Singaraja, koranbuleleng.com| Komang Era Ariawan, warga Banjar Dinas Lebah Mantung, Desa Pangkung Paruk, Kecamatan Seririt menghembuskan nafas terakhirnya di RSUD Buleleng Jumat, 3 Mei 2019. Remaja berusia 14 tahun ini meninggal dengan diagnosa suspect rabies.
Berdasarkan informasi dari RSUD Buleleng, Komang Era diterima pihak rumah sakit, Kamis, 2 Mei 2019 sekitar pukul 20.00 wita. Saat diterima, Tim Medis menyebut jika pasien menunjukkan gejala yang mirip penularan virus rabies. Sehingga, pasien pun langsung mendapatkan perawatan di ruang isolasi.
Direktur Utama (Dirut) RSUD Buleleng Gede Wiartana mengatakan, pasien sebenarnya rujukan dari RS Pratama Tangguwisia. Setelah diterima RSUD, pasien langsung ditempatkan di ruang isolasi.
Kesadaran pasien terus menurun, disertai dengan tubuh dalam kondisi panas, tidak bisa makan, serta tidak bisa minum. Pasien juga beberapa kali mengalami kejang, hingga kemudian dinyatakan meninggal dunia.
“Saat kami terima, kondisinya setengah sadar. Kami tetap berikan perawatan dengan melibatkan dokter spesialis syaraf dan dokter anak. Kami juga sempat berikan VAR (vaksin anti rabies, Red), karena ada riwayat gigitan anjing dua bulan lalu,” jelasnya.
Sementara itu Made Karmini ibu pasien terlihat sangat terpukul atas kepergian anaknya. Ia menuturkan jika setelah digigit anjing sekitar dua bulan lalu, putranya itu sempat dibawa ke mantri untuk mendapatkan suntikan. Hanya saja, karena tidak memiliki VAR, Mantri tersebut menyarankan agar dibawa ke Puskesmas.
“Besoknya pas mau ke puskesmas, anak saya tidak mau, katanya sudah tidak sakit. Habis itu tetap dia sekolah seperti biasa,” tuturnya.
Karena tidak pernah mendapat suntikan VAR, kondisi Komang Era semakin menurun sejak rabu, 1 Mei 2019. Badan anaknya dalam kondisi panas, hingga kemudian kakinya dingin dan tidak bisa digerakkan. Karena kondisi itu, keluarga membawanya ke Bidan Desa. Dari hasil pemeriksaan bidan mencurigai Era menderita cikunguya. Tak hanya ke bidan Desa, pihak keluarga juga sempat membawanya ke pengobatan alternative.
“Datang dari cari obat bali (pengobatan alternatif, Red) itu kondisinya bagus. Sempat minta sate kambing dan es campur. Saya akhirnya ke Seririt, beli sate kambing. Tapi pas di jalan katanya lagi kambuh, langsung diajak ke (rumah sakit) Pratama,” imbuh Karmini.
Saat di RS Pratama, korban masih sempat berkomunikasi dengan keluarga. Bahkan sempat mengeluh lapar karena belum makan dari pagi. Korban kemudian dirujuk ke RSUD Buleleng dan dinyatakan meninggal.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Gusti Nyoman Mahapramana mengatakan saat ini pihkanya masih melakukan pengamatan dilakukan. Termasuk menyusuri sejumlah warga yang kemungkinan digigit anjing.
“Tim kami sedang turun ke lapangan melakukan pengamatan bersama tim Provinisi. Tetapi sejauh ini stok VAR masih aman,” tegasnya. |RM|