Singaraja, koranbuleleng.com | HUT Kota Singaraja ke-414 disambut oleh sejumlah seniman dan sastrawan dengan menggelar agenda sastra peluncuran buku antologi puisis Karya Ni Putu Putri Suastini “Bunga Merah” di Little Museum Panji Tisna di Kilometer 0 Lovina, Puri Manggala, Desa Kaliasem, Buleleng, Jumat 30 Maret 2018.
Dalam agenda itu Ni Putu Putri Suastini bersama suaminya, Wayan Koster membawakan puisi untuk ikut merayakan ulang tahun Singaraja. Beberapa seniman dan kelompok seni , seperti teater Selem Putih juga membawakan karya teater yang diadopsi dari buku kumpulan puisi “Bunga Merah” karya Ni Putu Putri Suastini.
Dalam kesempatan itu, Wayan Koster juga membacakan sebuah puisi yang dipersembahkanya sebagai kado ulang tahun Singaraja ke-414. Koster membawakan pusisi berjudul “Kututupkan Satu Hati” . Puisi itu karya istrinya sendiri, Ni Putu Putri Suastini.
Menurut perempuan yang akrab disapa Bunda Putri mengatakan puisi adalah hasil endapan hati yang dituliskan dalam untaian kata. Puisi itu tidak hanya dibuat oleh seorang sastrawan atau penyair namun semua orang bisa menulis puisi.
“Puisi yang saya tulis karena efek terdampar dari ruang waktu yang banyak sebagai ibu rumah tangga,” katanya.
Puisi yang dibuatnya punya pesan tersendiri, namun Putri membebaskan siapa saja pembacanya untukmenfsirkaebrbaga hal dari karya puisi yang dibuatnya.
“Bisa menafsirkan A, B tetapi saya punya jawaban tersendiri C,” tutur Bunda Putri.
Bunda Putri, memang bukan nama baru di dunia kesenian di Tanah Air. Lebih 40 tahun, malang melintang di dunia seni. Ia memiliki pergaulan luas di kalangan seniman. Di Bali maupun nasional.
Kini, istri Calon Gubernur Bali Nomor Urut 1 Wayan Koster itu memang sudah tak aktif lagi seperti dulu di panggung seni yang melambungkan namanya itu.
Namun, ia tetap menyempatkan diri di sela-sela kesibukannya mendukung akifitas sang suami, Wayan Koster sebagai politisi, untuk menularkan semangat agar para seniman muda tidak takut untuk terus berkesenian.
Koster, sebagai putra asli Buleleng, merasa memiliki kecintaan yang luar biasa terhadap Singaraja. Dia pernah tinggal di kota ini dan bersekolah di SMAN 1 Singaraja. Baginya, Singaraja adalah kota yang membawanya ke gerbang kesuksesan yang diraih saaat ini. Koster pernah bekerja dalam dunia pendidikan hingga menjadi anggota DPR RI selama tiga periode.
Kini, Wayan Koster, pria asal Desa Sembiran ini mencalonkan diri sebagai Cagub Bali di Pilkada bali 2018. Keinginan kuat memajukan kabupaten berjuluk Bumi Panji Sakti itupula, salah satu yang mendasari dirinya maju dalam Pemilihan Gubernur Bali berpasangan dengan Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati yang diusung PDI Perjuangan.
Karenanya, Cagub yang dikenal dengan “Salam Satu Jalur” itu, begitu memperhatikan pembangunan Buleleng atau wilayah Bali Utara yang kondisinya masih tertinggal juah dengan Bali Selatan.
Salah satu yang menjadi perhatiannya adalah bagaimana memajukan dunia seni budaya dan tradisi yang menjadi kekuatan sekaligus daya tarik Bali.
Saat berkunjung ke Little Museum Panji Tisna, Koster mendiskusikan berbagai hal termasuk tentang kondisi dunia berkesenian di Bali ditengah tantangan global era modernisme. |NP/R|