Singaraja, koranbuleleng.com| Solusi untuk meminimalisir penyakit demam berdarah adalah pemberantasan sarang nyamuk (PSN) bukan fogging atau pengasapan. Pemberantasan sarang nyamuk itu mislanya pemeliharaan lingkungan sekitar agar tetap terlihat bersih, sistem sanitasi air dipastikan mengalir dan tidak tersumbat oleh sampah. Menguras dan menutup bak penampungan air. Upaya pemberantasan sarang nyamuk ini bukan hanya tangungjawab pemerintah, tetapi justru juga menjadi tanggungjawab masyarakat.
Wakil Bupati Buleleng dr I Nyoman Sutjidra menyebut jika fogging atau pengasapan bukanlah solusi permanen pencegahan demam berdarah. Menurutnya, fogging yang dilakukan secara masal justru membahayakan, karena akan membuat spesies nyamuk jadi lebih kebal terhadap disinfektan. Selain itu, pengasapan juga kurang efektif membunuh jentik karena demam berdarah justru bersumber dari jentik nyamuk.
Saat ini, adalah musim yang sangat retan terhadap kasus demam berdarah. Kasus Demam Berdarah di Kabupaten Buleleng mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2019. Berdasarkan data dari RSUD Kabupaten Buleleng, untuk tahun 2018 lalu, ada 113 kasus orang yang dirawat lantaran terserang penyakit demam berdarah, tiga orang diiantaranya meninggal dunia.
Sementara ditahun 2019 jumlah kasusnya mengalami peningkatan tajam. Tercatat ada 487 orang yang dirawat karena demam berdarah, dimana satu orang diantaranya meninggal dunia. Kemudian, kasus demam berdarah yang mengakibatkan meninggal dunia muncul lagi di Desa Ambengan, Kecamatan Sukasada. Itu baru data dari rumah sakit milik pemerintah.
Dari peningkatan jumlah kasus itu, Nyoman Sutjidra mengaku telah menginstruksikan seluruh staf di puskesmas, untuk melakukan upaya pencegahan. Petugas surveillance juga dihimbau meningkatan pengawasan terhadap lokasi-lokasi yang rentan menjadi sarang nyamuk.
Ia juga mengajak masyarakat untuk ikut berperan dalam mencegah terjadinya demam berdarah. Salah satunya dengan menjaga kebersihan lingkungan, terutama untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Upaya ini disebut lebih efektif untuk mencegah daripada melakukan fogging atau pengasapan.
“Dengan kondisi peralihan musim begini, trendnya pasti meningkat. Kami sudah himbau agar dilakukan PSN. Masyarakat juga harus lakukan PSN mandiri. Perhatikan halaman dan areal rumah yang tergenang air,” katanya.
Sutjira tidak menampik jika permintaan melakukan fogging meningkat, seiring dengan tumbuhnya kasus demam berdarah di Buleleng. Namun pemerintah tidak bisa memenuhi seluruh permintaan tersebut. Upaya pengasapan hanya dilakukan secara selektif, apabila benar-benar ditemukan kasus positif demam berdarah.
“Ini yang harus diperhatikan. Nyamuk aedes itu sukanya bersarang di air bersih yang tergenang. Pencegahan yang paling spesifik dan efektif itu PSN. Ini tidak bisa dibebankan pada pemerintah saja. Masyarakat juga harus berpartisipasi,” tegasnya. |RM|
