Denpasar, koranbuleleng.com | Bali akan membangun dermaga cruise Benoa. Gubernur Bali, Wayan koster meminta agar arsitektur dermaga harus ikonik agar menjadi ikon dunia. Untuk itu, persiapannya harus sangat matang sehingga dermaga cruise Benoa ini juga mencerminkan teras budaya Bali.
Koster menyatakan pembangunan Dermaga
Cruise Benoa sudah seharusnya mengedepankan arsitektur dan sarat akan filosofi
Bali. Karena seperti diketahui Bali memiliki banyak kearifan lokal, baik seni
dan budaya yang sudah dilaksanakan secara turun-temurun berdasarkan
sastra-sastra kuno berupa lontar yang sudah terbukti bahkan menjadi referensi
membangun bagi masyarakat Bali.
Penegasan tersebut disampaikan Gubernur Wayan Koster saat memimpin rapat
bersama PT. Pelindo III dan Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait
dilingkungan Pemprov Bali perihal Rancangan Pembangunan Dermaga Cruise Benoa di
Rumah Jabatan Jayasabha, Denpasar, Kamis 19 Desember 2019.
“Sesuai yang dipaparkan tadi, rancangan pembangunan Dermaga Benoa memang
sudah sepatutnya mengedepankan bangunan berkarakter Bali, jaga keartistikannya
agar menggambarkan seni budaya Bali. Banyak filosofi dari lontar-lontar yang
bisa dijadikan referensi guna mendukung pembangunannya,” ungkap Gubernur
Koster.
Lebih jauh, Gubernur Koster menegaskan agar desain Pelabuhan Benoa dirancang
dengan konsep yang memikirkan jauh ke depan, sehingga Dermaga Benoa nantinya
bisa menjadi salah satu ikon yang terkemuka tak hanya di Bali, bahkan di
Indonesia serta dunia. “Masterplannya jangan setengah-setengah, harus
menjadi ikonik, Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kota Denpasar mendukung
sepenuhnya. Jadi harus benar-benar dirancang secara matang,” pinta
Gubernur yang sebelumnya menjabat anggota DPR RI ini.
Seperti disampaikan pihak desainer Dermaga Cruise Benoa Pelindo III bahwa
pembangunannya mengedepankan konsep spiritual, filosofis, etika dan sejarah.
Banyak konsep filosofis yang diterapkan diseluruh area dermaga, di antaranya
filosofis pengurip stana Dewa Wisnu, Dewa Brahma, Dewa Baruna, Lingga Yoni,
Asta Dala dan sebagainya, yang tidak hanya pada bangunan, tetapi juga warna
tanaman yang disesuaikan arah mata angin sesuai kepercayaan Hindu.
Jenis tanaman yang akan menghiasi rancangan Hutan Kota di area dermaga, di
antaranya tanaman pelindung, yakni bakau, tanaman upacara seperti kelapa,
tanaman keindahan yakni berbagai jenis bunga, tanaman buah di antaranya Sawo
Kecik, dan berbagai tanaman hias yang akan menyejukan mata sebelum memasuki
area pengunjung.
Arsitektur khas Bali akan menghiasi area Dumping I dan II, baru memasuki kedua
area tersebut pengunjung akan disuguhi pemandangan kokohnya bangunan Candi
Bentar yang sangat megah. Candi Bentar area Dumping I akan dibangun sesuai ciri
khas style Bebadungan dengan mengambil referensi Candi Bentar Puri Kesiman, dan
area dumping II mengambil style Karangasem dengan referensi di Pura Sakenan.
Dari keseluruhan bangunan, yang paling menonjol dan diharapkan menjadi ikon
Dermaga Benoa yakni pembangunan patung ikon Baruna Kencana yang mengambil
filosofi Dewa Baruna sebagai berkah kesejahteraan, yang sedang duduk di atas
Gajah Mina. Patung inilah yang digadang-gadang bisa menjadi ikon baru bagi Bali
ke depan. |R|