Singaraja, koranbuleleng.com | Sebanyak 30 Badan Usaha Milik
Desa (Bumdes) di Buleleng menerima bantuan dana dari Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT). Masing-masing Bumdes tersebut menerima bantuan
modal sebesar 100 juta rupiah.
30 Bumdes tersebut berasal dari 3
kecamatan, yaitu Kecamatan Gerokgak sebanyak 10 Bumdes, Kecamatan Sukasada sebanyak
10 Bumdes, dan Kecamatan Buleleng sebanyak 10 Bumdes.
Selain memberikan bantuan masing-masing 100 juta rupiah
kepada 30 Bumdes, Kemendes PDTT juga memberikan bantuan modal masing-masing
sebesar 1 Miliyar rupiah kepada Bumdes
Desa Pancasari, Desa Panji, dan Desa Baktiseraga.
Penyerahan bantuan modal usaha untuk Bumdes tersebut dilakukan secara simbolis
di salah satu hotel di kawasan Nusa Dua, Badung, Rabu 21 Agustus 2019. Bantuan
diserahkan langsung oleh Menteri Desa PDTT Eko Putro Sandjojo, yang diterima
oleh Perbekel dan pengurus Bumdes.
Adapun bantuan modal sebesar 100 juta, akan digunakan secara khusus untuk
pengembangan unit usaha air minum dalam kemasan oleh Bumdes. Pengelolaan modal
tersebut dituangkan dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Pengembangan
Usaha Pengolahan Air Minum Dalam Kemasan, yang ditandatangani oleh Wakil Bupati
Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra dan Dirjen Pembangunan dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa (PPMD) Kemendes PDTT Taufik Madjid.
Sedangkan bantuan modal 1 Miliyar untuk 3 Bumdes digunakan sebagai tambahan
modal usaha, dan untuk pengadaan sarana dan prasarana pendukung unit usaha
Bumdes yang sudah ada.
Dalam laporannya, Taufik Madjid menyebutkan, tujuan pemberian bantuan
modal tersebut salah satunya adalah untuk memperluas unit usaha Bumdes. Taufik
juga mengatakan, Bumdes memerlukan pendampingan dan konsultan dalam upaya
mengembangkan unit usaha yang dimiliki.
Oleh sebab itu, lanjut Taufik, Kemendes sendiri telah
melakukan kerja sama dengan pihak ketiga dalam wujud konsorsium guna memberikan
pendampingan bagi Bumdes penerima bantuan.
Untuk mendukung unit usaha pengolahan air minum dimaksud, Kemendes PDTT bersama
pihak konsorsium juga akan membangun 3 unit mini factory air kemasan
masing-masing berlokasi di Kec.Buleleng, Kec.Sukasada, dan Kec. Gerokgak. Mini
factory tersebut nantinya akan dikelola secara bersama-sama oleh beberapa
Bumdes di wilayah itu.
“Sehingga dengan demikian Bumdes yang menerima bantuan ini bisa secera
efektif memanfaatkan bantuan yang diterima untuk meningkatkan pendapatan
Bumdesnya,” kata Taufik.
Sementara itu, Menteri Desa PDTT Eko Putro Sandjojo dalam sambutannya
menyampaikan, Bumdes di Buleleng harus mampu berinovasi dalam mengembangkan
unit usaha. Dirinya memberikan contoh beberapa Bumdes di Indonesia yang telah
berhasil melakukan ekstensifikasi usaha, sehingga Bumdes tersebut mampu
meningkatkan pendapatan hingga milyaran rupiah per tahun.
“Kalau di daerah lain bisa, saya yakin di Buleleng juga pasti bisa. Karena
di Bali dan Buleleng khusunya kan sudah memiliki potensi. Itu tinggal digarap
dengan baik saja,” ungkap Menteri Eko.
Menteri Eko juga menyinggung Dana Desa yang diberikan kepada masing-masing desa
yang terus bertambah setiap tahunnya. Kata dia, setelah hampir lima tahun
berfokus pada pengembangan infrastruktur perdesaan, tahun-tahun berikutnya Dana
Desa akan lebih banyak digunakan untuk pemberdayaan ekonomi desa, salah satunya
pengembangan unit usaha Bumdes.
“Tahun depan, Pak Jokowi berencana menyalurkan Dana Desa sekitar 500
triliun lebih,” kata Menteri Eko.
Pada sisi lain, Wabup Sutjidra merasa bersyukur beberapa Bumdes di Buleleng
digelontor bantuan modal usaha yang cukup besar. Hal itu menurutnya berpotensi
meningkatkan pendapatan Bumdes nantinya.
Oleh sebab itu, dirinya berharap agar bantuan dana yang diberikan tersebut bisa
dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pengurus Bumdes.
“Mendapatkan bantuan langsung dari pemerintah pusat ini kan bukan sesuatu
yang mudah. Oleh sebab itu, bantuan modal ini harus dimanfaatkan secara efektif
sehingga memberikan hasil yang maksimal nantinya,” pinta Sutjidra. |R/NP|