Singaraja, koranbuleleng.com | Blues, adalah pondasi dari segala genre musik. Alunannya menghentak Pantai Penimbangan dengan gemerlap lampu dari kafe pantai di lokasi itu, Minggu 30 Juni 2019.
Malam itu, digelar even musik Road to Blues Festival Bali, sebuah ajang persiapan menyambut salah satu agenda Bali Blues Festival yang akan digelar di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Juli 2019 ini.
Namun, lebih dari itu, Road to Blues Festival di Penimbangan sebenarnya bukan hanya sekedar penyambutan ataupun promosi untuk even Bali Blues Festival, tetapi substansinya ada pertemuan antar musisi dan pecinta musik Blues di Buleleng. Ternyata, banyak yang menyuka musik ini.
Salah satu musisi Buleleng, Agus Djrerink, menyatakan Singaraja bisa saja menjadi sebuah magnet dunia permusikan di Bali, terutama Blues, karena selama ini lahir musisi-musis dengan kualitas bagus.
“Yang terpenting, even-even seperti ini terus terselenggara dan komunikasi antara musisi di Buleleng baik,maka saya yakin Singaraja bisa jadi magnet Blues di Bali,” ucap Djerink.
Djerink mengatakan selama ini, sudha mulai tumbuk dan berkembang jumlah musisi-musisi yang mengambil fokus dalam memainkan Blues di Buleleng. Bahkan beberapa diantaranya membentuk komunitas Blues yang setiap saat bisa melakukan pertemuan dalam even-even skala kecil.
Di sisi lain, salah satu musisi Buleleng, Gede Kurniawan menyebut dengan tegas bahwa Blues adalah pondasi dari segala genre musik. Blues bisa menjadi media diskusi untuk pengembangan kualitas para musisi di Bali.
“Blues sebagai dasar dari segala musik ini bisa memberikan materi bagus bagi musisi di Buleleng untuk terus berkarya.” kata Kurniawan.
Kurniawan juga punya harapan besar, singaraja menjadi salah satu pusat industry musik di Bali, termasuk magnet bagi dunia Blues.