Singaraja, koranbuleleng.com| Bangsa Indonesia tengah dirundung duka akibat rentetan aksi terorisme yang terjadi. Sementara untuk tetap menjaga keamanan wilayah, Badan Kesatuan Bangsan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Buleleng juga tengah menggencarkan upaya pengawasan terhadap daerah-daerah yang dianggap rawan terhadap munculnya paham radikalisme. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya aksi terorisme di Bali, khususnya di Buleleng.
Terlebih lagi, saat ini di Bali, tengah berlangsung proses demokrasi Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur. Pemkab Buleleng pun tidak ingin pesta demokrasi tersebut dimanfaatkan untuk menebar aksi teror.
Kepala Badan Kesbangpol Buleleng Putu Dana menjelaskan, untuk melakukan pemetaan terhadap daerah-daerah yang rawan, pihaknya telah menerjunkan intelejen. Menurutnya salah satu potensi kerawanan yang bisa mengganggu tahapan Pulgub Bali, yakni terkait dengan munculnya kelompok radikal. Koordinasi antar instansi seperti Polres Buleleng, TNI, termasuk pihak Imigrasi dan Kejaksaan sudah dilakukan.
Hasil pemetaan sementara, daerah-daerah yang dinyatakan rawan kini telah mengalamai perubahan. Pun demikian, masih ada beberapa desa dan kelurahan di empat kecamatan yang ditetapkan sebagai wilayah paling rawan konflik termasuk rawan munculnya kelompok radikal.
Orang-orang tersebut diketahui tinggal secara berkelompok di salah satu lingkungan yang ada di Kecamatan Buleleng. Tim Gabungan dari TNI, Polri dan Kesbangpol Buleleng berhasil menemukan orang-orang penganut paham radikal tersebut. Selanjutnya melalui tokoh agama, mereka diberikan pembinaan dan pendidikan tentang Agama.
“Sebagian besar dari mereka pun sudah berubah, namun masih ada bertahan dengan paham (radikal, red) yang dianut. Nah yang masih bertahan itulah yang kemudian menghilang, mungkin karena posisi mereka sudah terpojok, kini sudah tidak terpantau lagi berada di Buleleng,” Jelasnya.
Memberikan pembinaan dan pemahaman kepada umat tentang ajaran Agama yang bernar, memang menjadi salah satu upaya dari Kesbangpol Buleleng untuk menghapuskan para penganut Radikal di Buleleng. Bekerjasama dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), kegiatan pembinaan tersebut gencar dilakukan.
“Keterlibatan Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama termasuk Tokoh Politik wajib mengendalikan masyarakatnya. Wajib hukumnya menjaga keamanan di daerahnya. Dengan adanya pengeboman ini kita juga gencarkan pemantauan,” Tegasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua FKUB kabupaten Buleleng Dewa Putu Budarsa berharap agar rentetan aksi terorisme yang terjadi belakangan ini, tidak merembet pada gesekan antar umat beragama.
Dalam waktu dekat, FKUB melakukan koordinasi dengan instansi terkait dan bertemu dengan para pimpinan umat Agama di Kabupaten Buleleng, guna menyamakan persepsi untuk menjaga Buleleng tetap kondusif.
Langkah lain yang harus dilakukan kata Dewa Budarsa adalah dengan menggencarkan pembinaan kepada umat, termasuk juga dengan menyasar Lembaga Pemasyarakat, Rumah Tahanan di Mapolres maupun di Mapolsek.
“Ini adalah masalah yang serius, agar tidak ada gesekan antar umat. Kita dibawah akan membina umat, mengadakan pertemuan dengan tokoh umat. Mudah-mudahan di Buleleng tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” ujarnya. |RM|