Singaraja, koranbuleleng.com| Tim Gabungan dari Provinsi Bali dan Kabupaten Buleleng melaksanakan eliminasi anjing tertarget di Banjar Dinas Ambengan Desa Banjar Kecamatan Banjar, Jumat 1 Maret 2019. Eliminasi menyasar anjing liar dan anjing yang diliarkan masyarakat.
Di dusun ini, populasi anjing cukup tinggi mencapai sekitar 250 ekor lebih. Banjar dinas Ambengan, salah satu wilayah yang cukup terbuka, terdiri dari sejumlah area perkebunan anggur maupun persawahan. Menuju sebelah utara, terdapat pantai desa Banjar, dan arah selatan sudah tembus ke jalan raya Singaraja – Seririt.
Menurut sebagian warga, kawasan Banjar Dinas Ambengan ini rawan terjadi pencurian. Agar wilayah ini aman, warga setempat memelihara anjing sebanyak-banyaknya agar rumah dan perkebunannya aman dari pencuri. Namun kelemahannya, banyak anjing-anjing diliarkan tanpa perhatian berlebih sehingga berpotensi tertular penyakit rabies.
Itulah sebabnya, ada warga yang juga keberatan bila anjing-anjing tersebut di eliminasi. “Driki nak liu maling pak, yen ten ngubuh kuluk, keweh. Mekejang mebrarakan bane barange jak malinge (Disini rawan terjadi pencurian, kalau tidak pelihara anjing semua isi rumah diacak-acak pencuri),” ucap seorang warga.
Kepala Desa Banjar, Ida Bagus Dedy Suyasa mengakui sebagian jalur di Banjar Dinas Ambengan memang rawan terjadi pencurian. Wilayah yang dominan dengan kebun anggur dan jalan setapak ini, menjadi celah pelarian bagi pelaku pencurian. Namun untuk menjaga warganya aman dan tidak tertular rabies, maka eliminasi dilakukan.
“Warga disini banyak pelihara anjing agar wilayah aman, soalnya sering terjadi pencurian,” kata Dedy.
Ida Bagus Dedy Suyasa juga mengatakan sebelum eliminasi dilakukan, aparat desa Banjar sudah melakukan sosialisasi kepada warga karena buntut dari munculnya kasus rabies.
Eliminasi yang dilakukan di Banjar Dinas Ambengan sebenarnya buntut dari munculnya kasus gigitan yang terjadi di Desa Banjar beberapa waktu lalu. Ada tiga orang warga setempat yang tergigit anjing liar.
Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium, anjing tersebut hasilnya dinyatakan positif rabies. Setelah kasus gigitan itu, pihak Desa kemudian melakukan koordonasi dengan Dinas Pertanian Buleleng untuk melaksanakan eliminasi tertarget.
Kepala desa dengan gaya rambut mohawk, ini mengatakan sampai saat ini, anjing yang positif rabies baru ditemukan di Dusun Ambengan. Namun tidak menutup kemungkinan jika nantinya eliminasi tertarget ataupun vaksinasi akan menyasar enam Dusun lainnya di Desa Banjar.
“Dari laporan warga, disinyalir banyak anjing liar di dusun yang lain, dan itu sudah mengigit anjing-anjing yang lain. Akan kami koordinasikan dengan Dinas Pertanian agar eliminasi dilakukan di semua dusun, berkoordinasi dengan warga lewat paruman,” ujarnya.
Kegiatan eliminasi memang hanya dipusatkan di Dusun Ambengan Desa Banjar. Ada puluhan anjing yang berhasil di eliminasi. Bukan hanya anjing liar, beberapa warga juga dengan sukarela menyerahkan anjing miliknya untuk dieliminasi petugas. Beberapa diantaranya mengaku takut, karena sebelumnya sudah ada anjing rabies yang diketahui menggigit warga.
Warga juga khawatir penularan rabies terjadi ke anjing lainnya ataupun ke manusia sehingga sebagian warga juga mengijinkan eliminasi. Salah satu anjing yang di eliminasi adalah milik Putu Sumawati. Peliharaan miliknya ini memang telah berusia lebih dari 10 tahun. Hingga kini, anjing tersebut sudah mendapatkan vaksin sebanyak empat kali. Anjing itu juga pernah menggigit anaknya sekitar dua tahun lalu, namun kondisi anaknya kini baik-baik saja.
“Tidak apa-apa pak (eliminasi), soalnya saya takut juga tertular anjing rabies,” ujarnya.
Nah ternyata, anjing milik Sumawati ini sehari sebelum di eliminasi sempat menggigit Komang Bayu Restu Sanjaya yang tidak lain adalah tetangganya. Ibunya Kadek Arianti menuturkan, sebelum digigit, Bayu memang bermain dirumah Sumawati.
Sesaat sebelum digigit yakni sekitar pukul 09.00 wita, Bayu hendak naik ke sebuah ranjang yang ada di luar rumah. Disaat itulah kakinya tergigit anjing.
“Setelah digigit itu langsung saya ajak ke Puskesmas, maunya untuk dapat VAR, tapi ternyata kosong. Luka gigitan itu Cuma dibersihkan dengan air dan sabun saja,” Ujarnya.
Setelah melaksanakan eliminasi hingga pukul 11.00 Wita, sebanyak 20 ekor anjing berhasil dieliminasi. Anjing-anjing tersebut selanjutnya akan dikubur di setra Banjar.
Penyuluh Hewan Kecamatan Banjar drh. Putu Wirawan, mengatakan eliminasi tertarget dan selektif ini sudah mendapat persetujuan dari warga, setelah sebelumnya pihak Kecamatan Banjar dan Desa melaksanakan sosialisasi.
Menurutnya, populasi anjing di Desa Banjar mencapai 1.500. Sedangkan khusus di Dusun Ambengan, populasi anjing tembus 250 ekor, sesuai dengan data capaian vaksinasi tahun 2018 lalu. dari jumlah anjing itu, pihaknya sudah memvaksin hampir mendekati 80 persen dari total populasi.
Untuk pelaksanaan eliminasi di Desa Banjar dilakukan lantaran telah ditemukan total empat kasus gigitan anjing, dimana tiga diantaranya digigit anjing dengan hasil lab positif rabies. Walaupun demikian kata WIrawan, eliminasi bukanlah salah satu cara untuk menekan penularan rabies.
Menurutnya, Meskipun pernah mengigit di bagian kepala dan jika dilakukan observasi selama dua minggu oleh petugas dokter hewan tidak ditemukan tanda klinis, maka tidak mesti harus dilakukan eliminasi.
“Seandainya mati setelah mengigit, baru kami lakukan eliminasi tertarget dan selektif,” jelasnya.
Petugas melakukan eliminasi dengan cara menembak anjing liar dengan alat suntik yang ditembakkan dari sebuah pipa. Di dalam alat suntik tersbeut, sudah berisi obat yang dinamakan striknin. Striknin salah satu racun yang cukup ampuh untuk membunuh seekor hewan pembawa rabies (HPR).
Striknin yang dimasukkan ke dalam alat suntik tersebut juga sudah dilengkapi dengan gas, untuk menekan alat suntik menempel dan menekan racun ke dalam tubuh hewan.|RM|