Singaraja, koranbuleleng.com | Lima orang siswa mengikuti ujian nasional di SLB Negeri 1 Buleleng. Masa ujian nasional setingkat Sekolah Menengah Atas atau SMA ini akan berakhir Kamis 4 April 2019.
Lima orang peserta ujian nasional itu sesuai dengan jumlah siswa kelas tiga di sekolah tersebut.
Kepala Sekolah SLB 1 Buleleng, I Wayan Cirtha mengakui jumlah siswa di skeolahnya memang sangat sedikit setiap tahun. Tidak seperti sekolah pada umumnya. Mereka yang bersekolah di SLB 1 Buleleng merupakan siswa-siswa yang berkebutuhan khusus dari warga disablitas Tuna Wicara dan Tuna Rungu.
“Proses sekolah mereka sama seperti sekolah umumnya, menggunakan kurikulum yang sudah distandarkan oleh Pemerintah,” ujar Cirtha.
Termasuk soal-soal ujian nasional juga disesuaikan dengan kurikulumnya.
Sebelum ujian nasional, persiapan juga sudah dilakaukan dengan normal. Mereka digembleng untuk mempelajari bahan-bahan soal ujian agar bisa lulus dari sekolah.
Begitupun proses selama ujian berlangsung juga sama seperti sekolah pada umumnya, diawasi dengan ketat dan tidak diperbolehkan membawa peralatan selain alat tulis untuk ujian nasional.
Sementara itu, salah satu tokoh yang juga pemerhati kaum disabilitas di Bali, Nyoman Sarira mengapresiasi bahwa pemerintah telah memberikan ruang yang sama bagi siswa-siswa disabilitas untuk mengikuti ujian nasional.
“Kita melihat teman-teman Disabilitas sudah diberikan kesempatan yang sama untuk mengasah kemampuan intelektual dan mental. Mereka memang layak diperlalukan untuk itu,” kata Sarira.
Sarira yang juga Ketua National Paralympic Committee (NPC) Buleleng ini menyatakan pihaknya juga terus melakukan pembinaan terhadap sejumlah warga disabilitas agar mampu merengkuh prestasi baik dalam bidang akademis maupun bidang keolahragaan.
Di NPC, sudah ada sejumlah siswa-siswa disabilitas uyang mampu meraih prestasi nasional karena kerja kerasnya. |NP|
“Apalagi dengan ujian nasional ini, secara formal mereka akan mampu meraih cita-citanya ataupun mengejar impian karir secara formal,” katanya. |NP|
