Singaraja, koranbuleleng.com | Dua Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Buleleng yakni SMPN 1 Seririt dan SMPN 1 Singaraja menggelar Ujian Nasional Berbasis Komputer secara mandiri. UNBK digelar serentak mulai Senin 23 April 2018. Total ada 28 sekolah yang menggelar UNBK di Buleleng dengan jumlah peserta ujian sebanyak 3.992 siswa.
Sebanyak 26 sekolah lain masih meminjam fasilitas dan perangkat komputer dari sekolah-sekolah SMA/SMK di wilayah kecamatan. Selain UNBK, ada 58 sekolah yang melaksanakan Ujian Nasional Kertas dan Pensil (UNKP) dengan jumlah peserta 7.841 siswa.
Sementara Dinas Pendidikan Pemuda Olahraga (Disdikpora) Buleleng sudah menerima kiriman paket naskah soal.
Naskah soal-soal dibawa ke masing-masing kecamatan, dengan menunjuk satu sekolah sebagai tempat untuk menyimpan naskah soal.
Sekolah dimasing kecamatan yang telah ditunjuk yakni SMPN 1 Tejakula, SMPN 1 Kubutambahan, SMPN 2 Sawan, SMPN 1 Sukasada, SMN 1 Banjar, SMPN 1 Gerokgak, SMPN 4 Seririt, SMPN 4 Busungbiu, dan SMPN 6 Singaraja. Pada saat pelaksanaan, pihak panitia dari masing-masing sekolah tinggal mengambil naskah soal tersebut sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang sudah ditentukan.
Kadisdikpora Buleleng, Gede Suyasa mengatakan karena keterbatasan fasilitas komputer sehingga hanya dua sekolah yang bisa menggelar UNBK secara mandiri.
Disdikpora telah mengusulkan porsi anggaran untuk pengadaan sarana komputer yang bisa digunakan untuk UNBK pada tahun mendatang. Diharapkan, dalam tiga tahun mendatang, sarana prasarana komputer untuk UNBK bisa tercapai sebanyak 80 persen.
“Karena baru dua sekolah saja memiliki perangkat komputer memadai, sehingga sekolah yang mandiri UNBK di dua sekolah itu. Sekolah lain masih melaksanakan ujian di sekolah terdekat baik itu di jenjang SMA dan juga SMK,” katanya.
Kebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) berbasis zonasi sesuai Peraturan Mentri Pendidikan Kebudayaan (Permendikbud) No. 17 Tahun 2017 juga akan mempermudah pelaksanaan UNBK sehingga tidak terbagi dalam dua shift ujian.
Dengan sistem zonasi ini, pihaknya menjamin kalau tahun depan tidak ada lagi siswa yang sekolah pada sore hari, sehingga pemanfaatan ruang akan bisa dimanfaatkan untuk fasilitas penunjang UNBK.
“PPDB berbasis zonasi dan maksimum 11 kelas per paralel, maka tahun depan masuk pagi dan ruang yang tadinya untuk kelas di sore bisa difungsikan untuk perangkat komputer penunjang UNBK,” jelasnya.|NP|