Singaraja, koranbuleleng.com| Bencana longsor di kawasan obyek wisata Air terjun Sekumpul terjadi di dua titik. Dari dua titik longsor itu menyebabkan jaringan pipanisasi air bersih yang dikelola oleh beebrapa desa alami kerusakan cukup parah. Dampaknya, ribuan warga alami krisis air bersih.
Kepala Desa Sekumpul, Made Suarta ketika ditemui di ruang kerjanya mengatakan, bencana longsor itu terjadi lantaran dipicu curah hujan dengan intensitas cukup tinggi yang berlangsung cukup lama hingga menyebabkan tebing di punggung perbukitan Desa Sekumpul longsor.
Tak pelak, bencana tanah longsor itu pun menimbulkan berbagai kerusakan. Seperti jalan setapak di kawasan obyek wisata air terjun Desa Sekumpul yang amblas dihantam materian bebatuan tebing.
Kerusakan terparah akibat longsor, tiga pipa induk distribusi air bersih untuk empat desa di Kecamatan Sawan, yakni Desa Menyali, Desa Bebetin, Desa Sudaji juga Desa Sawan terputus diterjang material batu. Praktis, terputusnya pipa berukuran jumbo menyebabkan ribuan kepala keluarga (KK) di empat desa itu terancam mengalami krisis air bersih.
“Ada dua titik longsor di barat dan timur. Longsor itu dioerkirakan terjadi hari Minggu, 29 Januari sekitar pukul 23.00 wita. Selain merusak akses jalan setapak sepanjang 30 meter di kawasan wisata air terjun sekumpul, tiga pipa induk distribusi air bersih Desa Menyali, Sawan, Bebetin dan Sudaji juga terputus,” ucapnya.
Suarta pun meminta kepada pihak pemerintah kabupaten serta provinsi untuk membantu pemulihan fisik infrastruktur di kawasan obyek wisata air terjun Desa Sekumpul.
“Kami sangat mengharapkan bantuan dinas terkait di kabupaten juga provinsi, khususnya untuk perbaikan infrastuktur sebab jalan itu merupakan akses vital menuju lokasi air terjun,” ungkapnya.
Di lokasi longsor, terlihat beberapa petugas Bumdes Desa Sudaji melakukan pengukuran pipa.
Made Hartawan, Ketua Bumdes Muncul Sari Aji, Desa Sudaji ketika ditemui mengatakan, ada dua titik longsor juga pohon tumbang yang menghantam pipa induk distribusi air bersih yang melayani ribuan kepala keluarga di 10 dusun di Desa Sudaji.
“Setelah kami cek ke lokasi bencana, pipa induk sepanjang 200 meter yang memiliki ukuran empat dim terputus. Biasanya melayani sekitar 1125 KK. Namun dusun terparah yang warganya total tidak mendapatkan suplai air bersih di kaje kauh,” ujarnya.
Sementara itu, sejak terputusnya jaringan pipa akibat terjangan longsor sejumlah warga di dusun kanginan dan kawanan, Desa Sawan, Buleleng mengaku mengalami kesulitan untuk mendapatkan air bersih demi mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Kesulitan tersebut dialami oleh selama dua hari pasca longsor di Desa Sekumpul. Kini untuk mendapatkan suplai air bersih, setiap harinya mereka harus rela mendapatkan pasokan air bersih secara bergiliran selama du hari sekali.
Krisis air itu pun akhirnya juga disiasati warga dengan cara memanfaatkan beberapa sumber air yang ada di wilayah setempat. Beberapa warga setempat juga mengaku berusaha mencari alternatif pengganti saat menunggu giliran pasokan air bersih dengan mengambil air di sungai, aliran subak hingga mereka harus membeli air isi ulang.
Nyoman Danayasa, salah satu warga yang bermukim di Dusun Kawanan mengatakan untuk memenuhi kebutuhan air keluarganya, dirinya terpaksa membeli air isi ulang untuk memasak. Kalau untuk keperluan mencuci dan mandi, dia mengandalkan aliran air subak setempat.
“jika memasuki musim kemarau seperti sekarang, mau mencari air kemana, konsumsi air minum terpaksa harus membeli air bersih di depo isi ulang,” keluhnya.
Senada yang disampaikan pemilik warung, Ni Made Darmayani dirinya yang terdaftar sebagai konsumen di UPS Kanginan (Unit Pelayanan Sarana Air Bersih) juga menjelaskan akibat pasokan air bersih terhenti dirinya terancam tidak bisa membuka warung.
“Kalau memasak bisa beli air minum galon. Tapi untuk cuci piring kan butuh air banyak. Kalau air nggak mengalir sampai besok, ya terpaksa tutup, jelasnya.
Kepala Desa Sawan, I Nyoman Wira ditemui di tempat terpisah membenarkan kesulitan air bersih yang dialami warganya akibat terputusnya pipa induk yang berukuran sekitar delapan dim. Ia pun telah melakukan pengecekan ke lokasi putusnya pipa distribusi air bersih Desa Sawan.
Untuk sementara ini, pihak pemerintah desa bersama ups menerapkan sistem pembagian air secara bergiliran agar warganya bisa mendapatkan air bersih untuk kebutuhan minum.
“Pipa besi yang putus berukuran sekitar delapan dim dengan panjang 20 meter. Warga yang terdampak berjumlah sekitar 300 KK di Kanginan dan 100 KK di Kawanan. Kami sudah laporkan secara lisan hal ini kepada Dinas PU dan BPBD. Tentunya kami sangat berharap ada penanganan secepatnya, untuk menghindari krisis air bersih di desa kami,” tutupnya.
Dampak luar biasa juga dirasakan sekitar 800 kepala keluarga di Desa Menyali. Kini sebagian warga harus antri untuk mendapatkan suplai air bersih yang bersumber di Desa Bebetin. Namun ada juga beberapa warga lainnya terpaksa memanfaatkan air sungai yang berwarna kecoklatan karena tercampur lumpur untuk konsumsi air minum.
“Banjar adat Kubu Anyar, Banjar adat Peninjoan, Banjar adat Pujungan, Banjar adat Darma Karya dan Banjar adat Taman Sari. Pertama kami sudah lakukan pemantauan ke lokasi pipa jaringan yang terputus bersama Camat Sawan. Sudah berkordinasi dengan PU dan BPBD. Namun karena terkendala cuaca, mungkin besok pihak BPBD buleleng baru bisa melakukan pengecekan ke lokasi,” ungkap Gede Jayaharta, Kepala Desa Menyali.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Made Subur mengatakan bahwa dirinya sementara ini belum menerima laporan terkait longsor di Desa Sekumpul.
“Kabar longsornya, sudah kami dengar. Namun terkait beberapa desa yang terdampak akibat rusaknya jaringan pipa distribusi air bersih, selanjutnya kami akan segera lakukan pengecekan dulu ke lapangaan,” singkatnya. |NH|