Singaraja, koranbuleleng.com | Sabtu malam sekitar pukul 23.12. wita, menjadi hari yang naas bagi Made Agus, bersama sejumlah tetangganya di Desa Musi, Kecamatan Gerokgak.
Malam tadi, banjir bandang kembali menghantam desa ini karena hujan dengan intensitas tinggi. Air bah meluap dari aliran sungai di sebelah barat rumahnya. Menurut warga, aliran sungai ini sebenarnya sedang dalam proses normalisasi dan pembuatan senderan oleh pihak Balai Wilayah Sungai Bali Penida, Kementerian PUPR RI.
Namun, nasib malang tak bisa dihenti, sungai meluap membawa material lumpur dan sejumlah kayu gelondongan menghantam rumah Made Agus dan tetangga sekitarnya. Keluarga yang sedang tertidur lelap, mendadak histeris dan berusaha menyelamatkan diri ke sebelah timur rumah. Malam saat kejadian banjir bandang itu, Agus bersama keluarganya sudah pasrah, membiarkan air sungai merendam seisi rumahnya.
“Beruntung kami selamat,” ujar Agus saat ditemui Minggu pagi membersihkan halaman rumahnya. Di dalam halaman pekarangan rumah, Agus tinggal dengan beberapa keluarganya yang lain. Ada sekitar empat rumah di dalam pekarangannya. Tembok pembatas halaman dengan jalan raya, roboh dihantam air bah.
Sabtu pagi, Agus bersama keluarganya membersihkan halaman rumahnya. Lumpur dan kayu gelondongan yang menumpuk di rumahnya membuat mereka harus kerja keras. Apalagi, malam saat kejadian, mereka tak dapat lagi tidur hingga siang ini.
“Lumpur di halaman rumah kurang lebih 1 meter, tembok pembatas halaman kami roboh. Televisi terendam, perabotan rumah tangga juga hanyut,” tambah Agus.
Agus belum tahu persis, berapa kerugian materiil dari hantaman banjir bandang itu. “Saya belum sempat menghitung kerugian, tapi banyak yang rusak juga,” tambahnya.
Di depan rumah Agus, jalan raya juga macet. Akses jalan utama di Desa Musi sebagai jalan utama menghubungkan Singaraja – Gilimanuk macet total. Kayu gelondongan juga menghalang dibadan jalan, kendaraan pun tak bisa lewat.
Aparat kepolisian juga terlihat harus buka tutup jalan setelah kayu gelondongan itu disingkirkan oleh masyarakat dan TNI. Alat berat sudah diturunkan Pemkab Buleleng untuk membersihkan lumpur di jalan raya.
Camat Gerokgak,Made Juartawan mengaku sejauh ini banjir bandang di desa Musi cukup parah.
“Semalam sempat macet total karena kayu besar ini nyangkut ditengah badan jembatan, sementara dibawah jembatan juga dangkal dan tertutup kayu, air juga sangat besar akhirnya meluap. Jalan raya macet total,” ujar Juartawan.
Ada beberapa titik banjir di Kecamatan Gerokgak yang terjadi sabtu malam, Yakni Desa Musi, desa Sanggalangit, Desa Pemuteran, Desa Penyabangan.
Di desa Pemuteran, juga banjir bandang dan membawa material batu kerikil dari wilayah selatan menumpuk di jalan raya, begitupun di titik lain.
“Mulai kejadian malam tadi, kami sudah koordinasi dengan dinas PUPR Buleleng. Semalam, alat berat langsung diturunkan membersihkan lumpur dan kayu gelondongan yang menutup jalan,” kata Juartawan.
Sejauh ini, kata Juartawan belum ada data jumlah kerugian dari dampak banjir bandang ini. “Kita belum menghitung secara pasti kerugiannya, namun bencan ini nihil korban jiwa,” ucapnya.
Di Desa Patas, Juartawan juga mengakui ada proyek senderan sungai yang baru saja diserahterimakan kepada pemerintah, namun roboh diterjang banjir bandang. |NP|