Singaraja, koranbuleleng.com | Puluhan warung tenda di obyek wisata pantai Penimbangan, Singaraja hancur dihantam gelombang pasang dan hujan angin, Selasa 22 Januari 2019. Kerugian dari masing-masing pemilik warung tenda diperkirakan mencapai Rp20 juta. Selain merusak sejumlah warung tenda, beberapa perahu milik nelayan juga ada yang alami kerusakan.
Salah satu warga, Jro Suartika mengatakan hujan angin disertai gelombang pasang sudah menghantam wilayah Pantai Penimbangan sejak sore hari.
“Malam hari sekitar pukul 23.00 wita, gelombang pasang mulai menghancurkan warung-warung tenda ini,” ujar Jro Suartika.
Beberapa pemilik warung tenda akhirnya harus membereskan puing-puing kerusakan pagi harinya. Peralatan dagang dan tenda mereka ada yang hanyut dibawa gelombang, namun ada juga yang terbang dan ditemukan berjarak 10 meter di wilayah persawahan.
Bencana alam ini sudah sering terjadi jika musim gelombang pasang dan hujan angin. “Kejadian seperti ini pasti saja terjadi setiap tahunnya, cuma kemarin malam warga banyak tak bisa menyelamatkan barang dagang karena hujan deras sejak sore hari kemarin,” tambah Suartika.
Warga lain, Ni nyoman Tirta mengaku warung dan peralatannya ludes dan tidak tersisa. “Tidak ada yang sisa, semua rusak,” kata Tirta.
Saat kejadian, gelombang pasang juga sampai ke dalam pemukiman nelayan dan membanjiri rumah warga. Warga mengaku ketakutan dan tidak bisa tidur hingga pagi harinya.
“Kami ketakutan, tak ada yang berani tidur. Air sudah masuk ke dalam rumah,” ujar salah satu warga, Komang Nadi.
Selain di zona Pantai Penimbangan, beberapa kawasan lain juga dilaporkan alami kerusakan karena bencana ini. Di wilayah lingkungan Kayu Buntil, singaraja, senderan pantai alami kerusakan parah dan sebuah rumah jebol karena dihantam gelombang pasang.
Di Desa Anturan, Pemukiman warga nelayan juga banjir dihantam gelombang pasang. Beberapa perahu milik nelayan alami kerusakan. Begitupun situasi yang sama, terjadi di wilayah Kecamatan Banjar. Wilayah pesisir di kawasan Banjar dan perahu-perahu milik nelayan juga rusak dihantam gelombang.
Di Banjar Celagi Batur, Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula, sebuah rumah milik warga bernama Made Salantara jebol karena tanahnya tergerus ketika hujan angin tadi malam. Bangunan milik Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan ini rusak pada bagian kamar mandi dan dapurnya.
Saat ini, pendataan masih dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng. Belum diketahui, jumlah total kerugian akibat amuk bencana ini.
Sementara itu, PDAM Buleleng harus bekerja keras untuk memperbaiki jaringan pipa air di wilayah Gitgit dan sekitarnya. Kerusakan jaringan pipa ini menyebabkan distribusi air bersih di beberapa titik di Singaraja macet.
Namun, PDAM Buleleng langsung mendistribusikan air bersih ke sejumlah lokasi dengan mobil tangki air bersih, seperti di wilayah Kelurahan Lili Gundi, Kelurahan Paket Agung, Jalan Gajah Mada, Jalan Gunung Batu Karu.
“Untuk sementara, kami akan mendistribusikn air bersih dengan mobil tangki ke wilayah-wilayah yang terdampak kerusakan jaringan pipa. Kami juga sedang menunggu info dimana saja pelanggan kami sedang kesulitan air bersih karena bencana tadi malam,” ungkap drektur PDAM, Made Lestariana dihubungi via telepon.
Pesonil dari Polres Buleleng juga berusaha membersihkan lumpur sisa banjir di seputaran jalan Ahmad Yani, Singaraja. Lumpur tersebut disemprot menggunakan air dari mobil AWC (Amored Water Canon). Pembersihan lumpur dipimpin langsung oleh Kasat Sabhara, AKP Muliadi.
“Selain membersihkan jalan karena endapan lumpur dari Banjir tadi malam, kami juga melakukan pembersihan terhadap sejumlah pohon tumbang di beberapa titik yang mengganggu arus lalu lintas,” ujar Muliadi.|NP|
