Ketua KPU Buleleng, Komang Dudhi Udhiyana | Foto : Rika Mahardika|
Singaraja, koranbuleleng.com| Komang Dudhi Udiyana, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Buleleng merupakan seorang pendatang baru sebagai Komisioner. Sebagai ketua, dia punya cita-cita untuk menyelenggarakan Pemilu dan Pilpres yang bermartabat, tingkat partisipasi tinggi, dan sebagai komisioner tak akan takut dengan intervensi politik dari manapun.
Soal Pemilu dan Pilpres yang bermartabat dan berintegritas, menurutnya itu juga bukan hanya tugas KPU Buleleng semata, namun Parpol harus aktif untuk memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat, sehingga pemilu berjalan baik dan tingkat partisipasi pemilih juga meningkat.
Sosok Dudhi juga menarik, dengan latar belakang pendidikan tehnik dari lulusan Institut Tehnik Nasional (ITN) Malang namun kini memimpin KPU Buleleng. Sisi lainnya, dia adalah pemilik dari sebuah usaha apotik. Dua bidang yang bertolakbelakang dengan lembaga yang kini dipimpinnya. Namun begitu, pengalamannya dalam dunia penyelenggaraan kepemiluan dirintis sejak lama dari Panitia Pemilihan Kecamatan. Seperti apa pemikirannya untuk pemilu yang berintegritas kedepan, berikut petikan wawancara wartawan koranbuleleng.com, Putu Rika Mahardika dengan Dudhi.
Korbul : Apa keinginan yang besar yang harus dicapai terkait dengan pesta demokrasi Pemilu maupun Pilpres 2019 di Buleleng?
Dudhi : Keberhasilan Pemilu itu kan harus berjalan dengan lancar, aman, damai dan bermartabat. Semua yang terlibat dalam pemilu itu harus merasakan hal itu, artinya tidak ada keberpihakan. Jujur artinya semua berjalan dengan aturan, semua stakeholders merasakan bahwa semua berjalan sesuai dengan aturan.
Korbul : Selama ini, tingkat partisipasi pemilih di Buleleng sangat rendah. KPU lebih condong memilih pesta demorkasi berlangsung aman namun kurang memikirkan tingkat partiispasi pemilih yang rendah, karena berdampak pada proses kepercayaan masyarakat terhadap pemimpin kedepan yang terpilih?
Dudhi : Memang hak memilih itu merupakan hak konstitusional daripada masyarakat, jadi kita di KPU tidak memaksakan hak itu. Jadi kita sudah upayakan dengan sosialisasi, baik KPU, Partai Politik semua mensosialisasikan kepada masyarakat, bahwa tingkat partisipasi masyarakat sangat diperlukan atau penting untuk keberhasilan Pemilu. Sekarang yang berperan sekali adalah masyarakat, yang menentukan adalah masyarakat, sejauh mana dia ingin terlibat dalam menentukan pemimpin kedepan. Itu juga tergantung pada calon-calon yang pemimpin yang akan maju sebagai wakil dari masyarakat. Semua berperan untuk peningkatan partisipasi, baik itu KPU maupun Partai Politik sebagai peserta pemilu.
Korbul : Apa yang akan dilakukan KPU untuk meningkatkan partisipasi pemilih?
Dudhi : Kami di KPU Buleleng sudah ada program-program untuk peningkatan partisipasi pemilih. Kami juga masih menunggu juknis daripada KPU RI, nanti setelah ini baru kita sampaikan, agenda apa yang akan kita laksanakan untuk peningkatan partisipasi masyarakat. Karena kita juga menunggu juknis tentang peningkatan partisipasi masyarakat. Selama ini sosialisasi tetap akan kita gaungkan, karena itu sangat berperan juga, terutama kepada pemilih pemula, terus kepada pemilih yang lain. Karena system sekarang kan baru, memilih lima surat suara. Hal itu tetap akan kita sosialisasikan baik kepada pemilih pemula dan pemilih yang sudah pernah memilih.
Korbul : Bagaiamana antisipasi Anda sebaga Ketua KPU, mengingat menjabat Ketua KPU rentan terhadap intervensi pihak luar semacam Parpol atau pihak pihak lain yang bekepentingan secara politik?
Dudhi : Antisipasi kami, kami tetap berpedoman pada aturan dan regulasi yang ada. Walaupun kami menerima tekanan kami tetap berpegang teguh pada aturan dan regulasi yang ada.
Korbul : Bagaimana dukungan keluarga ketika menjabat sebagai Ketua KPU Buleleng?
Dudhi : Istri sangat mendukung, anak juga sanat mendukung. Kami bersyukurlah memiliki istri dan anak yang mendukung.
Korbul : Apa pernah menjelaskan kepada keluarga, resiko sebagai anggota KPU Buleleng yang harus bekerja melebihi waktu normal pada saat pesta demokrasi berlangsung?
Dudhi : Kalau menjelaskan sih pernah tentang resiko, yang terpenting tetang waktu untuk bertemu keluarga terbataslah. Jadi ya saya selama ini keluarga cukup mengertilah dengan keadaan. Selama kita bekerja sesuai dengan tahapan, ya keluarga sudah menyadari hal itu. Mereka sudah menyadari jam untuk keluarga justru berkurang. Keluarga juga sangat mengertilah denga situasi yang ada.
Korbul : Bagaimana seorang Dudhi bisa tertarik dengan dunia penyelenggaraan pemilu? Padahal latar belakang pendidikan anda merupakan tehnik bahkan saat ini membuka usaha apotik.
Dudhi : Saya ikut dikepemiluan dari bawah, dari KPPS, jadi merasa tertarik lah dengan kegiatan kepemiluan ini, kemudian lanjut ke PPK, kemudian lanjut ke mencoba KPU ini. Menariklah bagi saya. Ya, ingin menegakkan demokrasilah. Bagaimana demokrasi bisa ditegakkan dengan baik dan benar. Demokrasi yang istilahnya memang mengutamakan suara rakyat lah. Bagaimana kita bisa menyelenggaran kegiatan pesta demokrasi ini dengan baik, sehingga demokrasi itu berjalan dengan baik. Terlibat langsung lebih baik lah ketimbang hanya menyaksikan saja.