Singaraja, koranbuleleng.com | Nyonya Mas Aries Sujati Suradnyana, istri Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana ini punya cara lain untuk menikmati setiap perjalanan dari kunjungan kerja Bupati Buleleng tahun 2018 ke sejumlah desa di Buleleng..
Perempuan bergelar akademis Insinyur ini merasa takjub dengan ukiran dan relief dari bangunan candi nan megah di Pura Puseh Desa Adat Tukad Mungga, Kecamatan Gerokgak.
Saat kunker Bupati Buleleng ke desa ini untuk meninjau peningkatan jalan Desa Tukad Sumaga – Dusun Gendongan sepanjang 2,76 kilometer, dan disambut meriah oleh warga setempat dengan tabuh bleganjur dan sejumlah makanan dan buah lokal, Aries langsung menuju ke depan candi bentar Pura.
Disitu, Aries terlihat melihat dan memotret setiap sudut ukiran candi dengan smartphone miliknya. “Wah ini bagus sekali, ukiran ini pasti sudah sangat lama ya,” tanya Aries kepada salah satu warga desa setempat.
Aries terus saja memperhatikan setiap detil dari ukiran-ukrian candi bentar yang berada di halaman luar Pura Puseh.
Disitu, diabadikan beberapa relief yang unik. Pertama relief pasangan lelaki dan perempuan yang diyakini diambil dari kisah Jayaprana dan Layonsari. Di sampingnya, ada relief seekor Banteng, juga ada relief bercerita tentang warga yang sedang menggelar gocekan. Semua relief itu terlihat sangat unik dan berbeda.
Diantara relief itu, juga terpahat tanggal yakni 26-5-68, sebagai penanda seluruh bangunan candi itu dibangun pada masa itu.
Aries juga menyempatkan diri untuk memasuki halaman di dalam Pura Puseh. Di dalamnya juga terdapat candi paduraksa yang cukup tinggi menjulang ke angkasa dengan motif ukiran-ukiran tua yang sangat khas.
“Saya berharap relief dan ukiran dari Candi ini bisa tetap dilestarikan, ini unik sekali,” kata Aries Sujati.
Menurutnya, ukiran khas Buleleng yang masih lestari bisa menjadi lanskap sejarah bagi generasi mendatang. |NP|