Sambut New Normal Dengan Tanam Terumbu Karang

Singaraja, koranbuleleng.com | Para penyelam, pemerhati lingkungan dan  nelayan di wilayah kawasan wisata Lovina dan Desa Kaliasem melakukan penyelaman untuk menanam bibit terumbu karang menyongsong era new normal, Sabtu 11 Juli 2020.  Mereka berkumpul di Spice Dive Club, Lovina lengkap dengan seluruh peralatan selam dan media transplantasi atau pencangkokan terumbu karang. Terumbu karang ini akan ditanam di kedalaman 5 hingga 7 meter.

Salah satu pemerhati lingkungan, Kadek Pendi Wirawan Pemerhati Lingkungan mengatakan kerusakan terumbu karang di laut Lovina hingga 30 sampai 40 persen saat ini. 

- Advertisement -

Kerusakan terumbu karang disebabkan pembuangan sampah plastik, penggunaan potas saat memancing dan aktivitas manusia di laut lainnya. Penyebab lain, karena faktor alam seperti gelombang atau arus laut. 

“Kondisi terumbu karang mengalami kerusakan sejak tahun 2016 lalu. Setelah beberapa kali melakukan penyelaman dengan sejumlah peneliti dan pemerhati lingkungan,” ungkapnya.

Melihat kondisi seperti itu dia dan sejumlah pemerhati lingkungan sejatinya sudah mulai melakukan rehabilitasi terumbu karang di lovina sejak tahun 2019 lalu. Hingga hari ini upaya penyelamatan terumbu karang Lovina terus berlanjut dengan dukungan dari berbagai pihak ditengah pandemi COVID 19. 

“Sebelumnya tiga bulan yang lalu kami juga telah mentranspalansi terumbu karang dengan memasang sekitar 30 buah kaki spider berbentuk seperti kerangka laba-laba dengan ukuran 10×5 meter sebagai media,” ungkap pria yang akrab disapa Pendi  usai melakukan penyelaman. 

- Advertisement -

Metode yang dilakukan adalah dengan cara transplantasi  untuk penanaman terumbu karang di Pantai Lovina. Pihaknya juga mencoba dengan metode stick dengan bibit karang langsung ditempel pada dan ditancapkan kedalam pasir.

Total ada sekitar 200 bibit karang yang sudah ditanam di laut lovina dengan luas areal konservasi sekitar 5 are.  

Pendi Wirawan menambahkan, kondisi terumbu karang di laut Lovina setelah dilakukan pemulihan meningkat sekitar 10-15 persen, namun masih kategori rendah. Peningkatan ini akibat kondisi laut lovina yang mulai bersih dari sampah juga karena aktivitas di laut Lovina yang terhenti karena dampak pandemi COVID 19. 

Selain itu mulai adanya kesadaran masyarakat untuk tidak melakukan penangkapan ikan di kawasan konservasi.  

“Kami juga saat ini lakukan fokus pemulihan terumbun karang pada kawasan sensitif area. Yakni kawasan yang biasanya dimanfaatkan oleh wisatawan untuk diving dan snorkeling,” katanya

Sementara itu , owner Spice Beach Club Lovina Nyoman Arya Astawa mengatakan, aksi  rehabilitasi terumbu karang adalah salah cara dari pelaku pariwisata, nelayan dan pemerhati lingkungan menyambut new normal. 

Dia mengaku adanya perbaikan terumbu karang dengan melakukan konservasi di kawasan lovina akan menjadi tujuan wisata alternative di masa depan.   Selama ini, Lovina masih mengandalkan wisata dolphin. Tapi kedepan diharapkan bisa menikmati keindahan terumbu karang Lovina. 

“Upaya konservasi yang dilakukan oleh pelaku wisata, para penyelam di Lovina, nelayan desa dan Polsek Banjar ini sudah sangat luar biasanya. Mudah-mudahan ini juga akan meningkat potensi wisata di Lovina. Sehingga memberikan dampak postif ditengah pandemi COVID 19,” pungkasnya. |ET|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts