Singaraja, koranbuleleng.com| Buleleng Recycle Carnaval (BRC) tahun 2018 kembali digelar serangkaian dengan Buleleng Education Expo III, yang berlangsung di Taman Kota Singaraja Senin, 11 Juni 2018. Untuk BRC kali ini, peserta yang terlibat wajib memanfaatkan barang bekas sebagai bahan dasar. Tujuan utamanya selain menggali potensi kratifitas anak muda untuk menjadikan barang bekas sebagai benda bernilai dan berdaya seni,juga untuk mendukung Buleleng bebas sampah plastik.
Pencanangan Buleleng bebas sampah plastik memang telah didengungkan Pemkab Buleleng dibawah kepemimpinan Bupati Putu Agus Suradnyana sejak lama. Program tersebut juga telah didukung dengan terbitnya produk hukum berupa Peraturan daerah (perda) Nomor 1 tahun 2013 tentang pengelolaan sampah.
Hanya saja, sempat Perda itu belum bisa berjalan dengan maksimal, mengingat sanksi yang diatur didalamnya tidak bisa menjerat para pelanggar untuk proses tindak pidana ringan (tipiring).
Pun demikian, Pemkab Buleleng terus mensosialisasikan program tersebut melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) ke masing-masing sektor. Salah satu yang disosialisasikan terkait pengelolaan sampah dengan system 3R yakni Reuse, Reduce, dan Recycle.
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga misalnya, mensosialisasikan pengelolaan sampah dengan system 3R itu ke masing-masing sekolah. Penerapannya, para siswa diajarkan untuk bisa melakukan pemilahan, hingga pengolahan sampah untuk memiliki nilai guna. Di sekolah, para siswa diajarkan bagiamana bisa memberdayakan sampah dan mengolah kembali sampah. Kini, hasil-hasil pengelolaan sampah itu dipamerkan di setiap stand dalam kegiatan Buleleng Education Expo di Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja.
Disdikpora Kabupaten Buleleng bahkan membuatkan “wadah” yang lebih besar untuk menampilkan hasil karya pengelolaan sampah para siswa melalui Buleleng Recycle Carnaval (BRC) yang juga serangkaian dengan kegiatan BEE tahun 2018. Kegiatan BRC berlangsung di Taman Kota SIngaraja Senin, 11 Juni 2018.
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana yang membuka kegiatan BRC menginginkan agar ajang ini menjadi suatu ruang dan media untuk menyalurkan potensi, pengetahuan, dan daya kreatifitas seni generasi muda di Bali dan Buleleng pada khususnya.
Menurutnya BRC ini sangat sejalan dengan program Pemkab Buleleng untuk mewujudkan Buleleng bebas sampah plastik. Impleentasinya adalah kreativitas remaja Buleleng semakin meningkat dan menanamkan kecintaan terhadap lingkungan melalui nilai-nilai dan kebiasaan anak didik untuk tidak sembarangan lagi membuang sampah dengan cara mendaur ulang limbah yang tidak terpakai.
“Recycle sangat efektif, program bersifat inplementatif. tentu kita bisa lihat inovasi dan kreatifitas peserta memanfaatkan barang tidak berharga, yang hasilnya luar biasa,” Pujinya.
Sementara itu, Kadisdikpora Buleleng Gede Suyasa mengakui jika kegiatan BRC ini untuk mendukung Buleleng bebas sampah plastic dan mweujudkan program green school. Sehingga untuk tahun ini, para peserta yang terlibat diwajibkan untuk memanfaatkan barang-barang bekas sebagai bahan. Penilaiannya dimulai ketika para siswa mengumpulkan sampah atau barang bekas, proses pembersihan, proses desain, hingga melahirkan hasil berupa busana.
“Misi besarnya adalah mengedukasi siswa membangun kesadaran lingkungan. Bahwa sampah sekalipun ketika dimenegemen dan didesain dan diberi perlakuan dengan baik, akan melahirkan barang yang bermanfaat, indah, dan bisa membuat bahagia,” tegasnya.
Jumlah peserta BRC kali ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Tahun lalu peserta hanya diikuti 26 peserta. Namun tahun ini BRC diikuti oleh 85 peserta yang terdiri dari siswa SD, SMP, dan SMA/SMK. Kepesertaan kegiatan ini dibagi menjadi 2 kategori yaitu Peserta Eksibisi sebanyak 42 orang yang berasal dari TK Rare Bali School sebanyak 22 orang, TK Dwi Bahasa Aura Sukma Insani sebanyak 29 orang dan SD Katolik Karya sebanyak 1 orang. Peserta Kompetisi sebanyak 43 pasang masing-masing berasal dari SD sebanyak 14 Pasang, SMP sebanyak 23 pasang dan SMA/SMK sebanyak 6 pasang. |RM|