Singaraja, koranbuleleng.com | Warga Desa Pekraman Tegallenga, Desa Dinas Kaliasada, Kecamatan Seririt terpaksa harus nerobok pasih (menyusuri air laut) ketika harus membawa jenasah warga yang meninggal untuk dibawa ke pemakaman desa atau setra. Hal ini terpaksa dilakukan, karena tidak ada akses jalan menuju setra.
Kondisi itu nyata. Seperti terlihat saat warga membawa jenasah seorang warga desa Pekraman Tegallenga yakni Jero Mangku Istri Ketut Parning meninggal dunia. Untuk membawa jenasahnya, warga terpaksa harus menyusuri air laut yang sedang pasang untuk menuju setra beberapa waktu lalu. Foto-foto warga membawa jenasah menyusuri air laut ini sempat diposting di sosial media, facebook.
Kondisi ini selalu terjadi, dan warga berharap Pemerintah Kabupaten Buleleng atau Pemprop Bali bisa segera mencarikan solusi berupa pembuatan jalan akses menuju setra.
Kelian Desa Pekraman Tegallenga, Nyoman Sumber mengakui bahwa untuk menuju setra tidak ada jalan yang bisa dilalui. Selama ini, warga masyarakat adat setempat harus menyusuri garis pantai untuk menuju setra.
âJika air laut pasang, kami terpaksa harus nerobok pasih untuk membawa jenasah warga yang meninggal. Jika kondisi air lautnya normal memang masih bisa membawa jenasah warga menyusuri pasir pantai. Namun tetap ini menjadi masalah buat kami. Hal ini sudah dilaporkan berkali-kali bahkan pernah ada petugas yang sudah surve dari pemerintah untuk buat jalan, namun sampai sekarang belum ada realisasi pembuatan jalan,â ujar Sumber saat dihubungi koranbuleleng.com, Jumat 10 Maret 2017.
Sumber mengatakan hampir seluruh warga jika menjalankan proses ritual pitra yadnya dan menuju setra harus menyusuri laut. Disisi lain, gelombang juga lebih sering terjadi pasang sehingga menyulitkan warga untuk melakukan proses adat dan keagamaan pitra yadnya.
Posisi setra Desa Pekraman Tegallenga, terletak dibagian timur sementara lebih banyak pemukiman warga Desa Pekraman Tegallenga berada di wilayah selatan (Jalur jalan raya Gilimanuk) hingga menuju utara (wilayah pantai). Sementara tidak ada akses lain selain melewati garis pantai supaya bisa menuju setra.
âJika lewat jalan raya, harus melewati wilayah desa adat lain dan itu tidak diperbolehkan jika membawa jenasah warga. Jika urusan kedinasan warga bisa ke kantor desa Kalisada melalui jalan raya. Tapi saat kami punya kegiatan pitra yadnya, ada warga meninggal, kami sudah pasti nerobok pasih terus pak. Karena itulah kami berharap ada solusi dari pemerintah,â terangnya.
Permasalahan lain juga karena seringnya terjadi gelombang pasang di kawasan ini, senderan dan tembok penyengker Pura Segara Desa Pekraman Tegallenga sepanjang kurang lebih 100 meter juga terancam ambruk karena terkena abrasi.
Untuk diketahui, wilayah Desa Pekraman Tegallenga berada di Desa Dinas Kaliasada, Kecamatan Seririt. Desa Kaliasada mempunyai dua desa pekraman, yakni Desa Pekraman Tegallenga dan Desa Pekraman Kalisada. |NP|