Singaraja, koranbuleleng.com| Memiliki paras yang cantik, karir sebagai pekerja kantoran atau berada di dalam ruangan ber-AC tentu menjadi idaman. Namun tidak demikian dengan Ida Ayu Putu Bintang Utari Pradnyani yang lebih memilih mengabdikan dirinya di Pemkab Buleleng sebagai personil Satuan Polisi Pamong Praja (Pol PP).
Dayu Bintang demikian perempuan cantik itu akrab disapa, sudah tercatat sebagai tenaga kontrak pada Satpol PP Buleleng sejak tahun 2017 lalu. Menjadi pasukan penegak dan pengawal Peraturan Daerah (Perda) memang sudah menjadi pilihannya, tanpa perlu khawatir kulit putih mulusnya harus terpapar matahari saat melaksanakan tugas.
Sejak tamat bangku pendidikan di SMK Negeri 1 Singaraja tahun 2016 lalu, Dayu Bintang sebenarnya pernah bekerja menjadi Akunting di sebuah Perusahaan Baja Ringan di Singaraja yang memiliki kantor Pusat di Jakarta. Namun pilihannya kemudian berubah ketika melihat seorang teman perempuannya yang sudah lebih dulu menjadi personil Satpol PP Buleleng. Ia pun kemudian memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan nyamannya diatas meja dan bergabung menjadi sebagai Polisi Pamong Praja.
“Saya melihat Satpol PP itu pekerjaan yang berwibawa, karena memiliki tugas untuk menegakkan dan mengawal Perda,” tuturnya.
Tidak ada pekerjaan yang tidak beresiko, sebuah prinsip yang selalu menjadi pegangan hidupnya dalam setiap mengambil keputusan untuk mencari pekerjaan, termasuk keputusannya menjadi Satpol PP. Ia pun merasa beruntung karena disetiap pilihannya, selalu mendapatkan dukungan dari kedua orang tuanya Ida Bagus Kade Bukit Kemenuh dan Ida Ayu Putu Yoni Hari.
Sejak bergabung di tahun 2017, Perempuan kelahiran Singaraja, 20 Agustus 1998 ini kemudian ditempatkan sebagai Petugas Patroli Kancil Putri. Tugasnya adalah sebagai garda terdepan atau ujung tombak untuk memberikan pembinaan. Setiap harinya, anak pertama dari empat bersaudara ini melaksanakan patrol rutin bersama rekannya. Ketika melihat terjadinya sebuah pelanggaran Ia kemudian menepi dan membina.
Sebagai seorang perempuan, rasa khawatir memang terkadang pernah terbesit dalam benaknya terutama ketika melakukan pembinaan. Terutama saat membina mereka yang sudah sering kali melakukan pelanggaran.
“Sesuai dengan intruksi Pimpinan, kami memberikan pelayanan secara humanis. Mengedepankan pembinaan dalam setiap pelanggaran yang terjadi, sebelum akhirnya dilakukan penindakan,” jelasnya.
Kini, Ia telah mengabdikan dirinya kepada Pemerintah Kabupaten Buleleng selama dua tahun. Tentunya sudah banyak suka duka yang dirasakan kala menjalankan tugas. Namun sekali lagi Ia merasa yakin karena ini adalah pilihannya, untuk tetap dan terus memberikan pengabdian.
“Kalau suka sudah pasti karena ini pilihan saya, kalau dukanya mungkin saat kita bekerja memang tidak mengenal waktu, terutama saat ada even-even khusus khususnya yang berlangsung hingga malam hari,” ucapnya.
Walaupun demikian, Dayu Bintang tidak pernah menghilangkan kecintaannya kepada Satpol PP. karena baginya Satpol PP adalah sebuah pekerjaan yang memiliki rasa kebanggaan dan jiwa korsa yang kuat terhadap satuan.
Karena menurutnya, dengan adanya rasa kebanggaan terhadap satuan akan menimbulkan rasa mencintai satuan yang pada akhirnya dapat menumbuhkan sikap dan penghargaan yang tinggi sehingga nama baik lembaga dan satuan tidak akan dengan mudah dipertaruhkan pada hal-hal yang tidak baik.
“Sampai kapanpun, saya tetap bangga dan cinta dengan Satuan saya,” tegasnya. |Rika Mahardika|