Singaraja, koranbuleleng.com| DPRD Buleleng mendesak agar Pemerintah Kabupaten Buleleng segera mengajukan usulan untuk merenovasi Jembatan Tukad Musi pasca terjangan banjir bandang pada Minggu, 23 Desember 2018. Dewan melihat, jika kontruksi dan ukuran jembatan tidak dirubah, bencana yang sama kemungkinan masih akan terjadi di kemudian hari.
Hal itu disampaikan Anggota DPRD Kabupaten Buleleng yang berasal dari Desa Gerokgak Kecamatan Gerokgak Ketut Ngurah Arya. Politisi PDI Perjuangan ini menyebut jika banjir di Desa Musi terjadi karena luapan air dari tukad Musi, akibat kondisi di bawah jembatan yang sempit.
Terlebih lagi jika sungai tersebut menghanyutkan sampah dengan ukuran yang besar, akan tersangkut karena kontruksi di bawah jembatan yang sempit. Sehingga ketika volume air sungai meningkat akibat guyuran hujan, air pun dipastikan akan meluap hingga ke atas jembatan hingga merendam pemukiman warga yang ada di sekitar Sungai tersebut.
“Biar diangkat lah, dan jembatannya biar lebih lebar dan tinggi. Karena sering sekali saat banjir air meluap, banyak kayu-kayu mati tersapu banjir lalu hanyut dan menyumbat jembatan. sehingga masyarakat yang terdampak,” ujarnya.
Walaupun kewenangan Jembatan Tukad Musi ada di Pemerintah Pusat, namun kata Ngurah Arya, Pemkab Buleleng seharusnya bisa mengajukan usulan untuk dilaksanakan proses renovasi terhadap jembatan tersebut. Apalagi, jembatan itu juga menjadi akses vital untuk jalur jurusan Singaraja-Gilimanuk. Ia khawatir jika kontruksi jembatan dibiakan, bencana meluapnya air sungai dan terdampak ke masyarakat masih akan terjadi lagi.
“Ya pemerintah daerah kan harus mengusulkan ke Pusat perbaikannya. Karena tidak mungkin didiamkan begini saja. Kalau dibiarkan, nanti ketika banjir lagi, masyarakat akan menjadi korban lagi,” Tegasnya.
Sementara itu, paska banjir bandang yang menerjang Desa Musi Kecamatan Gerokgak, Badan Penanggulangan Bencana Daerah mengaku masih melakukan pendataan terkait dengan kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan. Walaupun demikian, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Buleleng sudah melakukan penanganan. Salah satunya dengan memotong belasan kubik kayu-kayu gelondongan yang menyumbat Jembatan Tukad Musi.
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng Ida Bagus Suwadnyana menyebut jika Desa Musi memang menjadi salah satu Desa di Kecamatan Gerokgak yang rawan atas terjadinya bencana banjir dan longsor. Hal itu disebabkan karena topografi Desa itu yang nyegara gunung (lautan dekat bukit, Red).
Menurut Suwadnyana, senderan di areal Tukad Musi baru selesai diperbaiki. Paska kejadian yang sama pada tahun 2016 lalu.
“Ini baru saja diperbaiki dengan bantuan bencana yang terjadi pada 2016 lalu. Sekarang senderannya beberapa meter juga sudah jebol,” Jelasnya. |RM|