Singaraja, koranbuleleng.com | Ditengah hiruk pikuk demonstrasi atas nama demokrasi di sejumlah daerah, Hakim Mahkamah Konstitusi Dewa Gede Palguna menegaskan esensi sebuah demokrasi. Bahwa demokrasi itu tidak akan pernah menjamin sebuah kesejahteraan, namun demokrasi memberikan sebuah kesetaraan.
Bahkan, Dewa Gede Palguna menyatakan di era demokrasi, seorang penjahat bisa menjadi pemimpin bagi sebuah kaum atas dasar pemilihan secara demokratis. Dari kondisi itu, Demokrasi sebenarnya mengajarkan sebuah tanggungjawab dari pilihan kita sendiri.
“Jadi, ketika kita memilih seseorang untuk menjadi kaum dan mengkritiknya, sebenarnya kritik itu juga kritik tertuju bagi kita sendiri,” katanya. Begitulah sehingga di alam demokrasi disebut, Suara rakyat adalah suara Tuhan, tarena dalam sebuah tata pemerintahan yang demokrasi, menjadikan seorang pemimpin atas kehendak rakyat.
Palguna, yang juga akademisi Universitas Udayana ini menyampaikan kelebihan dan kelemahan demokrasi itu dalam sebuah seminar nasional “Membangun Demokrasi Melalui Pemilu Berkualitas” yang digelar oleh Fakultas hukum dan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Ganesha Sabtu 5 Oktober 2019.
Seminar kali ini menghadirkan tiga narasumber yaitu Hakim Mahkamah Konstitusi Dr. I Dewa Gede Palguna, SH. M.Hum, anggota DPR RI Dr. Made Mangku Pastika, M.M dan Wakil Rektor II Undiksha Prof. Dr. I Wayan Lasmawan. M.Pd.
Palguna menyatakan perkembangan demokrasi di Indonesia secara substansial tidak banyak mengalami kemajuan yang pesat tapi dari segi cara orang berdemokrasi sudah menunjukkan perkembangan yang cukup posisitif dalam berdemokrasi.
Masyarakat sekarang masih berfikir dan lebih memperlakukan demokrasi hanya semata-mata bagian dari sistem politik saja.
Palguna menegaskan bahwa kalau ingin demokrasi yang baik maka partai politik sebaga unsur utama harus melakukan tugasnya dengan baik.
“Jika mau demokrasi yang kuat, salah satu syaratnya adalah partai politik selaku pelaku utama dalam sistem demokrasi harus melakukan fungsinya dengan baikyakni melakukan rekrutmen politik yang berkualitas” ujarnya
Palguna juga berharap perguruan tinggi mampu berkontribusi dalam demokrasi, karena perguruan tinggi merupakan tempat orang-orang terdidik dan memiliki kemampuan untuk memimpin, sehinga diharapkan mampu mengembangkan demokrasi itu sendiri.
“Salah satu penyebeb kerusakan demokrasi kita adalah karena orang-orang baik tidak mau terjun ke dunia politik, inilah yang harus menjadi dorongan dari perguruan tinggi untuk bisa terlibat pada praktek politik itu,” imbuhnya.
Sementara itu, Mantan Gubernur Bali, Made Mangku Pastika mengatakan demokrasi bukan hanya sekedar rutinitas pemilu saja dan Pemilu juga bukan titik sentral dalam proses demokrasi.
“Inti dari sebuah demokrasi ada keterbukaan,” kata Pastika yangkini sudah menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Periode 2019 – 2024.
Menurutnya, tidak mudah membangun sebuahdemokrasi yang ideal, karena prosesny amembutuhkan pondasi yang sangat kuat dan mendasar.
Pastika yang juga anggota DPD RI juga berharap perguruan tinggi untuk bergerak dan bersuara dalam membangun demokrasi.
Disisi lain, Wakil Rektor II Undiksha, Prof. Dr. I Wayan Lasmawan, M.Pd menyampaikan bahwa demokrasi di Indonesia sudah berjalan sebagai mana mestinya. Hanya saja persoalanya konsolidasi demokrasi yang telah terbangun selama ini belum mampu menyentuh ke arah makna demokrasi yang sebenarnya.
“Pemilu yang sekarang baru sebatas memainkan peran dalam praktek saja bukan demorasi yang sebenarnya.” ucapnya.
Lasmawan juga mengatakan era digital menjadi tantangan tersendiri sebuah proses demokrasi. Karena kalau kita tidak mampu mengendalikan dunia digital, maka akan runtuhlah demokrasi di Negara ini.
Lasmawan berharap para generasi muda dan para pelaku demokrasi untuk memegang peran dalam rangka pembangunan demokrasi di era digital seperti sekarang ini.
“Para generasi muda harus mampu mengelola dan mengendalikan dunia di era digitalisasi untuk kepentingan pembangunan demokrasi, karena ditangan generasi muda demokrasi akan terbangun sebagaimana dicita-citakan oleh Negara,” terang Lasmawan
Sementara Dekan Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial Prof. Dr. Sukadi. Mpd. M.Ed. saat membuka seminar nasional ini menyampaikan pentingnya pemahaman berdemokrasi, karena pemahaman yang baik akan menghasilkan demokrasi yang baik pula.
Selain itu Sukadi juga menyampaikan semua masyarakat untuk berpastisipasi dalam pemilu. Karena demokrasi yang baik akan menciptakan wakil rakyat yang berkualitas nantinya. “Masyarakat harus menggunakan hati nurani untuk menentukan pilihan dalam pemilu” ujarnya. |ET|