug, Buleleng. Selasa, 29 Nopember 2016.
Proses penggalian hari pertama ini diselimuti kejadian mistis. Selain peristiwa seorang krama yang tengah tangkil di Pura Lebah mengalami kerangsukan dan masuk ke dalam goa, serta dua temuan benda artefak, juga terdapat temuan gambar ikonogram pada sudut timur candi bentar Pura Lebah.
Pantauan koranbuleleng.com di lokasi, ketika proses penggalian berlangsung sejumlah warga yang ngaturang ngayah menggali tanah di goa misterius menemukan dua buah benda, satunya berupa patuk, semacam alat perundagian yang terbuat dari besi. Patuk tersebut ditemukan di kedalaman 1,5 meter dari mulut goa yang berlokasi di sebelah selatan goa misterius. Patuk itu memiliki panjang 22 sentimeter, lebar tiga sentimeter dan tebal dua sentimeter. Sedangkan satu benda lainnya berupa uang kepeng dengan tulisan cina, yang ditemukan di dalam goa misterius dengan diameter kurang lebih dua centi meter.
Koordinator tim peneliti Balai Arkeologi Bali, I Wayan Suantika menjelaskan, dari bentuk dan tulisan uang kepeng tersebut merupakan uang kepeng asli dari cina yang dikatakan ada pada abad ke 15-16.
“Sementara ini baru dua benda yang ditemukan semasa penggalian yang keduanya digolongkan sebagai artefak yang berupa patuk dan uang kepeng. Luang kepeng ini asli dari cina yang berasal dari abad ke 15-16,” ucapnya.
Terdapat petunjuk lain yang dicurigai Tim Balar Denpasar pada kawasan suci Pura Lebah. Pada sudut timur candi bentar ada gambar ikonogram yang berupa burung memakan ular dan burung memakan katak.
“Itu disebut ikonogram, angka serta tahun yang diwujudkan dalam gambar dan itu nilainya 1815 Caka kalau di masehikan menjadi 1893. Harusnya ada tiga ruang yang diisi gambar, kenapa di semua ruang terisi gambar bunga dan hanya candi bentar itu terisi ikonogram berbentuk burung, ini masih kita pelajari,”pungkasnya.
Melihat temuan tersebut pihaknya pun mengaku belum dapat memastikan kapan goa itu dibuat. Suantika pun mengaku masih akan menunggu hasil selanjutnya yang dilaksanakan pada Rabu, 30 Nopember 2016.
Penggalian yang dibagi menjadi dua sesi itu dimulai sejak pukul 08.00 -16.00 WITA. Tepat tengah hari, pukul 12.00 WITA, sejumlah warga yang bertugas menggali pada pagi hari nampak beristirahat. Selanjutnya pekerjaan penggalian diteruskan rombongan warga lainnya yang datang sekitar pukul 13.00 WITA.
Namun tidak berselang lama, warga yang ada di dalam dan sekitar goa seketika berteriak keras setelah melihat seorang krama istri yang dikenal bernama Bu Bayu mengalami kerangsukan. Ia yang didampingi oleh dua orang temannya. Bu Bayu pun langsung bersimpuh di dalam goa di kedalaman sepuluh meter, pada persimpangan yang mengarah ke Barat Daya.
Ia pun nampak seperti sedang kehausan, nafasnya pun terdengar tersengal-sengal. Kurang lebih selama lima menit bahasa asing terucap dari mulutnya, terdengar seperti bahasa Cina. Tak ada satu pun warga yang mengerti ucapannya termasuk Klian Desa Pakraman Suwug, Pemangku Pura Lebah dan tim peneliti dari Balai Arkeologi.
“Kami belum bisa mengartikan apa yang disampaikan. Namun saat piodalan nanti kami akan melangsungkan upacara nedunang bathara, disana mungkin baru bisa dilihat apa pesan dari beliau,” ujar Kelian Desa Pakraman Suwug I Wayan Nawa.|NH|