Singaraja, koranbuleleng.com | Luh Sukerti, Warga Lingkungan Sangket Kelurahan Sukasada ini hanya bisa pasrah dengan keadaannya saat ini. Pasalnya, ruang geraknya menjadi terbatas akibat lumpuh yang ia derita sejak satu tahun lalu. Penderitaannya semakin bertambah, ketika sebulan lalu, ia kembali terjatuh, yang mengakibatkan satu tangannya terkilir dan tidak bisa ditekuk lagi.
Kelumpuhan yang ia alami itu terjadi tepatnya satu tahun lalu, saat Hari Raya Kuningan. Saat itu, ia hendak melakukan persembahyangan. Namun, karena kondisi jalan yang licin Luh Sukerti akhirnya terpeleset. Naas, ia pun terjatuh dengan kondisi kaki kanan tertekuk hingga tulang dibagian paha patah. Seketika itupun ia merasakan sakit yang luar biasa. Beberapa warga yang melihat kejadian itu langsung membantu dan menggotongnya ke rumah.
Sayangnya, dengan kondisi seperti itu, Sukerti tidak pernah mendapatkan pemeriksaan medis dari Rumah Sakit. Pihak keluarga hanya mengantarkannya untuk pengobatan tradisional di Desa Petemon Kecamatan Seririt. Pengobatan itu ia jalani sebanyak tiga kali. Namun hingga kini tidak membuahkan hasil. Ia pun hanya pasrah dengan keadaannya saat ini.
Sehari hari, ia tinggal sendiri dengan menempati rumah milik Made Berata Adiknya yang kini tinggal di Desa lain. Sementara untuk makan sehari hari ia pun meminta dari keponakannya Made Sumadia yang tinggal disebelah rumah. Luh sukerti hanya hidup seorang diri, karena memang ia tidak pernah menikah. Selama ini untuk hidup, ia pun membuat sarana upacara berupa Porosan dan juga tangkih yang kemudian ia jual kepada para tetangganya. Uang itupun yang sebelumnya ia gunakan untuk menyambung hidup. Namun kini, Luh Sukerti tidak berdaya, karena lumpuh yang ia derita selama setahun.
Penderitaannya semakin bertambah ketika satu bulan yang lalu, Sukerti ingin memaksakan belajar berjalan walaupun hanya dengan satu kaki. Ketika itulah ia kembali terjatuh, dan mengakibatkan tanggannya terkilir. Kini tangan kanannya tidak bisa bergerak bebas akibat kejadian itu. Ia pun kini harus makan menggunakan tangan kiri, lantaran tangan kanannya tidak bisa ditekuk.
“Awalnya cuma mau belajar jalan, karena ga mau bergantung sama ponakan, tapi malah jatuh pak. Sekarang ini tangan ga bisa ditekuk lagi. Makanya makan sekarang pake sendok dengan tangan kiri,” Ujar Sukerti.
Untuk bergerak atau sekedar bergeser tempat, Luh Sukerti melakukannya dengan menyeret badannya atau ngesot. Sementara untuk aktivitas MCK, ia harus dibantu keponakannya dengan digotong menuju kamar Mandi. Kondisi kaki kanannya memang sudah sangat parah. Pun demikian ia masih bisa merasakan jika kakinya itu disentuh seseorang. Terkadang ia merasakan kesemutan yang luar biasa pada kaki kannya terutama pada saat pagi dan juga malam hari.
“Kalau diraba masih terasa, tapi tidak bisa digerakkan. Kaku sekali. Kalau pagi dan malam rasanya kesemutan pak. Sekarang saya sudah tidak bisa jalan. Kalau mau kemana-mana, ya ngesot,” tutur Sukerti.
Sebenarnya, Luh Sukerti sempat mengurus pengobatan untuk dilakukan oprasi dengan memanfaatkan Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM). Hanya saja, rencana itu urung dilakukan. Menurut penuturan keponakan Sukerti Made Sumadia, dari pihak rumah sakit menerangkan bahwa JKBM hanya menanggung biaya perawatan.
“Dulu sempat mau berobat menggunakan JKBM. Tapi katanya yang gratis hanya perawatannya, mau masang alat pen di tulangnya itu harus bayar lagi. Kami tidak punya biaya, akhirnya dipijat saja,” Jelas Sumadia.
8 Januari Luh Sukerti Dioperasi
Kondisi yang menimpa Luh Sukerti akibat menderita kelumpuhan itu mengundang perhatian banyak pihak. Bahkan Pemerintah Provinsi Bali dan Pemkab Buleleng, telah menggelontorkan bantuan untuk Sukerti, Kamis, 5 Januari 2017. Dari Pemkab Buleleng, Dinas Sosial memberikan bantuan permakanan berupa beras dan sembako lainnya. Sementara dari Pemprov Bali menyerahkan Bantuan Kursi roda dan bantuan Sembako.
Selain dari pemkab Buleleng dan Pemprov Bali, salah satu yayasan yang ada di Kabupaten Buleleng juga sempat melihat langsung kondisi Luh Sukerti. Yayasan Sesama yang datang ke rumah Sukerti beberapa bulan lalu, melakukan pengecekan medis dan memastikan kondisi Sukerti mengalami patah tulang.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Buleleng Gede Komang nenjelaskan, Tim Reaksi Cepat Dinas Sosial Kabupaten Buleleng sudah melakukan pengecekan terhadap kondisi Luh Sukerti pada Akhir tahun 2016 lalu, tepatnya pada bulan Desember 2016. Dari pengecekan itu, diketahui bahwa Sukerti telah memiliki jaminan kesehatan berupa Kartu Indonesia Sehat (KIS). Saat itu, Dinsos Buleleng sudah meminta kepada pihak keluarga agar Sukerti segera di tangani.
“Sebenarnya KIS ini kan sudah dibagikan bulan Juni dan Juli tahun 2016 lalu. Seharusnya sejak itu Ibu Sukerti sudah bisa ditangani termasuk dioprasi. Karena KIS sifat pelayanannya kan Paripurna artinya ditanggung secara keseluruhan, Cuma kelasnya di kelas tiga,” Jelasnya.
Menurut rencana, Luh Sukerti akan dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buleleng untuk menjalani oprasi pada tanggal 8 Januari 2017. “Kami akan bantu mengurus dokumen administrasinya, biar penanganannya cepat,” imbuh Gede Komang. |RM|