Singaraja, koranbuleleng.com | Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana melantik Sekretaris Daerah (Sekda) yang baru, Gede Suyasa menggantikan pejabat lama, Dewa Ketut Puspaka yang sudah memasuki masa purna tugas.
Pemandangan haru terlihat usai pelantikan, ketika Gede Suyasa menyambangi Dewa Ketut Puspaka dan memeluknya. Pelukan itupun terlihat cukup lama, lalu semua yang hadir kala pelantikan itu memberikan tepuk tangan. Setelah itu, Suyasa memberikan cinderamata kepada Dewa Ketut Puspaka.
Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana dan Wakil Bupati Buleleng, dr. Nyoman Sutjidra Sp.OG bersama Forum Pimpinan Daerah juga memberikan cinderamata kepada Dewa Ketut Puspaka. Upacara pelantikan Sekda Buleleng dilaksanakan di lobi Kantor Bupati Buleleng, Senin 2 Maret 2020. Gede Suyasa ditetapkan sebagai Sekda Buleleng sesuai Surat Keputusan Bupati Buleleng Nomor 821.2/1084/BKPSDM tertanggal 2 Maret 2020.
Suyasa menggantikan Dewa Ketut Puspaka, yang menjalani purna tugas per 1 maret 2020. Puspaka sendiri menjabat Sekda Buleleng sejak tahun 2011, kala itu menggantikan Gelgel Ariadi.
Sementara Gede Suyasa adalah pejabat karir yang sudah malang melintang dalam dunia birokrasi. Dia mendahului karirnya sebagai guru, lalu sempat bertugas di Dinas Pendidikan kabupaten Buleleng.
Dia juga pernah menjabat sebagai Kabag Humas Setda Pemkab Buleleng, Kadis Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Kepala Bappeda Buleleng, Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Buleleng. Sebelum dilantik sebagai Sekda Kabupaten Buleleng, Suyasa menempati kursi jabatan asisten bidang Administrasi umum Setda Kabupaten Buleleng.
Ada beberapa yang harus jadi perhatian Gede Suyasa setelah dilantik menjadi Sekda Buleleng. Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana dalam pidatonya mengingatkan agar Suyasa segera melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah terkait dengan beberapa anggaran APBD yang berpotensi terkoreksi. Diperkirakan, kata Bupati, sekitar 70 milir anggaran di APBD Buleleng bisa terkoreksi.
Beberapa isu yang mempengaruhi itu, semisal kebijakan dari Pemkab Badung untuk menghentikan pemberian bantuan PHR selama enam bulan kedepan. Jika kebijakan itu diterapkan, maka akan ada anggaran yang harus dirasionalisasi.
“Biaya perjalanan, dan beberapa anggaran lain akan terkena rasionalisasi,” tegas Bupati kepada awak media usai melantik Sekda Buleleng yang baru.
Isu lainnya yang juga bisa mempengaruhi kebijakan anggaran di Pemkab Buleleng, yakni anjloknya pariwisata Bali yang berdampak pada kelesuan ekonomi.
Tentang pelantikan, Agus Suradnyana menjelaskan pelantikan ini dilakukan sebagai tindak lanjut hasil seleksi dan penilaian yang dilakukan oleh Panitia Seleksi (Pansel) beberapa waktu yang lalu.
Gede Suyasa dipilih dan dilantik karena Gede Suyasa menempati posisi teratas dalam seleksi tersebut dan mengalahkan kandidat lainnya.
“Tentunya sebagai kepala daerah, saya memiliki kewajiban untuk melantiknya sebagai Sekda karena memang Gede Suyasa menempati posisi teratas dan mendapatkan rekomendasi dari Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN),” jelasnya.
Menurutnya, Sekda adalah pejabat yang harus mampu menterjemahkan kebijakan-kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, kinerja dan inovasi harus dikedepankan dalam membangun Kabupaten Buleleng ini.
“Saya sebagai kepala daerah akan terus menjaga dan mengevaluasi kinerja bersama antara saya dengan Pak Sekda yang baru sehingga capaian-capaian kinerja bisa terukur dan bisa dikerjakan seluruh SKPD. Kepemimpinan juga harus dimiliki selain kapabilitas dalam bekerja,” ujar Agus Suradnyana.
Sementara itu, Gede Suyasa mengungkapkan menerima masukan dan penugasan dari Bupati Buleleng untuk menghadapi beberapa isu yang tengah terjadi.
“Apalagi pak Bupati juga sudah menegaskan tidak ada visi Sekda. Yang ada adalah daerah mempunya visi dan misi yang tertuang dalam RPJMD. Tugas saya adalah membantu bagaimana target visi-misi itu tercapai,” ungkapnya.
Untuk menjabarkan RPJMD tersebut, dalam waktu dekat, pejabat asal Tejakula ini akan mengkoordinasikan beberapa pimpinan SKPD untuk menghadapi situasi-situasi yang fenomenal di beberap bulan ini.
Situasi yang nyata terjadi adalah penurunan pariwisata akibat adanya virus corona. Tentunya ini akan berakibat pada pendapatan daerah. “Koordinasi secepatnya akan saya lakukan untuk menjawab permasalah-permasalahan publik yang ada,” ucap Gede Suyasa. |tim|