Singaraja, koranbuleleng.com| Banjir sempat merendam SDN 2 Kaliasada, Desa Kalisada, Kecamatan Seririt. Akibatnya, sampah saat ini proses belajar mengajar masih terhambat dan ratusan buku perpustakaan sekolah setempat rusak karena basah serta merusak alat peraga dan juga satu unit komputer. Selain itu, banjir juga mengakibatkan tembok penyengker sekolah jebol sepanjang 20 meter karena diterjang banjir pada saat Sabtu 23 Maret 2019 malam lalu.
Banjir tersebut merendam sedikitnya delapan ruangan, mulai dari 6 ruang kelas, ruang guru, dan ruang perpustakaan. Akibat dari kondisi itulah, proses belajar mengajar pun menjadi terganggu. Para siswa tidak melaksanakan belajar seperti hari-hari biasa. Guru dan Pegawai bersama dengan siswa memilih untuk melaksanakan pembersihan untuk mengeluarkan air bercampur lumpur yang masuk ke dalam ruangan.
Ratusan buku-buku baik itu buku pelajaran, buku perpustakaan, hingga data administrasi guru dan siswa juga dikeluarkan dari dalam ruangan. Buku-buku itu telah rusak dan tidak bisa digunakan kembali. Sementara, pembersihan di Lingkungan Sekolah kembali akan dilaksanakan Selasa, 26 Maret 2019.
Pihak sekolah menargetkan jika situasi ruangan dan lingkungan sekolah kembali normal dalam waktu dua hari, sehingga proses belajar mengajar bisa dilaksanakan kembali. Mengingat, para siswa akan segera menghadapi Ulangan Akhir Semester dan Ujian nasional.
Sementara itu, Kepala SD N 2 Kalisada Kecamatan Seririt Nyoman Sumetriawan mengaku telah melakukan koordinasi dengan Pihak Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng.
“Kami sudah usulkan agar pondasi bangunan ruang kelas ditinggikan supaya air tidak naik dan masuk ke dalam,” jelasnya.
Selain merendam SD Negeri 2 Kalisada, banjir juga merendam ratusan rumah di Desa Kalisada Kecamatan Seririt. Berdasarkan data menyebutkan, jumlah rumah milik warga yang terendam mencapai 150 unit.
Selain itu, banjir juga mengakibatkan kerusakan pada sektor pertanian dan Perkebunan. Perkebunan Buah Naga dan Pepaya Kalifornia, hingga Padi siap panen yang total luasnya mencapai 20 hektar mengalami kerusakan.
Selain itu banjir juga menghanyutkan mesin milik Petani, termasuk ternak berupa Sapi, bebek, dan babi. Total kerugian yang diakibatkan dari Banjir itu pun diperkirakan mencapai Ratusan Juta Rupiah.
Perbekel Desa Kalisada, Kecamatan Seririt I Nyoman Bagiarta menjelaskan, hujan deras sudah mulai turun pada Sabtu, 23 Maret 2019 sejak pukul 19.00 wita. karena sangat lebat dan dalam kurun waktu yang lama, drainase pun tidak mampu menampung debit air yang tinggi sehingga meluap. Selain itu, banjir juga berasal dari Tukad Saba yang diduga telah mengalami pendangkalan.
“Waktu kejadian warga memukul kulkul karena aliran banjir itu besar, sehingga warga berkumpul di salah satu tempat aman. Warga juga tidak sempat menyelamatkan perlengkapan rumah tangga dan setelah surut mulai kemarin warga bersih-bersih,” jelasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng Ida Bagus Suwadnyana mengatakan, cuaca buruk yang terjadi pada Sabtu, 23 Maret 2019 lalu mengakibatkan sederet bencana di lima Kecamatan di Buleleng.
Bencana itu, mulai dari pohon tumbang menimpa rumah penduduk, tanah longsor, dan banjir bandang. Saat ini, pihaknya bersama Instanasi terkait masih melakukan assessment dan membantu korban bencana dengan memberikan sembako, peralatan rumah tangga, dan gotong royong membersihkan lumpur atau pohon tumbang.
Terkait dengan total kerugian akibat bencana alam tersebut, Suwadnyana pun belum berani memastikan. Pasalnya, laporan kerusakan hingga kini masih terus masuk dan disampaikan oleh Kecamatan yang terdampak bencana.
“Karena laporan camat belum mendetail, dan masih terus masuk. Sehingga belum bisa kami pastikan berapa kerugiannya. Cuma sementara kami perkirakan Ratusan Juta Rupiah. Nanti untuk proses mendapatkan bantuan akan kami ajukan ke pemerintah provinsi Bali,” jelasnya. |RM|