Singaraja, koranbuleleng.com| Permainan Gangsing ini adalah salah satu bentuk permainan rakyat yang bersifat tradisional. Di Buleleng, permainan ini sangat terkenal menjadi sebuah permainan yang juga bisa dipertandingkan.
Maka dari itulah, Parade Gangsing menjadi salah satu kegiatan yang tidak pernah absen dalam kegiatan Twin lake Festival. Kegiatan ini terbilang menarik perhatian. Terbukti dengan meningkatnya jumlah peserta yang terlibat tahun ini, yakni Desa Pedawa dan Desa Kayuputih dari Kecamatan Banjar. Sehingga total Desa yang terlibat dalam parade megangsing di Pelataran Pura Gubug Tamblingan Kamis, 4 Juli 2019 berjumlah delapan Desa.
Permainan megangsingan ini memang tidak dimiliki semua Desa di Buleleng. Bisa dikatakan, hanya beberapa Desa saja yang memiliki permainan ini. Beberapa diiantaranya yang memainkan permainan tradisional ini adalah Desa Munduk, Desa Gobleg, Desa Gesing di Kecamatan Banjar, serta Desa Uma Jero dan Desa Bengkel di Kecamatan Busungbiu.
Lestarinya permainan megangsingan di Kabupaten Buleleng tidak terlepas dari peran serta dari masyarakat di Desa itu sendiri. Terlebih lagi memang sampai saat ini, ditengah gempuran berbagai jenis game modern melalui Android ataupun Smartphone, kecintaan masyarakat khususnya dari generasi muda terhadap permainan tradisional tidak memudar.
Salah satunya diakui oleh Camat Busungbiu I Gede Putra Aryana. Mantan Kabag Humas dan Perjalanan DPRD Buleleng ini juga merupakan putra asli dari Desa Bengkel yang saat ini masih melestarikan permainan megangsing. Selama ini tidak pernah ada kesulitan dalam proses regenerasi pemain gangsing. Karena memang, keinginan generasi muda untuk memainkan permainan ini masih tinggi.
“Regenerasi tidak akan pernah berhenti, karena memang sejak dini memang mereka sudah ada yang bermain. Awalnya mereka melihat, mulai berminat, dan barulah mencoba. Jadi itu tumbuh begitu saja karena naluri mereka tanpa ada paksaan,” ujarnya.
Walaupun demikian, tetap diperlukan adanya dukungan dari Pemerintah sebagai upaya untuk bisa melestarikan permainan megangsing ini.
“Twin lake Festival ini salah satunya. Mereka dilibatkan, mereka berlatih, dan otomatis pasti permainan ini akan terus ada,” Imbuhnya.
Semntara itu, Kepala Seksi Wisata Minat Khusus Dinas Pariwisata Buleleng Nengah Nadra mengatakan, dengan adanya peningkatan jumlah regu peserta tahun ini, hal tersebut menandakan bahwa permainan tradisional asli Buleleng itu sudah semakin dikenal masyarakat luas.
“Tujuan dari kegiatan ini (parade Gangsing) adalah untuk melestarikan seni budaya. Karena permainan Gangsing ini merupakan salah satu permainan tradisional asli Buleleng,” jelasnya.
Masih kata Nadra, Dinas Pariwisata sendiri terus berupaya mengembangkan dan mempromosikan permainan Gangsing ini. Upaya itu antara lain melalui parade atraksi Megangsingan yang rutin digelar dua tahun sekali, masing-masing dalam rangkaian kegiatan Twin Lake Festival dan Lovina Festival. |RM|